Monitoring sumber panas bumi perlu dilakukan untuk memaksimalkan kegiatan eksplorasi dan pemanfaatan sumber energi, dengan melihat adanya aktivitas yang terjadi dibawah permukaan yaitu gempa mikro. Uji lokasi pada penelitian ini menggunakan metode Double Difference yang terdiri dari 2 tahap yaitu clustering dan relokasi, hasil relokasi hiposenter gempa mikro pada lapangan panas bumi “X” menunjukkan bahwa clustering terbagi menjadi 1 kelompok dengan jumlah event 260 data. Secara kuantitatif hasil dari proses relokasi hiposenter dengan metode Double Difference menghasilkan nilai eror yang jauh lebih kecil dibandingkan metode yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu Geiger Adaptive Damping. Metode Double Difference memiliki rata-rata nilai RMS eror sebesar 0.078 sedangkan, metode Geiger Adaptive Damping menghasilkan rata-rata nilai RMS eror sebesar 0.29. Secara kualitatif, hasil relokasi hiposenter terletak tepat dibawah jalur sumur pada daerah penelitian, dapat dibuktikan dengan hasil layout antara titik relokasi hiposenter dengan penampang 2D lintasan pengukuran metode Magnetotellurik pada daerah penelitian. Lintasan C,D dan E menujukkan hasil hiposenter berada pada sumur PPL-04ST, PPL-04AST, PPL-07, PPL-06, PPL-02AST, dan PPL02ST. Adanya titik relokasi hiposenter yang berada tepat dibawah jalur sumur produksi mengindikasikan adanya aktvitas pada zona tersebut seperti aliran-aliran fluida yang mengalir pada reservoir panas bumi. Maka dapat disimpulkan bahwa event gempa mikro yang terjadi merupakan akibat aktivitas-aktivitas produksi yang terjadi didalam sistem geothermal.