Mariana Susanti
Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Daya Guna Media Audio Pendidikan Digital Melalui Situs Web Mariana Susanti
IPTEK-KOM : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komunikasi Vol 19, No 1 (2017): JURNAL IPTEK-KOM (JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI)
Publisher : BPSDMP KOMNFO Yogyakarta, Kementerian Komunikasi dan Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33164/iptekkom.19.1.2017.63-80

Abstract

Dunia daring (dalam jaringan), dalam dunia pendidikan, begitu cepat telah menjadi sumber informasi utama bagi guru/tenaga pendidik dan peserta didik. Salah satu situs web yang dapat menjadi rujukan sumber belajar adalah radioedukasi.kemdikbud.go.id yang dikembangkan oleh Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan (BPMRPK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penelitian ini disusun untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan penggunaan media audio pendidikan digital melalui situs web BPMRPK menurut pandangan guru/tenaga pendidik PAUD. Penelitian dilakukan selama satu bulan, yaitu tanggal 18 Juli s.d. 17 Agustus 2016 dengan instrumen kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya guna media audio pendidikan digital oleh guru/tenaga pendidik PAUD melalui situs web BPMRPK tergolong baik untuk komponen kemampuan dipelajari, efisiensi, dan kepuasan. Dua komponen yang lain, yaitu kemudahan diingat dan errors dinilai buruk oleh pengguna. Tiga (3) hal yang perlu dibahas sehubungan dengan temuan tersebut antara lain: (1) bimbingan teknis pemanfaatan kepada calon pengguna; (2) akses internet di DIY; dan (3) potret imigran digital.
Analisis Kebutuhan Model Media Audio Cerita Wayang Bagi Remaja Mariana Susanti; Sri Wahyuni
Jurnal Pekommas Vol 2, No 1 (2017): April 2017
Publisher : BBPSDMP KOMINFO MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30818/jpkm.2017.2020104

Abstract

Puppet was the cultural heritage of Indonesia and a world heritage whose many advantages and some disadvantages. Indonesian youth was considered away from the puppet. Unit of Educational and Culture of Radio Media Development addressed this phenomenon by conducting a needs analysis of puppet stories as audio media character education for the younger generation, in particular adolescent ages 12-18 years. The analysis was conducted to uncover the adolescent perception about the puppet and how their need about the puppet which was broadcasted through the radio. This study used the survey method and involved radio stations in Middle Java and Eastern Java, which had been partnered with BPMRPK and had founded school and student community. The results showed that teens are considered the main attractive of the puppet performances was at the story. Teens considered puppet stories would be interesting if the radio broadcast program was made by adjusting the present context. Most teens need a puppet story radio broadcast in the form of a recording, duration of 30 minutes, and aired every day.Wayang merupakan warisan budaya Nusantara sekaligus warisan budaya dunia yang memiliki banyak kelebihan dan kekurangan. Sekarang ini generasi muda Indonesia dianggap tidak lagi memerhatikan keberadaan wayang. Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan (BPMRPK) menyikapi fenomena ini dengan melakukan analisis kebutuhan tentang cerita wayang sebagai media audio pendidikan karakter bagi generasi muda, khususnya remaja usia 12-18 tahun. Analisis dilakukan untuk mengungkap pandangan remaja tentang kesenian wayang dan bagaimana kebutuhan remaja tentang kesenian wayang yang disiarkan melalui media radio. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan melibatkan stasiun radio mitra di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang memiliki sekolah binaan atau komunitas pelajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja menganggap daya tarik utama pertunjukan wayang adalah pada cerita. Remaja menganggap cerita wayang akan menarik bila dijadikan program siaran radio dengan menyesuaikan konteks masa kini. Sebagian remaja membutuhkan siaran radio cerita wayang dalam bentuk rekaman yang berdurasi 30 menit dan disiarkan setiap hari. 
The Role of The Listener and Government Institutions in Educational Radio Broadcasts (Peran Serta Pendengar dan Lembaga Pemerintah dalam Siaran Radio Pendidikan) nfn Innayah; Mariana Susanti
Jurnal Pekommas Vol 1, No 1 (2016): April 2016
Publisher : BBPSDMP KOMINFO MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30818/jpkm.2016.2010103

Abstract

The participation of the partner radio stations based on previous studiy still are nonparticipation, it means that the radio station just do what is stated in the agreement to broadcast educational content BPMRPK development results on the schedule that was agreed upon. The lack of radio station partners in partnership with educational institutions is also one of the causes of low participation. This study is a continuation of previous research which aims to describe the role as well as listener and Government agencies in educational radio broadcasts. This study aims to describe the role as well as listener and Government agencies in educational radio broadcasts. The method used was a survey. The population of the research was the radio station partners that totaled 57, 38 samples of an active partner radio stations broadcast educational content developed by BPMRP. The results showed that participation or the participation of the listeners and Government agencies in the broadcast radio education is low. This is due, among others, lack of empowerment of the radio listeners in accommodating the aspirations of the community and the radio stations that have yet to truly serve the needs of the information society in the communication and interaction, especially education.Partisipasi stasiun radio mitra berdasarkan penelitian sebelumnya masih bersifat nonparticipation. Hal ini berarti stasiun radio hanya melakukan apa yang tertuang dalam perjanjian kerja sama untuk menyiarkan konten-konten pendidikan hasil pengembangan BPMRPK sesuai jadwal yang disepakati. Kurangnya stasiun radio mitra dalam menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan juga merupakan salah satu sebab rendahnya partisipasi tersebut. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang bertujuan  untuk mendeskripsikan peran serta pendengar dan lembaga pemerintah dalam siaran radio pendidikan. Metode yang digunakan adalah survei dengan  jumlah populasi sebanyak 57 stasiun radio mitra dan sampel  sebanyak 38 stasiun  radio mitra, yang masih aktif menyiarkan konten pendidikan yang dikembangkan oleh BPMRP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran serta atau partisipasi pendengar dan lembaga pemerintah dalam siaran  radio pendidikan masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain kurangnya pemberdayaan pendengar oleh pihak radio dalam  menampung aspirasi masyarakat, dan stasiun radio belum bersungguh-sungguh melayani kebutuhan informasi dan interaksi komunikasi masyarakat, khususnya siaran  pendidikan.