Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

METODE DAKWAH STRUKTURAL KIAI AHMAD FAUZAN Muhammad Misbahul Huda
Jurnal Dakwah: Media Komunikasi dan Dakwah Vol 21, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/JD.2122020.1

Abstract

Changes in space and time also have an impact on changing patterns, approaches, methodologies, and characteristics of dakwah. Therefore da'wah can be situational and contextual according to the space and time that surrounds it. The understanding of a da'i in understanding Islamic da'wah comprehensively will give rise to a perspective in which the approach, dimensions and dynamics that must be prepared and what kind of model will be used in da'wah activities will determine the success of the da'wah activity. Kiai Ahmad Fauzan is one of the scholars who can be said to be visionary. Due to in-depth reading in terms of conditions, situations, and abilities, finally Kiai Ahmad Fauzan, besides using a cultural approach, also uses a structural approach. The structural approach was used as a method of da'wah which was fairly effective for him. Because, from the use of the structural da'wah method, Kiai Ahmad Fauzan can make it easier to coordinate, regulate, and ratify the rules that should apply or not. The methods of proselytizing Kiai Ahmad Fauzan found in this study are methods of political da'wah and methods of proselytizing education. This research uses descriptive-qualitative research with historical analysis in the form of "oral or spoken" from historians and people who have a close relationship with the subject or object under study.
KONSEP MAKKIYAH DAN MADANIYAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Kajian Historis-Sosiologis Perspektif Fazlur Rahman) Muhammad Misbahul Huda
Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir Vol 5 No 2 (2020): Jurnal Al-Mubarak
Publisher : LP2M IAIM Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-mubarak.v5i2.459

Abstract

AbstrakAl-Qur’an sebagai kitab pedoman bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat, menjadikannya sebagai teks yang harus dikaji dengan serius. Sifat universalitas dan kompleksitas yang dikandung al-Qur’an menuntut para ulama untuk merumuskan teori, pendekatan, atau kaidah-kaidah yang perlu dijadikan landasan dalam memaknai al-Qur’an. Maka dari itu, para ulama mencoba untuk mengklasifikasikan dalam bentuk ilmu-ilmu al-Qur’an. Salah satu ilmu al-Qur’an yang digunakan dalam memahami makna dari al-Qur;an adalah ilmu tentang Makkiyah dan Madaniyah. Seiring berkembangnya zaman, dalam merumuskan teori, pendekatan, atau kaidah-kaidah dalam menentukan Makkiyah dan Madaniyah dituntut harus lebih elastis dan fleksibel. Maka dari itu, salah satu ulama yang bernama Fazlur Rahman menawarkan sebuah pendekatan yang nantinya akan terjalin pertautan antara teks (al-Qur’an), konteks (sejarah dan kondisi), dan kontekstual (situasi yang sedang dihadapi), pendekatan tersebut adalah pendekatan historis-sosiologis. Akan tetapi, satu hal yang perlu dipahami adalah al-Qur’an “wahyu” sampai kapan pun tidak akan berubah, yang berubah hanya cara dalam memaknai al-Qur’an itu sendiri.
KONSEP MAKKIYAH DAN MADANIYAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Kajian Historis-Sosiologis Perspektif Fazlur Rahman) Muhammad Misbahul Huda
Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir Vol 5 No 2 (2020): Jurnal Al-Mubarak
Publisher : LP2M IAIM Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-mubarak.v5i2.459

Abstract

AbstrakAl-Qur’an sebagai kitab pedoman bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat, menjadikannya sebagai teks yang harus dikaji dengan serius. Sifat universalitas dan kompleksitas yang dikandung al-Qur’an menuntut para ulama untuk merumuskan teori, pendekatan, atau kaidah-kaidah yang perlu dijadikan landasan dalam memaknai al-Qur’an. Maka dari itu, para ulama mencoba untuk mengklasifikasikan dalam bentuk ilmu-ilmu al-Qur’an. Salah satu ilmu al-Qur’an yang digunakan dalam memahami makna dari al-Qur;an adalah ilmu tentang Makkiyah dan Madaniyah. Seiring berkembangnya zaman, dalam merumuskan teori, pendekatan, atau kaidah-kaidah dalam menentukan Makkiyah dan Madaniyah dituntut harus lebih elastis dan fleksibel. Maka dari itu, salah satu ulama yang bernama Fazlur Rahman menawarkan sebuah pendekatan yang nantinya akan terjalin pertautan antara teks (al-Qur’an), konteks (sejarah dan kondisi), dan kontekstual (situasi yang sedang dihadapi), pendekatan tersebut adalah pendekatan historis-sosiologis. Akan tetapi, satu hal yang perlu dipahami adalah al-Qur’an “wahyu” sampai kapan pun tidak akan berubah, yang berubah hanya cara dalam memaknai al-Qur’an itu sendiri.