Jakti, Jalung Wirangga
Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km 6,5, Glondong, Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Effect of Mineral Water Packaging Designs on Level of Consumer Decision in Purchase Dr. Prayanto Widyo Harsanto, M.Sn.; Jalung Wirangga Jakti
IJCAS (International Journal of Creative and Arts Studies) Vol 8, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Graduate School of Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ijcas.v8i2.6307

Abstract

Abstract The function of packaging is to wrap or protect a product. It has a role in informing various things related to a product, such as the type of product, product quality, benefits, and product image. Through packaging design, consumers are also assured that the packaged products are more secure, healthy, and safe. Excellent and attractive packaging design can foster positive consumer perceptions of the product. This positive perception of consumers can have an impact on certain decisions on consumers. The emergence of various mineral water bottle brands is currently causing intense competition to win the hearts of consumers. Various ways have been made to attract consumer interest, one of which is through packaging design. Packaging design is considered one of the ways to shape perceptions and improve consumer decisions to buy. Besides, the perceptions that have been formed can help improve or decrease the brand image. This study aims to determine consumer perceptions of the form of mineral water packaging design marketed in Indonesia. Through this research, the information will be obtained that can be used as a reference regarding packaging design and to determine consumer perceptions of purchasing decisions for a product. The method used in this research is a qualitative method, supported by quasi data (quantitative experimental) with an aesthetic approach (design). Through packaging design elements such as color, shape, brand, and logo, illustration, and typography will form perceptions in the minds of consumers regarding the suitability of the product with the packaging. Thus, packaging design has the power to introduce products to consumers, help improve purchasing decisions, and can provide correlated value to form a brand image in the eyes of consumers. Pengaruh Desain Kemasan Air Mineral terhadap Tingkat Keputusan Konsumen dalam Pembelian Abstrak Fungsi kemasan tidak hanya untuk membungkus atau melindungi sebuah produk, tetapi juga berperan mengomunikasikan/menginformasikan berbagai hal terkait dengan sebuah produk, seperti jenis produk, kualitas produk, manfaat, dan citra sebuah produk. Melalui desain kemasan pula konsumen diyakinkan bahwa produk yang dikemas lebih terjamin keamanan, kesehatan, dan keselamatannya. Desain kemasan yang baik dan menarik dapat menumbuhkan persepsi positif konsumen terhadap produk. Persepsi positif konsumen ini dapat berdampak pada keputusan tertentu pada konsumen. Munculnya berbagai merek minuman mineral kemasan saat ini menimbulkan persaingan yang ketat untuk saling merebut hati konsumen. Berbagai cara telah dilakukan untuk menarik minat konsumen/pasar, salah satunya melalui desain kemasan. Desain kemasan dianggap merupakan salah satu cara yang mampu membentuk persepsi dan meningkatkan keputusan konsumen untuk membeli. Selain itu, persepsi yang telah terbentuk dapat membantu meningkatkan atau menurunkan citra merek suatu produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap bentuk desain kemasan minuman mineral yang dipasarkan di Indonesia. Melalui penelitian ini pula akan diperoleh informasi yang dapat menjadi rujukan terkait desain kemasan dan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian terhadap suatu produk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, didukung data quasi (kuantitatif eksperimen) dengan pendekatan estetika (desain). Melalui elemen desain kemasan seperti: warna, bentuk, merek dan logo, illustrasi, dan tipografi akan membentuk persepsi pada benak konsumen mengenai kesesuaian produk dengan kemasan. Dengan demikian, desain kemasan mempunyai kekuatan untuk mengenalkan produk pada konsumen, membantu meningkatkan keputusan pembelian, serta dapat memberikan nilai yang berkorelasi membentuk citra merek di mata konsumen.
Lahirnya Kembali Neoklasikisme melalui Bangunan di Yogyakarta Jalung Wirangga Jakti
INVENSI (Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni) Vol 5, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/invensi.v5i2.3859

Abstract

Neoklasik adalah gerakan utama selama pertengahan abad ke-18 hingga akhir abad ke19 dalam seni dan arsitektur Eropa. Karya dengan gaya ini berfokus pada bentuk seni klasik barat Yunani Kuno dan Roma. Penelitian ini bertujuan untuk memahami Seni Neoklasik dalam arsitektur di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menjadi menarik karena belum ada yang mengkaji bangunan neoklasik yang hadir di tengah keramaian Yogyakarta. Seni neoklasik dapat menjadi sarana hidupnya kembali zaman pencerahan Eropa dalam bentuk bangunan. Kita bisa melihat bentuk ideal dari arsitektur neoklasik dengan kekhasan kolom yang digunakan untuk menahan beban berat dari struktur bangunan. Dan atap yang biasanya memiliki bentuk pokok datar dengan bentuk minor yang lain. Gaya arsitektur neoklasik tidak memiliki kubah atau menara. Eksterior tersebut dibangun sedemikian rupa untuk menciptakan gaya klasik yang sempurna, seperti pada pintu dan jendela. Pada bagian eksterior penggunaan dekorasi sangat minimalis namun dengan penekanan geometris. Penelitian ini menghasilkan sebuah konklusi yaitu pembangunan berbagai lokasi dengan gaya neoklasik di Yogyakarta, membawa kembali semangat neoklasik sebagai pendorong kelahiran kembali gaya seni dengan kemurnian. Selain itu peraturan daerah dan kecenderungan komunitas membuat gaya ini semakin diminati.The Revival of Neoclassicism through Building in Yogyakarta ABSTRACT Neoclassicism was a major movement during the mid-18th century and continued into the early 19th century in European art and architecture. The creation of this style focuses on classical western art from Ancient Greece and Rome. This research aims to understand neoclassical art in Yogyakarta architecture. This research is interesting because there is no study yet of neoclassical buildings in Yogyakarta. Neoclassical art can be a way to relive the European Enlightenment in the form of buildings. We can see the ideal form of neoclassical architecture with unique columns that can withstand the heavy loads of standard building and roof structures with the main flat and other minor shapes. Neoclassical architectural styles have no domes or towers - the exterior is built to create the perfect classic style, especially for doors and windows. On the exterior, the use of decoration is very minimalist with geometric emphasis. These results suggest that the neoclassical style construction in several locations in Yogyakarta has revived the spirit of neoclassicism as the driving force for the revival of the pure art style. Moreover, local regulations and community tendencies make this style even more desirable.
Desain Aplikasi Sistem Informasi Pendidikan Berbasis Digital Jalung Wirangga Jakti
INVENSI Vol 9, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Graduate School of the Indonesia Institute of the Arts Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/invensi.v9i1.10284

Abstract

Dunia pendidikan di Indonesia saat ini menghadapi persoalan di antaranya: masifnya kemajuan Teknologi Informasi Digital; regulasi dan manajemen pendidikan yang menyangkut sumber daya manusia, kurikulum, dan metode pembelajaran; dampak pascapandemi COVID-19 berpengaruh terhadap perilaku (sosial-budaya), serta terjadinya paradigma baru proses pembelajaran. Tujuan riset perancangan ini untuk mewujudkan desain aplikasi sistem informasi digital yang dibutuhkan masyarakat. Desain aplikasi digital yang mampu memadukan kurikulum, metode, dan proses pembelajaran mobile (bergerak) dapat efektif, efisien, dan menarik bagi peserta didik. Design method dari Karjaluoto dengan tujuh tahapan (Define, Research, Ideate, Prototype, Select, Implement, dan Learn) digunakan dalam riset perancangan ini. Selanjutnya, hasil perancangan ini telah digunakan oleh PT Sinergi Sapta Jaya (PT SSJ) yang memiliki core pada pengembangan SID (Sistem Informasi Digital) berbasis mobile apps, web apps, dan dekstop apps. Karya desain aplikasi digital bergerak (mobile) memiliki fitur-fitur mudah dioperasikan (informatif & komunikatif), sehingga mempermudah tugas sekolah dalam menjalankan administrasi sekolah, serta menjembatani komunikasi antara siswa, orang tua, dan guru berkaitan dengan informasi akademik di sekolah.Educational Information System Application Design Digital Based ABSTRACT The world of education in Indonesia is currently facing problems, including the massive advancement of Digital Information Technology, Education regulations, and management concerning Human Resources, curriculum, and learning methods; the impact of the post-pandemic COVID-19 has affected behaviour (socio-cultural), as well as the emergence of a new paradigm of the learning process. The purpose of this design research is to realize the design of digital information system applications that are needed by the community. Digital application designs that can integrate curriculum, methods, and mobile learning processes can be effective, efficient, and attractive to students. The design method from Karjaluoto with seven stages (Define, Research, Ideate, Prototype, Select, Implement, and Learn) was used in this design research. Furthermore, the results of this design have been used by Sinergi Sapta Jaya (SSJ., Ltd.), which has a core in developing DIS (Digital Information System) based on mobile, web, and desktop apps. Mobile digital application design works have easy-to-operate (informative & communicative) features, making it easier for schools to carry out school administration and bridging communication between students, parents, and teachers regarding academic information at school.