Laksmono Widagdo
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Implementation System Analysis of Integrated Health Service Post of Model at Work Area of Private Companies in Cilacap Ernawati Ernawati; Laksmono Widagdo; Atik Mawarni
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 3, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.799 KB) | DOI: 10.14710/jmki.3.1.2015.%p

Abstract

Peran serta masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menurunkan AKI dan AKB dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu dengan mengikuti kegiatan posyandu. Posyandu merupakan salah satu kegiatan yang didalamnya terdapat pelaksanaan program-programpemerintah terkait pelayanan kehamilan, balita, PUS dan lansia. Dari berbagai jenis atau strata posyandu terdapat “Posyandu Model “ yang kegiatannya sudah dikembangkan dan terintegrasi. Posyandu model diharapkan mampu menjadi wadah yang dapat meningkatkan peran serta masyarakat untuk mendukung program-program MDG’s. Kabupaten Cilacap merupakan wilayah industri karena terdapat perusahaan-perusahaan besar, mulai tahun 2009 DKK Cilacap bekerjasama dengan perusahaan swasta mengenai program CSR. Hal ini diharapkan mampu mendukung program penurunan AKI dan AKB. Terdapat 10 Posyandu model yang menjadi binaan perusahaan swasta tersebut, yang berada pada 6 kelurahan disekitar wilayah perusahaan (Zona I, II dan III). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis sistem pelaksanaan posyandu model (Di Wilayah Binaan Perusahaan Swasta). Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan informan dengan cara purposive, pengambilan data melalui wawancara (indepth interview) pada informan utama 6 ketua pokja IV, 6 Lurah/Kepala Desa, 10 kader dan 1 humas perusahaan swasta. Analisis data menggunakan metode analisis isi (content analysis). Hasil penelitian dari variabel input yaitu mengenai SDM, jumlah kader pada posyandu model lebih banyak mencapai 10 orang. Sumber dana utama dari iuran warga, pihak perusahaan lebih banyak memberikan bantuan dalam bentuk modal usaha dan perlengkapan. Tempat posyandu mempengaruhi kenyamanan kader maupun masyarakat dalam melaksanakan kegiatan. Pada proses ditemukan belum semua posyandu membuat rencana tahunan, pendirian posyandu model diperkuat dengan SK lurah. Belum dilakukan evaluasi rutin dari instansi terkait. Kegiatan integrasi yang aktif dan sudah berjalan dengan baik Pos PAUD. Disarankan untukdinas kesehatan maupun instansi terkait (Bapermas dan Dinas Pendidikan) melaksanakansupervisi terhadap kegiatan pengembangan dan integrasi tersebut, serta pendampingan danevaluasi secara rutin Community participation in decreasing Maternal and Infant Mortality Rate can be simply done by following activities of Integrated Health Service Post (IHSP). In addition, Integrated Health Service Post of Model is one of the IHSP types that has developed and integrated activities. The IHSP of model is hoped to be a place that can increase community participation in Millennium Development Goals (MDGs) program. District of Cilacap is an industry area. Since 2009, Cilacap District Health Office has collaborated with private companies in terms of the Corporate Social Responsibility (CSR) program. The collaboration aimed to support the program of diminishing Maternal and Infant Mortality Rate. There are any 10 IHSP of model located in 6 villages surrounding companies (Zone I, II, and III). This research aimed to analyze the implementation system of IHSP of model (in work area of private companies). This was cross-sectional research with qualitative approach. Informants were selected purposively. Data were collected by doing indepth interview on 6 persons who were head of work group IV, 6 persons who were head of village, and 1 company public relation. Additionally, data were analyzed using a method of content analysis. The results of this research revealed that regarding an input variable, a maximum number of cadres at IHSP of model was 10 persons. Furthermore, a main source of funding was from resident tuition. Otherwise, companies contributed business capital and equipment. As a suggestion, District Health Office and related institutions (Community Empowerment Body and Education Office) need to supervise activities of development and integration, mentor, and evaluate routinely.
Factors that Affect the Performance of the Village Midwife in the Standard Implementation of Midwifery Birthing Mothers and Orphans in Semarang Setiyana Sri Subekti; Laksmono Widagdo; Lucia Ratna Kartika Wulan
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 2, No 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.178 KB) | DOI: 10.14710/jmki.2.2.2014.%p

Abstract

AbstrakSalah satu indikator pelayanan kesehatan yang berkualitas dapat terlihat dari perbandingan AKI (Angka Kematian Ibu ) dan AKB ( Angka Kematian Bayi ). Di Kabupaten Semarang , AKI tahun 2010 mencapai 101, 92/ 100.000 kelahiran hidup,dan pada tahun 2011 naik menjadi 146,24/100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu 90 % disebabkan karena persalinan dan segera setelah persalinan. Penyebab kematian ibu diantara lain perdarahan (52%), ekalmasi (18 %), infeksi (15 %), persalinan lama (15 %). Untuk menurunkan angka kematian ibu, harus dilakukan pelayanan kesehatan maternal yang berkualitas sesuai dengan standar asuhan. Pelaksanaan standar asuhan di Kabupaten semarang belum dilaksanakan dengan baik. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bidan desa dalam penerapan standar asuhan kebidanan ibu bersalin oleh bidan desa di Kabupaten Semarang. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan crosssectional.Cara pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Populasi adalah 311 bidan desa di Kabupaten Semarang. Pengambilan sampel dipilih dengan tehnik proportional random sampling dari bidan desa yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada tiap puskesmas. Analisis data dilakukan dengan uji product moment dan regresi linier.Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa rerata umur responden 33 tahun, dengan rerata masa kerja 11 tahun, pendidikan responden sebagian besar D III kebidanan (72,36 %). Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa kinerja bidan desa dalam penerapan standar asuhan kebidanan ibu bersalin fisiologis adalah kurang (83 %), kinerja bidan dalam penerapan standar asuhan kebidanan ibu bersalin patologi kurang (87%), pengetahuan kurang (57 %), motivasi tinggi (51%), persepsi supervisi kurang (55 %), persepsi beban kerja rendah (57 %), persepsi imbalan kurang (57 %), persepsi sanksi kurang (55 %). Faktor yang berhubungan dengan kinerja adalah pengetahuan (nilai p = 0,000), motivasi (nilai p =0,007), persepsi supervisi ( nilai p = 0,008), persepsi beban kerja (nilai p =0,012), persepsi imbalan (nilai p = 0,000), persepsi sanksi (nilai p = 0,000). Faktor yang berpengaruh terhadap kinerja bidan desa dalam penerapan standar asuhan kebidanan ibu bersalin adalah pengetahuan (p = 0,000), persepsi beban kerja (p = 0,027), persepsi sanksi (p = 0,000).Saran bagi Dinas Kesehatan Semarang adalah sosialisasi tentang pelayanan ibu bersalin sesuai standar asuhan kebidanan kepada seluruh bidan desa, Memperbaiki teknik supervisi yang diterapkan antara lain dengan penyusunan jadwal supervisi dan kesepakatan waktu antara supervisor dan staf tentang pelaksanaan supervisi. AbstractIn Semarang district, maternal mortality rate (AKI) increased from 101.92/ 100000 live-births in 2010 to 146.24/100000 live-births in 2011. The majority of death patients were caused by referral delay and a delay in detection of in labour emergency signs. This indicated that the implementation of obstetric standard care in Semarang district was not done properly. Objective of the study was to analyze factors affecting work performance of village midwives in the application of obstetric standard care for in labour mothers in Semarang district. This was an observational analytical study with cross sectional approach. Data were collected through interview guided by questionnaire. Study population was 311 village midwives in Semarang district. The number of respondents was 76 midwives selected purposively according to inclusion and exclusion criteria in each primary healthcare center. Product moment test and linear regression were applied in the data analysis.Results of the study showed that average age of respondents was 33 years old, average working period was 11 years old, majority of respondent’s education background was D III in midwifery (72.36%). Work performance of village midwives in the implementation of obstetric standard care for physiological mother in labour was insufficient (83%), work performance of village midwives in the implementation of obstetric standard care for pathological mother in labour was insufficient (87%), respondents with insufficient knowledge was 57%, respondents with high motivation was 51%, respondent’s perception on supervision was inadequate (55%), respondent’s perception on workload was low (57%), respondent’s perception on incentive was insufficient (57%), and respondent’s perception on sanction was inadequate (55%). Factors related to work performance of village midwives were knowledge (p= 0.000), motivation (p= 0.007), perception on supervision (p= 0.008), perception on workload (p= 0.012), perception on incentive (p= 0.000), perception on sanction (p= 0.000). Factors affecting work performance of village midwives in the implementation of obstetric standard care for in labour mothers were knowledge (p= 0.000), perception on workload (p= 0.027), perception on sanction (p= 0.000). Suggestions for Semarang district health office are to conduct refreshing on maternity services according to obstetric standard care to all village midwives, to improve supervision technique by implementing facilitative supervision.