Lutfi Amiruddin
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemanfaatan Sanggar Alfaz Sebagai Strategi Pemuda Besuki Timur Mengatasi Bencana Industri Lumpur Lapindo Anton Novenanto; Lutfi Amiruddin; Daris Ilma
Jurnal Studi Pemuda Vol 2, No 1 (2013): Pemuda Diantara Ruang Transisi
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.465 KB) | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32054

Abstract

Tulisan ini adalah kajian tentang strategi pemuda menghadapi situasi bencana dan krisis pasca bencana. Dalam kajian ini fokus pada kelompok-kelompok pemuda, mengingat kajian tentang studi tentang kebencanaan lebih sering fokus pada anak-anak dan perempuan. Secara khusus, kajian ini mencoba memberikan analisi komprehesif strategi pemuda Besuki Timur mengatasi bencana industri lumpur Lapindo dengan memanfaatkan Sanggar Alfaz multi perspektif. Penelitian ini berusaha membangun sinergi teoritik dari tiga disiplin ilmu sosial yaitu antropologi, sosiologi dan psikologi. Adapun metodepengumpulan data dilakukan dengan menggunakan etnografi dengan pendekatan coping behavior yang menyertakan analisis sosiologis dan psikologis didalamnya. Tulisan ini akan memberikan gambaran sekilas tentang insiden Lumpur Lapindo dan posisi Besuki Timur dalam insiden tersebut. Selain itu, penulis juga berupaya untuk memberi gambaran singkat mengenai Sanggar Alfaz yang sudah berdiri sejak tahun 2009. Pada bagian akhir, penulis menambahkan tentang diskusi singkat dan refl eksi kritis sebagai penutup. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Sanggar Alfaz menjadi wadah bagi para pemuda untuk meningkatkan kapasitas diri melalui beberapa kegiatan. Sanggar Alfaz juga menjadi ruang yang  memungkinkan bagi pemuda membangun jejaring sosial pemuda di dalam dan luar sanggar. Disamping itu, sanggar Alfaz juga berfungsi sebagai wadah untuk mengatasi krisis psikis dan krisis sosial para pemuda Besuki Timur sebagai akibatdari bencana lumpur Lapindo.Kata kunci : Sanggar Alfaz, Besuki Timur, pemuda, Lumpur Lapindo, situasi bencana.
Pemanfaatan Sanggar Alfaz Sebagai Strategi Pemuda Besuki Timur Mengatasi Bencana Industri Lumpur Lapindo Anton Novenanto; Lutfi Amiruddin; Daris Ilma
Jurnal Studi Pemuda Vol 2, No 1 (2013): Pemuda Diantara Ruang Transisi
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32054

Abstract

Tulisan ini adalah kajian tentang strategi pemuda menghadapi situasi bencana dan krisis pasca bencana. Dalam kajian ini fokus pada kelompok-kelompok pemuda, mengingat kajian tentang studi tentang kebencanaan lebih sering fokus pada anak-anak dan perempuan. Secara khusus, kajian ini mencoba memberikan analisi komprehesif strategi pemuda Besuki Timur mengatasi bencana industri lumpur Lapindo dengan memanfaatkan Sanggar Alfaz multi perspektif. Penelitian ini berusaha membangun sinergi teoritik dari tiga disiplin ilmu sosial yaitu antropologi, sosiologi dan psikologi. Adapun metodepengumpulan data dilakukan dengan menggunakan etnografi dengan pendekatan coping behavior yang menyertakan analisis sosiologis dan psikologis didalamnya. Tulisan ini akan memberikan gambaran sekilas tentang insiden Lumpur Lapindo dan posisi Besuki Timur dalam insiden tersebut. Selain itu, penulis juga berupaya untuk memberi gambaran singkat mengenai Sanggar Alfaz yang sudah berdiri sejak tahun 2009. Pada bagian akhir, penulis menambahkan tentang diskusi singkat dan refl eksi kritis sebagai penutup. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Sanggar Alfaz menjadi wadah bagi para pemuda untuk meningkatkan kapasitas diri melalui beberapa kegiatan. Sanggar Alfaz juga menjadi ruang yang  memungkinkan bagi pemuda membangun jejaring sosial pemuda di dalam dan luar sanggar. Disamping itu, sanggar Alfaz juga berfungsi sebagai wadah untuk mengatasi krisis psikis dan krisis sosial para pemuda Besuki Timur sebagai akibatdari bencana lumpur Lapindo.Kata kunci : Sanggar Alfaz, Besuki Timur, pemuda, Lumpur Lapindo, situasi bencana.
Adaptasi Sosial Warga Kedungharjo Golongan NU di Tempat Relokasi Warga Muhammadiyah Sebagai Dampak Pembangunan Proyek Jalan Tol Solo-Ngawi Atika Yulianti; Iwan Nurhadi; Lutfi Amiruddin
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 3 No. 1 (2019): Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya (JKRSB) is continued as Brawijaya Journal of
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.sosiologi.jkrsb.2019.003.1.07

Abstract

This study discusses the social adaptation of the NU Kedungharjo (Nahdlatul Ulama) community in the relocation place of the Muhammadiyah community as a result of the construction of the Solo-Ngawi toll road. As a result of the development, residents of Kedungharjo who were affected by land acquisition had to move. In this study the Kedungahrjo community had moved in Sengon and Dukuhan Hamlets. The hamlet is an urban or semi-urban peri region with heterogeneous citizens in social, cultural areas including the existence of differences in Islamic religious groups between NU and Muhammadiyah. To overcome this, the residents of Kedungharjo must readjust to the place of movement in overcoming the differences in the Islamic religious group. The researcher chose to use the theory of Robert K. Merton to see the adaptation process that had been carried out by residents of Kedungharjo to overcome the differences in the religious groups by using 5 typologies from Merton namely Conformity, Ritualism, Retreatism, Innovation and Rebelion. The research method used is to use qualitative methods with the approach of case studies and data collection techniques through observation, interviews and documentation.The results of this study have found that residents of Kedungharjo adapted to overcome the differences in the religious group with a typology of conformity, namely following religious activities in the relocation site. The second typology is using ritualism, namely the people of Kedungharjo who still maintain the values and norms believed by the NU people. The third typology is to use the retreatism adaptation process, which is the form of resignation by not participating in the religious activities of the Muhammadiyah group. And the last typology in the process of adaptation carried out by residents of Kedungharjo is to use Innovation, namely by holding religious activities in the place of transfer. With adjustments made by the Kedungharjo community, they have experienced social articulation by not being able to mix it from the NU and Muhammadiyah groups from religious activities.Keywords: Urban Elf, NU and Muhammadiyah, Social Adaptation, Social Disarticulation.