Mohammad Agung Nugraha
Universitas Bangka Belitung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Bioakumulasi Logam Berat Pb dan Cu terhadap Penaeus merguiensis di Perairan Teluk Kelabat Bagian Dalam Andini Komalasari; Budi Afriyansyah; Muhammad Ihsan; Mohammad Agung Nugraha
Jurnal Kelautan Tropis Vol 22, No 1 (2019): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.839 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v22i1.3727

Abstract

Bioaccumulation of Pb and Cu Heavy Metals to Penaeus merguiensis in the Waters of Inner Kelabat BayThe waters of Kelabat Bay has a wealth of marine resources that is quite important in supporting the economy of Bangka Regency and West Bangka Regency. The purpose of this research was to measure the concentration of heavy metals Pb and Cu (sea water, sediment, and Penaeus merguiensis) and measure the ability of Penaeus merguiensis in accumulating heavy metals Pb and Cu. Heavy metals Pb and Cu in Water, sediments and Penaeus merguiensis analyzed using Flame Atomic Absorption Spectrophotometer (Flame AAS). The results showed that concentration of heavy metals in water with an average range of Pb (0,1042-0,1748 mg/L) and Cu (0,000013-0,000021 mg/L). Average concentration of heavy metals in Pb sediments (7,15-7,73 mg/kg) and Cu (0,0016-0,00219 mg/kg ). Average concentration of Pb heavy metals in Penaeus merguiensis (1,34-1,54 mg/kg) and Cu (0,0003-0,00045 mg/kg). The average ability of Penaeus merguiensis in accumulating heavy metals Pb and Cu is 15,83 to water and 0,19 to sediment. The value of the Bioconcentration Factor is below 250 (FBK <250) so it falls into the low category. Penaeus merguiensis is more exposed to heavy metals dissolved in water than those released from sediment.Perairan Teluk Kelabat memiliki kekayaan sumber daya laut yang cukup penting dalam mendukung perekonomian Kabupaten Bangka dan Kabupaten Bangka Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kandungan logam berat Pb dan Cu (air laut, sedimen, dan Penaeus merguiensis) dan mengukur kemampuan Penaeus merguiensis dalam mengakumulasi logam berat Pb dan Cu. Logam berat Pb dan Cu padaair, sedimen dan Penaeus merguiensisdianalisis menggunakan Flame Atomic Absorption Spectrophotometer (Flame AAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat dalam air dengan kisaran rata-rata Pb (0,1042-0,1748 mg/L) dan Cu (0,000013-0,000021 mg/L). Kisaran konsentrasi rata-rata logam berat dalam sedimen Pb (7,15-7,73 mg/kg) dan Cu (0,0016-0,00219 mg/kg). Kisaran konsentrasi rata-rata logam berat Pb di Penaeus merguiensis (1,34-1,54 mg/kg) dan Cu (0,0003-0,00045 mg/kg). Kemampuan rata-rata Penaeus merguiensis dalam mengakumulasi logam berat Pb dan Cu yaitu 15,83 terhadap air dan 0,19 terhadap sedimen. Nilai Faktor Biokonsentrasi tersebut di bawah 250 (FBK< 250) sehingga masuk dalam kategori rendah. Penaeus merguiensis lebih banyak terpapar logam berat yang terlarut dalam air daripada yang terlepas dari sedimen. 
Distribusi Bahan Organik pada Sedimen Permukaan Teluk Kelabat, Pulau Bangka Mohammad Agung Nugraha; Mu’alimah Hudatwi
Jurnal Kelautan Tropis Vol 23, No 3 (2020): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v23i3.6703

Abstract

Transport of organic material in coastal areas plays an important role in the global biogeochemical cycle. The purpose of this study was to examine the distribution of organic material in sediments and to identify sources of organic material in the Kelabat Bay waters. TOC and TN sediments were analyzed by the Walkley Black and Kjeldahl method. The value of TOC, TN, and C/N ratio obtained in the Kelabat Bay waters sediments ranged from 0.04-7.25%, 0.04-0.14%, and 0.67-65.91. The distribution of TOC, TN, and C/N ratio in Kelabat Bay sediments shows that the value in the inner Kelabat Bay is higher than the outside. The source of organic material input in the inner Kelabat Bay comes mainly from terrestrial, while the outer Kelabat Bay mainly comes from aquatic. Transport bahan organik pada wilayah pesisir memainkan peran penting dalam siklus biogeokimia secara global. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji distribusi bahan organik pada sedimen serta identifikasi sumber bahan organik perairan Teluk Kelabat. TOC dan TN sedimen dianalisis dengan metode Walkley Black dan Kjeldahl. Nilai TOC, TN, dan rasio C/N yang diperoleh pada sedimen perairan Teluk Kelabat berkisar antara 0,04-7,25%, 0,04-0,14%, dan 0,67-65,91. Distribusi TOC, TN, serta rasio C/N pada sedimen Teluk Kelabat memperlihatkan nilai pada Teluk Kelabat bagian dalam lebih tinggi dibandingkan bagian luar. Sumber masukan bahan organik pada Teluk Kelabat bagian dalam utamanya berasal dari terestrial, sedangkan Teluk Kelabat bagian luar utamanya berasal dari akuatik.
Investigasi Kontaminasi Minyak Melalui Fingerprint Kimia di Estuari Muara Angke, Cimandiri dan Cilintang Mohammad Agung Nugraha; Tri Prartono
Jurnal Kelautan Tropis Vol 21, No 1 (2018): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.803 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v21i1.2366

Abstract

Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) and hopanes are one of the biomarker components that can be used in petroleum contamination tracing. The study was conducted with the objective of assessing petroleum contamination in sediment based on Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) and Hopana components in Estuari Muara Angke, Cimandiri and Cilintang. Sediment samples were collected to a depth of ± 10 cm. Sediment samples were dried by freeze-dryer then extracted and fractionated. The fractionated sample was analyzed by gas chromatography-mass spectrometry. Estuary Muara Angke and Cimandiri showed the presence of petroleum contamination while Cilintang was not detected.  Polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) dan hopana merupakan salah satu komponen biomarker yang dapat digunakan dalam penelusuran kontaminasi petroleum. Penelitian dilaksanakan dengan tujuan mengkaji kontaminasi petroleum dalam sedimen berdasarkan komponen Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) dan Hopana di Estuari Muara Angke, Teluk Jakarta, Cimandiri-Teluk Pelabuhan Ratu dan Cilintang, Ujung Kulon. Contoh sedimen dikumpulkan hingga kedalaman ± 10 cm. Contoh sedimen dikeringkan dengan alat freeze-dryer kemudian dilakukan ekstraksi dan fraksinasi. Sampel yang telah terfraksinasi dianalisis dengan alat kromatografi gas–spektrometri massa. Estuari Muara Angke dan Cimandiri menunjukkan adanya kontaminasi petroleum sedangkan Cilintang tidak terdeteksi.
Biokonsentrasi Timbal (Pb) pada Hepatopankreas, Insang dan Daging Penaeus merguiensis di Teluk Kelabat Bagian Luar Derra Alianie Tawa; Budi Afriyansyah; Muhammad Ihsan; Mohammad Agung Nugraha
Jurnal Kelautan Tropis Vol 22, No 2 (2019): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (757.493 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v22i2.4493

Abstract

Illegal tin mining or unconventional mining activities produce tailings. Tailings contain dangerous heavy metals one of which is Lead (Pb). The increasing concentration of Pb in the waters will also increase its concentration in the body of the biota, one of which is shrimp. The purpose of this study was to analyse the Pb content in gills, hepatopancreas and muscle in Penaeus merguiensis, analyse the Pb content in water and sediments, measure the ability of Penaeus merguiensis in accumulating Pb in water and sediments, and determine the safe limit for consumption. Shrimp, water and sediment samples were analysed using AAS. The results showed that the highest Pb concentration in Penaeus merguiensis was hepatopancreas> gill> meat, with an average range of 0,1897–0,4064 mg/kg, gills 0,2424-0,4770 mg/kg, and meat 0,1348-0,1636 mg/kg. The average Pb concentration in water ranged from 0,2624 to 0,5713 mg/L, while the sediment ranged from 0,2783 to 0,9760 mg/kg. The ability of Penaeus merguensis to accumulate Pb included in the low category. The value of daily intake is around 9,760-11,128 kg/week. Aktivitas penambangan timah illegal atau tambang inkonvensional menghasilkan sisa limbah buangan (Tailing). Tailing mengandung logam berat berbahaya salah satunya Timbal (Pb). Meningkatnya konsentrasi Pb di perairan akan meningkat pula konsentrasinya dalam tubuh biota, salah satunya udang. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah menganalisis kandungan Pb pada insang, hepatopankreas dan daging pada Penaeus merguiensis, menganalisis kandungan Pb pada air dan sedimen, mengukur kemampuan Penaeus merguiensis dalam mengakumulasikan Pb di air dan sedimen, dan menentukan nilai batas aman konsumsi. Sampel udang, air dan sedimen dianalisis menggunakan AAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Pb tertinggi pada Penaeus merguiensis adalah hepatopankreas>insang>daging, dengan kisaran rata-rata 0,1897–0,4064 mg/kg, insang 0,2424-0,4770 mg/kg, dan daging 0,1348-0,1636 mg/kg. Konsentrasi Pb rata-rata dalam air berkisar antara 0,2624-0,5713 mg/L, sementara sedimen berkisar dari 0,2783-0,9760 mg/kg. Kemampuan Penaeus merguensis untuk mengakumulasi Pb termasuk dalam kategori rendah. Nilai asupan harian sekitar 9,760-11,128 kg/minggu.