Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Pengaruh Waktu Treatment Serat terhadap Sifat Mekanik Komposit Serat Tapis Kelapa Suardana, Ngakan Putu Gede; Dwidiani, Ni Made
Jurnal Teknik Industri Vol 8, No 2 (2007): Agustus
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.205 KB) | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol8.No2.188-192

Abstract

Coconut tapis fiber is one of the natural fiber for use composites on account of its characteristic such as a high strength to weight ratio, resistance to corrosion, resistance to wear, good finishing surface, no health risk and easy availability. This research was conducted to study tensile strength and flexural strength of coconut tapis fiber reinforced composite with variable of fiber treatment in NaOH for 2, 4, and 6 hours. This research used coconut tapis fiber with 0.04 -1 mm diameter and 10 mm length, resin unsaturated polyester type Yukalac 157 BQTN-EX as its matrix, and metil etil keton peroxide 1% as its hardener. The fiber was treted in NaOH for 2, 4, and 6 hours, afterward rinsed and dried, respectively. The composite was made using press hand lay-up technique with post curing 2 hours at temperature of 620C. Tensile and flexure test specimen were made based on ASTM D3039 and ASTM D 790-03 standard accordingly. The result shows that tensile strength decrease with increasing treatment in NaOH. The highest tensile strength was achieved by 2 hours treatment in NaOH at 58.8 MPa. The highest tensile strain was achieved by 2 hours treatment NaOH at 1.30%. The highest tensile modulus of elasticity was achieved by 6 hours treatment in NaOH at 5.07 GPa. In agreement with tensile strength, flexural strength also decreased with increasing treatment in NaOH. The highest flexural strength was achieved by 2 hours treatment in NaOH at 125.98 MPa, and the highest flexural strain was achieved by 2 hours treatment in NaOH at 1.35%. The highest flexural modulus of elasticity was achieved by 6 hours treatment in NaOH at 13.55GPa.
Pengaruh Waktu Treatment Serat terhadap Sifat Mekanik Komposit Serat Tapis Kelapa Ngakan Putu Gede Suardana; Ni Made Dwidiani
Jurnal Teknik Industri Vol. 8 No. 2 (2007): Agustus
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol8.No2.188-192

Abstract

Coconut tapis fiber is one of the natural fiber for use composites on account of its characteristic such as a high strength to weight ratio, resistance to corrosion, resistance to wear, good finishing surface, no health risk and easy availability. This research was conducted to study tensile strength and flexural strength of coconut tapis fiber reinforced composite with variable of fiber treatment in NaOH for 2, 4, and 6 hours. This research used coconut tapis fiber with 0.04 -1 mm diameter and 10 mm length, resin unsaturated polyester type Yukalac 157 BQTN-EX as its matrix, and metil etil keton peroxide 1% as its hardener. The fiber was treted in NaOH for 2, 4, and 6 hours, afterward rinsed and dried, respectively. The composite was made using press hand lay-up technique with post curing 2 hours at temperature of 620C. Tensile and flexure test specimen were made based on ASTM D3039 and ASTM D 790-03 standard accordingly. The result shows that tensile strength decrease with increasing treatment in NaOH. The highest tensile strength was achieved by 2 hours treatment in NaOH at 58.8 MPa. The highest tensile strain was achieved by 2 hours treatment NaOH at 1.30%. The highest tensile modulus of elasticity was achieved by 6 hours treatment in NaOH at 5.07 GPa. In agreement with tensile strength, flexural strength also decreased with increasing treatment in NaOH. The highest flexural strength was achieved by 2 hours treatment in NaOH at 125.98 MPa, and the highest flexural strain was achieved by 2 hours treatment in NaOH at 1.35%. The highest flexural modulus of elasticity was achieved by 6 hours treatment in NaOH at 13.55GPa.
PENERAPAN IPTEK PADA USAHA MIKRO MINYAK KELAPA TRADISIONAL NPG Suardana; IGN Janardana; IWY Swara
Buletin Udayana Mengabdi Vol 16 No 3 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (894.347 KB)

Abstract

Usaha kecil minyak kelapa tradisional masih digeluti oleh beberapa keluarga di Banjar Pagutan Desa Banjarangkan Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung – Bali. Usaha ini adalah usaha tradisional yang sudah dilakukan secara turun-temurun dengan metode yang sudah baku. Walaupun minyak ini telah digeser oleh minyak-minyak pabrik yang modern dan harganyapun lebih murah, namun produk ini memiliki peminat yang spesifik khususnya untuk keperluan memasak bagi pedagang nasi Bali yang membutuhkan aroma masakannya khas dan gurih rasanya. Produk yang dihasilkan dipasarkan di sekitar wilayah Desa Banjarangkan. Permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha kecil tersebut yaitu berkaitan dengan effisiensi waktu dan tenaga sehingga mempengaruhi nilai jual produknya. Permasalahan ini disebabkan pada proses pemerasan santan yang masih menggunakan tenaga manusia sehingga membutuhkan tenaga yang besar dan waktu yang lama. Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan dan luaran dari kegiatan yang dirancang adalah menghasilkan mesin pemarut dan pemeras yang terintegrasi, memberikan ketrampilan tenaga kerja dalam mengoperasikan mesin dan memberikan pengetahuan tentang manajemen produksi dan pemasaran. Kegiatan yang dilaksanakan adalah perencanaan mesin, pembuatan mesin, uji kelayakan mesin, bimbingan teknis ke mitra yaitu tim pengabdi mendapatkan beberapa masukan dari kelompok usaha mitra berkaitan dengan proses yang sudah mereka lakukan untuk memperbaiki effisiensi waktu, manajemen pemasaran produk, peragaan dan pelatihan penggunaan alat.
PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM, BUDAYA LOKAL SERTA KULINER KHAS DI DESA NONGAN KARANGASEM BALI I.N. Budiarsa; N.P.G. Suardana Suardana; I.K. Suarsana
Buletin Udayana Mengabdi Vol 16 No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.339 KB)

Abstract

Desa Nongan terletak, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali adalah salah satu desa di kecamatan Rendang dengan ketinggian 450 – 500 meter di atas permukaan laut. Beberapa potensi wisata dan budaya yang mampu untuk dikembangkan seperti tari-tarian, tempat tujuan agrowisata seperti alam perbukitan dan sungai serta tempat wisata alam lain yang tersebar di wilayah tersebut. Di desa Nongan tersimpan berbagai kekayaan sejarah dan budaya yang masih belum diketahui dan dikenal oleh masyarakat luas. Kesuburan tanah dan hasil pertanian menjadikan desa Nongan juga terkenal akan potensi wisata kulinernya terutama pembuatan jajan tradisonal khas Nongan secara turun-temurun. Sumber daya-sumber daya ini belum terpetakan dengan baik apalagi dikembangkan atau dikemas sedemikian rupa untuk menjadi komoditas Pariwisata alam dan kuliner dikarenakan kurangannya sarana dan prasarana maupun SDM dalam menunjang/mendukung kepariwisataan. Pada pengabdian ini dilakukan pemetaan potensi pariwisata sumber daya alam dan budaya lokal serta peningkatan sumber daya manusia, hasil pengembangan akan digunakan untuk mendukung kepariwisataan tersebut. Pengembangan Potensi wisata alam, budaya lokal serta Kuliner Khas di Desa Nongan dikatagorikan ke dalam beberapa bidang seperti bidang promosi wisata, sosial budaya, kesehatan masyarakat dan bidang fisik. Setiap permasalahan tidak akan bisa diselesaikan hanya dengan pendekatan monodisipliner dimulai dengan pemetaan potensi pariwisata di Desa Nongan. Setelah pemetaan dilakukan kegiatan promosi melalui media internet yang harapannya agar seluruh potensi Desa Nongan bisa dikenal/diketahui wisatawan di seluruh dunia
PEMETAAN POTENSI WISATA ALAM DI DESA BATUMADEG, KECAMATAN NUSA PENIDA, KABUPATEN KLUNGKUNG - BALI N. P. G. Suardana; I W. Y. Swara; I N. Budiarsa
Buletin Udayana Mengabdi Vol 15 No 3 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.068 KB)

Abstract

Desa Batumadeg berada di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Desa ini terletak di daerah bukit kering dengan kondisi tanah berbatu. Kondisi ini menyebabkan mata pencaharian masyarakat setempat terbatas hanya berkebun palawija dan singkong serta beternak (sapi dan babi). Namun dibalik itu berdasarkan hasil pantauan pada KKN-PPM ini bahwa Desa Batumadeg memiliki beberapa potensi wisata dan budaya yang mampu untuk dikembangkan. Sumber daya tersebut belum terpetakan dengan baik apalagi dikembangkan atau dikemas sedemikian rupa untuk menjadi komoditas pariwisata. Akan tetapi kekurangannya adalah sarana dan prasarana maupun SDM yang menunjang kepariwisataan masih sangat minim. Sehingga pada KKN-PPM ini diangkat permasalahan pemetaan potensi pariwisata sumber daya alam. Agar program ini berjalan dengan efektif sangat diperlukan adanya pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan Perguruan tinggi. Dalam konteks ini, kegiatan pendampingan dilakukan melalui program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) di Desa Batumadeg.Kegiatan utamanya adalah pemetaan potensi wisata, memperbaiki web dan pemasangan penunjuk arah ke lokasi-lokasi obyek wisata.
Pengaruh Temperatur Sinter Terhadap Kekerasan dan Keausan Kampas Rem Berbasis Komposit Hibrida Serbuk Tempurung Kelapa/Alumina/Phenolic Resin I.D.G Ary Subagia; IK Adi atmika; NPG Suardana; Robby GDS; Steven FS
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 11 No 2 (2018): Published in Oktober 2018
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1004.211 KB) | DOI: 10.24843/JEM.2018.v11.i02.p02

Abstract

Penelitian ini menginvestigasi sifat kekerasan dan keausan kampas rem komposit hibrida. Komposit hibrida berbasis penguat adalah serbuk tempurung Kelapa dan alumina dengan matriks phenolic resin. Benda uji diproduksi menggunakan hot press pada temperatur sinter bervariasi dari 200oC, 250oC dan 300oC. Tujuan penelitian adalah menentukan tingkat kekerasan, laju keausan dan koefisien gesek dari komposit hibrida. Pengujian dilakukan dengan menggunakan pin-on-disk dan Vikers berdasarkan standar masing-masing ASTM E-92 dan ASTMG99-95a. Hasil pengujian ditunjukkan temperatur sinter telah signifikan menurunkan koefisien gesekan, walaupun pada benda uji A dengan temperatur sinter 200oC masih lebih tinggi dari benda uji control sebesar 3.54%. Kemudian, nilai kekerasan HV untuk komposit hibrida pada temperatur sinter 300oC adalah 9.3% lebih tinggi dari pada kontrol. Kesimpulan adalah komposit hibrida dengan komposisi 40% serbuk tempurung kelapa dan 20% alumina potensial diaplikasikan untuk bahan alternatif kampas rem kendaraan bermotor. This research investigates the hardness and wear behavior of hybrid composite brake pad. Hybrid composite was manufactured base on particles coconut cell and alumina reinforced and phenolic resin matrix. The specimens were produced by using the hot press according to temperatures variation of 200oC, 250oC and 300oC. The research purpose to determine hardness ability, wear rate, and friction coefficient of hybrid composites. Pin-on-disk and Vickers test have been employed according to the ASTM E-92 dan ASTMG99-95a, respectively. The result shows that sintering temperature have been significant decreased friction coefficient, while on specimen A with 200oC sinter temperature has 3.54% higher than control specimen. In addition, the hardness (HV) number of hybrid composite on 300oC sinter temperatures has 9.3% higher than control. Conclusion, hybrid composite with composition 40% coconut cell particles and 20% alumina has potential as alternative material of the vehicle brake pad application.
Pengaruh Perlakukan Alkali terhadap Sifat Fisik, dan Mekanik Serat Kulit Buah Pinang Cokorda Putri Kusuma Kencanawati; I Ketut Gede Sugita; NPG Suardana; I Wayan Budiasa Suyasa
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 11 No 1 (2018): Published in April 2018
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.695 KB) | DOI: 10.24843/JEM.2018.v11.i01.p02

Abstract

Makalah ini menganalisis pengaruh perlakukan alkali dan tanpa perlakukan alkali terhadap karakateristik fisik, morfologi dan sifat mekanik serat kulit buah pinang (areca Catechu L.). Selama ini pemanfaatan limbah pertanian belum dilakukan secara maksimal, sehingga dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Serat kulit buah pinang (Areca Husk Fiber/AHF) selama ini hanya dipergunakan sebagai bahan bakar biomassa dan media tanam sedangkan untuk pemanfaatan lain belum ada sama sekali. AHF diberi perlakukan NaOH 2,5%, 5%, 7,5% dan 10% dengan waktu perendaman 2 jam pada temperatur kamar, untuk mengetahui karakteristik fisik AHF maka dilakukan pengukuran panjang dan diameter serat, pengujian densitas, pengujian kadar air dan moisture sedangkan untuk mengetahui karakteristik mekanik dilakukan pengujian tarik serat tunggal sesuai dengan ASTM D 3379. Dari penelitian ini diketahui bahwa diameter AHF mengalami pengurangan diameter akibat perlakukan alkali, hal ini terkait dengan hilangnya kandungan lignin, pektin dan wax. Densitas AHF menurun dengan meningkatan prosentase NaOH bila dibandingkan dengan AHF tanpa perlakukan NaOH. Kekuatan tarik bervariasi dengan adanya perlakuan alkali. Kekuatan tarik AHF tertinggi pada serat yang mengalami perlakukan NaOH 5% yaitu sebesar 165 Mpa dan kekuatan tarik terendah pada AHF dengan perlakuan Alkali 10% yaitu sebesar 137 MPa . This paper analyzes the effect of alkali and non-alkali treatments on the physical characteristics, morphology and mechanical properties of betel nut huks fiber (areca Catechu L.). the used of agricultural waste has not been done optimally, causing environmental pollution. Areca Husk Fiber (AHF) only used as biomass fuel and planting medium, while for the other uses it has not existed. AHF was given 2.5%, 5%, 7.5% and 10% NaOH treatment with 2 hours immersion at room temperature, to known the physical characteristics of AHF then measured the length and diameter of fiber, density test, water content and moisture test. Mechanical characteristics of single fiber tensile testing in accordance with ASTM D 3379. From this study that known the diameter of AHF has a reduction in diameter due to alkaline treatment, this is related to loss of lignin, pectin and wax content. The density of AHF decreases with the percentage increase of NaOH when compared with AHF without the treatment of NaOH. Tensile strength varies with alkaline treatment. The highest AHF tensile strength in treated fibers was 5% NaOH of 165 Mpa and lowest tensile strength in AHF with 10% Alkali treatment of 137 MPa.
Kekuatan Tarik dan Lentur pada Material Komposit Berpenguat Serat Jelatang I Gede Putu Agus Suryawan; NPG Suardana; I Ketut Suarsana; I Putu Lokantara; I Ketut Jaya Lagawa
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 12 No 1 (2019)
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.669 KB) | DOI: 10.24843/JEM.2019.v12.i01.p02

Abstract

Material komposit telah dikembangkan sebagai material alternatif pengganti logam dan kayu. Komposit dari matrik epoksi dengan penguat serat alam sedang dikembangkan, karena serat sintetis sulit terurai secara alami. Komposit dengan penguat serat alam lebih ramah lingkungan. Tanaman jelatang (stinging nettle) merupakan tanaman yang memiliki serat pada kulit batang. Tanaman jelatang tumbuh di seluruh wilayah Indonesia yang beriklim sedang. Di Bali banyak tumbuh di daerah Pupuan-Tabanan. Sifat yang khusus dari serat jelatang adalah kuat dan ringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik dan lentur komposit epoksi dengan penguat serat jelatang dengan fraksi volume 10%, 15%, dan 20% serat, perlakukan serat dengan NaOH 6% direndam selama 2 jam, panjang serat 5 mm dengan orientasi acak. Komposit dicetak dengan metode hand lay up. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah kekuatan tarik komposit mengalami kenaikan dengan bertambahnya fraksi serat. Nilai kekuatan lentur tertinggi didapatkan pada fraksi volume serat 20% sebesar 46,693 MPa. Composite material has been developed as an alternative material, it is substitute for metal and wood. Composites from epoxy with natural fiber reinforcement are being developed, because synthetic fibers are difficult to decompose naturally. Composite with natural fiber reinforcement is more environmentally friendly. Stinging nettles are plants that have fiber on the bark. Nettle plants grow in sub-district of Indonesia with temperate climates. In Bali many grow in the Pupuan-Tabanan area. The special properties of nettle fibers is strong and light. This study aims to determine the tensile and flexural strength of epoxy composites reinforcement nettle fibers with a volume fraction of fibers 10%, 15%, and 20%, treatment fibers with 6% NaOH, soaked for 2 hours, 5 mm fiber length with random orientation. Composites are product using the hand lay up method. The results obtained from this study are that the composite tensile strength increases with rise fiber fraction. The highest flexural strength value was obtained at 20% fiber fraction of 46.693 MPa.
ANALISIS ARAH DAN PERLAKUAN SERAT TAPIS SERTA RASIO EPOXY HARDENER TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT TAPIS/EPOXY Putu Lokantara; Ngakan Putu Gede Suardana
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 2, No.2 Desember 2007
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.669 KB)

Abstract

Tapis kelapa (Coconut filter) as natural fiber, in this time its resources very copius but no longer be exploited and thrown off hand as waste though in fact its used for other material dissimilar inovatif and high economic valuable that is as one of natural fiber alternative to be composite. The objective of this research is to investigate the behavior changing of physical and mechanical properties of composite tapis kelapa as reinforcement and epoxy 7120 with hardener Versamid 140 as matrix. The fiber is treated with the chemical NaOH and KMnO4 with percentage 0.5%, 1%, and 2% in weight, respectively. The ratio of epoxy and hardener is 7:3 and 6:4, and fiber orientation 0o, 45o, dan 90o. For testing of the speciment in tensile test with ASTM standard D3039 and three point bending test with ASTM standard D790. The result of this research obtained that fiber treatment with KMnO4 give the better effect to machine properties compared to NaOH. Variation of percentage 0.5%, 1%, and 2% NaOH and KMnO4 give the effect in fiber surface which higher percentage make the cleaner of surface, decrease of wax contain, and roughness of fiber surface so that stronger of linkage of fiber and matrix and increase of tensile strength, bending strength, and bending modulus of the composite. The highest tensile strength, modulus of elasticity and bending strength are 70.23 MPa, 446.24 GPa and 97.81 MPa respectively reached at composite with ratio epoxy/hardener 7:3; by 2% KMnO4 and fiber orientation 45o. While the highest modulus of elasticity is 385.48 GPa reached at composite with the ratio epoxy/hardener 6:4; 2% KMnO4 and fiber orientation 90o. Keywords: Tensile Strength, bending strength, ratio of epoxy/hardener, NaOH, KMnO4
Pengaruh Panjang Serat Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekuatan Impact Greencomposite Serat Kulit Buah Pinang dengan Matriks Getah Pinus Cok Istri Putri Kusuma kencanawati; NPG Suardana; I Ketut Gede Sugita; I W Budiasa Suyasa
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 12 No 1 (2019)
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.468 KB) | DOI: 10.24843/JEM.2019.v12.i01.p06

Abstract

Penelitian pemanfaatan bahan-bahan alam dalam bidang rekayasa komposit sudah menjadi sesuatu yang penting, mengingat semakin terbatasnya sumberdaya yang ada serta permasalahan lingkungan yang dapat terjadi dari penggunaan bahan-bahan non alami. Penelitian greencomposite getah pinus yang diperkuat dengan serat kulit buah pinang ini bertujuan mengetahui karakteristik mekanik berupa kekuatan tarik dan kekuatan Impact dengan memvariasikan panjang serat kulit buah pinang yaitu serbuk (5 mesh), 10 mm, 20 mm, dan 30 mm dengan fraksi volume 85% matrik getah pinus 15% serat kulit buah pinang. Dari hasil pengujian didapat harga kekuatan tarik tertinggi dimiliki oleh komposit dengan panjang serat 30 mm yaitu 13, 677 MPa, dengan elengation 8,998% , kekuatan Impact tertinggi dimiliki oleh greencomposite dengan panjang serat 30 mm yaitu 0,0097 j/mm2 Research on the utilization of natural materials in the field of composite engineering has become something important, given the limited resources available and environmental problems that can occur from the use of non-natural materials. The research of greencomposite pine resin which is reinforced with areca husk fibers purposed to determine the mechanical characteristics of tensile strength and Impact strength by varying the length of areca husk fibers are powder (5 mesh), 10 mm, 20 mm and 30 mm with a volume fraction of 85% pine resin and 15% areca husk fibers. From the test results obtained the highest tensile strength is owned by a composite with the fibers length of 30 mm, 13.677 MPa and elangation of 8.998%, the highest Impact strength is owned by a greencomposite with a fibers length of 30 mm which is 0,0097 j/mm2.