This Author published in this journals
All Journal Jurnal MD
I. Ibrahim
Institut Agama Islam Negeri Pontianak

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

IMPLEMENTASI DAKWAH MELALUI PEMBINAAN KEAGAMAAN PADA KOMUNITAS PEREMPUAN PENOREH GETAH DI NANGA JAJANG KAPUAS HULU P. Patmawati; Fitri Sukmawati; I. Ibrahim
Jurnal MD Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.484 KB) | DOI: 10.14421/jmd.2018.42-03

Abstract

Nanga Jajang merupakan perkampungan di pedalaman Ulu Kapuas yang dihuni oleh mayoritas muslim dengan pekerjaan sebagai penoreh getah, khususnya kalangan perempuan. Harga karet yang rendah mengakibatkan perekonomian mereka terpuruk. Kesulitan ekonomi dibarengi juga dengan pemahaman keagamaan yang rendah. Karena tidak adanya pendidikan formal atau putus sekolah dan Sumber Daya Manusia yang tidak memadai. Walaupun begitu, mereka memiliki semangat beragama yang tinggi. Kondisi inilah yang melatari kami melaksanakan kegiatan dakwah melalui pembinaan keagamaan dengan pendekatan PAR (participation action research), dimana perempuan penoreh getah yang menemukan masalahnya sendiri, dan mencari solusinya secara bersama-sama. Pembinaan keagamaan melibatkan Majelis Taklim Asy-Syuhada Nanga Jajang, Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pengkadan (Nanga Jajang bagian dari kecamatan Pengkadan), Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai organisasi keagamaan di kabupaten Kapuas Hulu, dan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Kalimantan Barat dalam bentuk pendampingan dan penguatan mental bagi perempuan penoreh getah. Pembinaan keagamaan meliputi: bimbingan keagamaan dan motivasi beragama, bimbingan ibadah (fiqh), bimbingan kemuslimatan (fiqh muslimah), bimbingan psikologi dan akhlak, bimbingan fardu kifayah dan bimbingan al-Quran. Hasil pembinaan keagamaan terhadap perempuan penoreh getah nampak dengan tumbuhnya semangat keagamaan, kemandirian sikap, dan kecintaan mereka terhadap ilmu pengetahuan Islam. Mereka menyadari akan kekurangan dan ketidakmengertian mereka mengenai banyak hal dalam persoalan agama. Munculnya para pemerhati dakwah, khususnya mereka yang kami libatkan dalam pembinaan keagamaan baik secara perorangan maupun organisasi. Akhirnya pembinaan keagamaan terhadap perempuan penoreh getah masih tetap berlangsung sampai sekarang melalui majelis taklim Asy-Syuhada sebagai mitra kami dalam pembinaan keagamaan ini.