Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FAVORITISME KELOMPOK: PERSPEKTIF AGAMA ISLAM Karimulloh Karimulloh; Johan Satria Putra
Dialogia: Islamic Studies and Social Journal Vol 17, No 2 (2019): DIALOGIA JURNAL STUDI ISLAM DAN SOSIAL
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/dialogia.v17i2.1712

Abstract

The issue of religious tolerance is one of the important issues in the last decade, especially among Indonesian Muslims. Basically, Islam through the concept of morals teaches compassion for humans as well as adherents of other religions. However, on the other hand, many Muslims then limit themselves to giving a positive attitude towards other religions because of fears of violating the faith. How the attitude of Islam towards other religions has been studied in the scientific study of Islam itself. However, most of the studies carried out were case studies and comparisons. While research in Islamic psychology also began to study a lot about behavior between religious groups, such as the construct of group favoritism. But not many have used the basis of a strong Islamic study as its justification. This study tries to conduct an integrative study between the study of literature from Islamic law with empirical studies of psychology. The literature study is carried out by conducting a study and comparison of various relevant references. Empirical studies were conducted by distributing questionnaires to several Islamic adolescents in Jabodetabek on a scale of group religiosity and favoritism. Furthermore, an analysis will be carried out by comparing and correlating the results of the literature and empirical studies. While the results of this study indicate that there is no group favoritism in Islam, because brotherhood for a Muslim is not only limited to fellow Muslims, but also to fellow non-Muslims or even other creatures of God.
Peran Perceived Discrimination Terhadap Kualitas Hidup Etnis Tionghoa di Jabodetabek Safana Isnaeni Kamilia; Johan Satria Putra
Jurnal Diversita Vol 6, No 1 (2020): JURNAL DIVERSITA JUNI
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1010.321 KB) | DOI: 10.31289/diversita.v6i1.3564

Abstract

Diskriminasi sering terjadi pada etnis minoritas di Indonesia, salah satunya etnis Tionghoa. Perlakuan ini dapat menyebabkan seseorang mengalami perceived discrimination, atau anggapan dan perasaan bahwa yang bersangkutan diperlakukan buruk dan tidak sama. Sejumlah penelitian terdahulu menunjukkan perceived discrimination dapat menurunkan kualitas hidup seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran perceived discrimination terhadap kualitas hidup pada etnis Tionghoa. Alat ukur yang digunakan adalah PEDQ dan WHOQOL_BREF. Partisipan penelitian berjumlah 109 etnis Tionghoa yang bertempat tinggal di Jabodetabek dengan rentang usia 20-65 tahun, yang diambil menggunakan teknik accidental sampling. Berdasarkan hasil uji regresi, penelitian ini menunjukkan bahwa perceived discrimination memiliki peran negatif terhadap kualitas hidup pada etnis Tionghoa. Sementara itu perceived discrimination memiliki peran terhadap setiap dimensi kualitas hidup masing-masing sebesar 6,2%, 3,8%, 3,8%, dan 4,3% terhadap kualitas hidup. Diperlukan adanya intervensi kepada etnis Tionghoa yang mengalami perceived discrimination agar dapat menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang dapat mengganggu kualitas hidup dengan cara terapi kognitif, dan juga kebijakan untuk mengurangi diskriminasi itu sendiri.
Keterkaitan Rasa Syukur dengan Health-Related Quality Of Life pada Masyarakat Ekonomi Rendah di Masa Pandemi Covid-19 Johan Satria Putra
Nathiqiyyah Vol 3 No 2 (2020): Nathiqiyyah - Jurnal Psikologi Islam
Publisher : Program Studi Psikologi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46781/nathiqiyyah.v3i2.179

Abstract

Kesehatan merupakan salah satu permasalahan pokok yang melingkupi masyarakat dengan status ekonomi rendah, khususnya dalam masa pandemi covid-19. Rasa syukur dapat mengarahkan seseorang untuk lebih berperilaku sehat, serta mampu melakukan coping terhadap tekanan sosial ekonomi yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peran syukur terhadap kualitas hidup terkait kesehatan pada masyarakat ekonomi bawah. Partisipan dari penelitian ini adalah 35 orang warga yang berpenghasilan rendah di Jakarta. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Alat ukur yang digunakan berupa skala Syukur dan Indonesian EQ-5D-5L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara rasa syukur dengan kualitas hidup terkait kesehatan pada partisipan. Diharapan untuk penelitian selanjutnya yang menggunakan subjek masyarakat ekonomi rendah agar lebih mempertimbangkan pengambilan data secara langsung dibandingkan secara daring, serta mengontrol faktor demografi.
Perbedaan Perceived Restorativeness Antara Siswa Yang Bersekolah Di Sekolah Alam Dengan Sekolah Umum Johan Satria Putra
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 7 No. 2 (2021): April-June
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v7i2.1078

Abstract

Pengalaman restoratif atau perceived restorativeness adalah suatu pemulihan kondisi individu dari kelelahan psikologis sebagai akibat dari aktivitas sehari-hari. Ruang bagi anak untuk berinteraksi dengan alam dewasa ini semakin sedikit, sehingga perceived restorativeness menjadi menurun. Salah satu jenis sekolah yang ada saat ini yang memiliki unsur-unsur alami adalah sekolah alam, namun masih sangat sedikit penelitian psikologi di Indonesia dengan objek sekolah alam ini.. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perbedaan perceived restorativeness antara anak yang bersekolah di sekolah alam dengan anak yang bersekolah di sekolah umum. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif untuk melihat perbedaan perceived restorativeness antara dua kelompok subjek tersebut menggunakan teknik uji komparasi. Instrumen yang digunakan adalah skala PRCSC-II. Hasilnya ditemukan bahwa terdapat perbedaan perceived restorativeness antara siswa sekolah alam dengan sekolah umum (p<0,05), dengan tingkat perceived restorativeness pada siswa sekolah negeri lebih tinggi daripada siswa sekolah alam. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kerapian dan kelebatan elemen hijau di sekolah yang bersangkutan, keberadaan teman, serta aktivitas yang dilakukan di sekolah. Diharapkan dari hasil penelitian ini nantinya dapat diaplikasikan, baik oleh pihak sekolah umum maupun sekolah alam, untuk merancang lingkungan sekolah yang lebih restoratif.
Peran Perceived Discrimination Terhadap Kualitas Hidup Etnis Tionghoa di Jabodetabek Safana Isnaeni Kamilia; Johan Satria Putra
Jurnal Diversita Vol. 6 No. 1 (2020): JURNAL DIVERSITA JUNI
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/diversita.v6i1.3564

Abstract

Diskriminasi sering terjadi pada etnis minoritas di Indonesia, salah satunya etnis Tionghoa. Perlakuan ini dapat menyebabkan seseorang mengalami perceived discrimination, atau anggapan dan perasaan bahwa yang bersangkutan diperlakukan buruk dan tidak sama. Sejumlah penelitian terdahulu menunjukkan perceived discrimination dapat menurunkan kualitas hidup seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran perceived discrimination terhadap kualitas hidup pada etnis Tionghoa. Alat ukur yang digunakan adalah PEDQ dan WHOQOL_BREF. Partisipan penelitian berjumlah 109 etnis Tionghoa yang bertempat tinggal di Jabodetabek dengan rentang usia 20-65 tahun, yang diambil menggunakan teknik accidental sampling. Berdasarkan hasil uji regresi, penelitian ini menunjukkan bahwa perceived discrimination memiliki peran negatif terhadap kualitas hidup pada etnis Tionghoa. Sementara itu perceived discrimination memiliki peran terhadap setiap dimensi kualitas hidup masing-masing sebesar 6,2%, 3,8%, 3,8%, dan 4,3% terhadap kualitas hidup. Diperlukan adanya intervensi kepada etnis Tionghoa yang mengalami perceived discrimination agar dapat menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang dapat mengganggu kualitas hidup dengan cara terapi kognitif, dan juga kebijakan untuk mengurangi diskriminasi itu sendiri.