Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pemilihan Jenis Kegiatan Wisata Dalam Pengembangan Ekowisata Pesisir Pantai Kutang Lamongan Mukti Ali; Fuquh Rahmat Shaleh
Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan Vol 12 No 1 (2021): Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan
Publisher : Faculty of Science and Technology University Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.142 KB) | DOI: 10.35316/jsapi.v12i1.1068

Abstract

Indonesia's environmental services and natural resources have great potential both on land and sea, especially for tourism purposes. One of the tourism sectors comes from coastal tourism. The development of coastal tourism areas must lead to a planned development in a comprehensive manner so that optimal benefits can be obtained for the community. The research was conducted in Labuhan village which is one of the coastal villages in Lamongan Regency. The method used was survey and observation methods coupled with closed interviews with questionnaires, while natural parameters were carried out by field observation. The research aims to analyze, choose the right type of tourism activity according to the suitability index of the type of tourism activity on Kutang beach, Labuhan village, Brondong District, Lamongan Regency. Data analysis was done by means of multi criteria analysis. This analysis is developed based on utility theory, with the assumption that a person's total (composite) utility is formed as an aggregate of the many attributes (components) that make up the utility. The type of tourism activity which is categorized as very suitable or feasible to do in the Kutang beach area is in the form of tracking activities with a suitability value of 84% and Safari Photo of 83%. Alternative types of activities (according to condition) are Canoeing with a suitability value of 80%, fishing and culinary 77% and swinging 74%.
Strategi Pengembangan Ekowisata Bahari Pantai Utara Jawa Timur di Desa Tunggul Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Mukti Ali; Toha Muslich; Prasetya Wahyu Kesuma
Jurnal Riset Perikanan dan Kelautan Vol 2 No 2 (2020): JURNAL RISET PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.641 KB)

Abstract

Penelitian ini berawal dari permasalahan pengembangan wisata pantai Tunggul, tujuan penelitian ini meliputi identifikasi beberapa faktor internal dan eksternal serta untuk mengetahui arahan strategi pengembangan potensi ekowisata di pantai Desa Tunggul Kabupaten Lamongan. Jumlah responden dalam penelitian berjumlah 20 responden, 10 dari wisatawan dan 10 dari pengelola. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penyusunan strategi pengembangan obyek wisata menggunakan analisis SWOT, dengan membuat analisa Faktor Strategi Internal (IFAS) dan analisa Faktor Strategis Eksternal (EFAS).Temuan penelitian menunjukkan arahan strategi pengembangan ekowisata bahari di Desa Tunggul Kabupaten Lamongan adalah 1) Segera mengurus ijin (payung hukum) / legalitas ekowisata pada instansi terkait 2) Pembangunan fasilitas pendukung wisata (termasuk site plan, fasilitas kebersihan) dengan cara gotong royong ( swakelola ) oleh masyarakat dengan memanfaatkan dana dukungan pemerintah. 3) Melakukan pembinaan dengan cara mengintegrasikan dengan program pemerintah yang ada. 4) Menyiapkan Tim Tanggap bencana dalam menanggulangi jika cuaca buruk dan bencana melanda dengan memanfaatkan dukungan BNPB maupun BPBD. 5) Pembinaan nelayan akan pentingnya keseimbangan pengelolaan pantai, sekaligus pembinaan UMKM di lokasi wisata yang melibatkan nelayan setempat untuk peningkatan perekonomian.
DAYA DUKUNG PERAIRAN UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii DI KABUPATEN SINJAI, SULAWESI SELATAN Waluyo Waluyo; Taslim Arifin; Mukti Ali
Grouper: Fisheries Scientific Journal Vol 10, No 2 (2019): Grouper : Jurnal Ilmiah Fakultas Perikanan Universitas Islam Lamongan
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.469 KB) | DOI: 10.30736/grouper.v10i2.53

Abstract

Pengelolaan sumberdaya perikanan rumput laut jenis Eucheuma cottonii harus dilakukan dengan memperhatikan daya dukung perairan (waters carrying capacity) dengan tujuan untuk menentukan kapasitas optimum budidaya rumput laut. Pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan daya dukung adalah dengan analisis ecological footprint (EF), dimana pada penelitian ini adalah footprint produksi. Penelitian ini dilakukan pada Oktober 2016 untuk memetakan dan menganalisis daya dukung perairan di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan dengan sistem informasi geografis dan pendekatan ecological footprint. Berdasarkan hasil analisis daya dukung perairan di Kabupaten Sinjai menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan perairan (EFP) adalah 4.68 ton/kapita/tahun atau setara dengan 6,223.49 ton/tahun, sedangkan ketersediaan ruang perairan (biocapacity/BC) adalah 32,607.28 hektar yang mampu untuk memproduksi rumput laut sebanyak 483,446.09 ton/tahun. Apabila menggunakan asumsi bahwa pemanfaatan seluruh ketersediaan lahan perairan yang ada (32,607,28 hektar), maka daya dukung jumlah sumberdaya manusia yang mungkin untuk dapat memanfaatkan lahan tersebut adalah 10,839 kapita.
Metode Pengukuran dan Model Pendugaan Biomassa Nypa Fruticans di Sungai Tallo, Makassar-Indonesia Rahman Rahman; Hefni Effendi; Iman Rusmana; mukti ali
Grouper: Fisheries Scientific Journal Vol 11, No 1 (2020): Grouper : Jurnal Ilmiah Fakultas Perikanan Universitas Islam Lamongan
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/grouper.v11i1.65

Abstract

Penelitian tentang estimasi dan model pendugaan biomassa pada tegakan pohon mangrove telah banyak dilakukan baik dalam tingkat ekosistem maupun spesies, namun belum pernah dilakukan pada spesies Nypa fruticans. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah model penduga nlilai biomassa Nypa fruticans di Sungai Tallo yang terdapat di Makassar-Indonesia yang merupakan salah satu habitat mangrove. Pendugaan biomassa dilakukan dengan menebang mangrove sebanyak 15 pohon pada range diameter terbesar hingga terkecil. Biomassa dihitung berdasarkan berat kering yang diperoleh dari pengeringan sub contoh berat basah pada suhu 130 ⁰C selama 48 jam. Analisis model penduga biomassa menggunakan regresi linier dan model allometrik yang akan menyatakan hubungan antara diameter pangkal atau pelepah dengan nilai biomassa mangrove. Hasil analisis menunjukkan bahwa model penduga biomassa Nypa fruticansbersifat allometrik yang berkorelasi dengan diameter pangkal dan diameter pelepah yaitu B = 0,098(DB)1,4934  dan B = 0,222(DS)2,7048 dan lebih baik dibandingkan model analisis regresi. Total biomassa Nypa fruticans menurut diameter pangkal dan pelepah yakni 174574,4kgatau 40132, 69 kg/ha dan 173959,4kg atau 39991, 32 kg/ha.
Resiliensi Sistem Sosial Ekologi Kawasan Desa Pesisir Kabupaten subang mukti ali; Muliani Muliani; Luky Adrianto; Sigid Hariyadi; Rahman Rahman
Grouper: Fisheries Scientific Journal Vol 11, No 2 (2020): Grouper : Jurnal Ilmiah Fakultas Perikanan Universitas Islam Lamongan
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/grouper.v11i2.74

Abstract

Wilayah pesisir Kabupaten Subang merupakan wilayah pesisir dengan kompleksitas pemasalahan yang tinggi baik dari segi ekologi maupun sosialnya, baik akibat kegiatan pembangunan maupun pengaruh lainnya. Pembangunan berkelanjutan ditunjang oleh tingkat resiliensi sistem sosial – ekologi desa pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat resiliensi sistem sosial - ekologi yang terdapat di desa Blanakan, desa Tanjungtiga, desa Rawameneng, dan desa Mayangan serta resiliensi  sistem sosial – ekologi dari desa pesisir yang terintegrasi. Data yang dikumpulkan berupa data terkait parameter ekologi ekosistem mangrove dan parameter sosial. Analisis kategori resiliensi sistem sosial – ekologi dilakukan melalui penilaian indeks resiliensi dan siklus panarchy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem sosial – ekologi desa Blanakan dan Tanjungtiga termasuk pada kategori resilien dengan nilai indeks masing-masing 0,6000 dan 0,6538, sedangkan sistem sosial – ekologi desa Rawameneng dan Mayangan berada pada kategori moderat dengan nilai indeks masing-masing 0,4889 dan 0,5333. Analisis resiliensi menurut siklus panarchy menunjukkan bahwa desa Blanakan berada pada fase “reorganization” (α), sedangkan desa Tanjungtiga, Rawameneng, dan Mayangan berada pada fase “eksploitasi” (r).
STRATEGI PENINGKATAN KINERJA KELOMPOK USAHA BERSAMA NELAYAN KOTA CIREBON Lilik Supriyadi; Mukti Ali; Moch Farid Wadji
Grouper: Fisheries Scientific Journal Vol 10, No 2 (2019): Grouper : Jurnal Ilmiah Fakultas Perikanan Universitas Islam Lamongan
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.781 KB) | DOI: 10.30736/grouper.v10i2.59

Abstract

Sentra perikanan tangkap kota Cirebon, ditunjukkan oleh aktivitas PPN Kejawanan dan tiga TPI lain di sekitarnya. Terdapat 9 Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang tumbuh dari aktivitas sub sektor perikanan tangkap kota Cirebon. Penelitian bertujuan menemukan strategi untuk meningkatkan kinerja KUB dalam rangka memberdayakan keluarga nelayan. Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan fenomenalogi. Peneliti menggunakan survei terestris untuk melakukan wawancara tertutup dengan responden yang dipilih secara sengaja, mengenai 15 tema yang dianggap merefleksikan aktivitas kebaharian para nelayan. Responden berjumlah 172 orang, memiliki kriteria khusus terutama dari sisi ketokohan, pengalaman, dan keahlian bekerja sebagai nelayan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan kinerja KUB nelayan rendah karena mayoritas terjerat oleh tengkulak. Kinerja KUB hanya dapat ditingkatkan apabila nelayan memiliki komitmen dan konsistensi memberdayakan dirinya; ditandai dengan indikasi berupa meningkatnya kemampuan mengolah dan menghasilkan produk bermutu; serta memiliki dasar pengetahuan yang kuat tentang kebaharian. Bukan sebagaimana saat ini, hal mana nelayan melaut berbekal pengalaman dari hasil meniru pekerjaan yang dilakukan oleh para pendahulu sebelumnya.