This Author published in this journals
All Journal Hemera Zoa
Panal M. Siahaan
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hymenolepis cantaniana pada ayam buras di Medan Sumatera Utara Panal M. Siahaan; Simon He; Hernomoadi Suminto; Nawangsari Sugiri
Hemera Zoa Vol. 76 No. 2 (1993): Jurnal Hemera Zoa
Publisher : Hemera Zoa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.729 KB)

Abstract

Dari 96 ekor ayam buras yang diperoleh dari Kotamadya Medan dan sekitamya untuk keperluan survai cacing parasitik ternyata tiga ekor (3,125%) diantaranya mengandung cacing pita kecil di dalam usus halus dalam jumlah yang sangat banyak. Cacing- cacing tersebut berwarna putih, agak transparan, berukuran panjang 8-20 mm, rataan 15.4± 3.31 mm (SD). Skoleks berukuran panjang 135-180 um dengan rataan 143 ± 12.19 um, lebar 120-150 um dengan rataan 130± 9.91 um tanpa kait-kait. Lubang genital unilateral, terletak diantara anterior dengan pertengahan segmen. Kantung sirus relatif besar dibanding dengan segmen. Di dalam segmen gravid terdapat kantung-kantung telur. Telur berdiameter 45 mm, berbentuk bundar seperti bola, diselubungi tiga membran dan sudah mengandung larva saat akan dikeluarkan. Dari ciri-ciri tersebut disimpulkan cacing ini termasuk jenis Hymenolepis cantaniana. Ini merupakan laporan penemuan pertama kali jenis cacing pita tersebut pada ayam (buras) di Indonesia.
Gongylonema ingluvicola ransum, 1904 pada ayam buras di Medan Sumatera Utara Panal M. Siahaan; Simon He; Hernomoadi Huminto; Nawangsari Sugiri
Hemera Zoa Vol. 77 No. 1 (1995): Jurnal Hemera Zoa
Publisher : Hemera Zoa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.757 KB)

Abstract

Dari 96 ekor sampel ayam buras yang diperoleh dari Kotamadya Medan dan sekitarnya untuk keperluan survai cacing parasitik ditemukan 42 ekor (43,75%) diantaranya mengandung cacing Gongylonema ingluvicola di dalam temboloknya. Cacing ini ditemukan pada sampel ayam buras dari semua lokasi yang disurvai dengan rataan derajat infeksi 14 ekor cacing per ayam. Cacing ini membentuk rangkaian lipatan-lipatan pada mukosa yang agak teratur dan seragam, berupa terowongan yang melingkar-lingkar dan mengakibatkan penebalan mukosa tembolok ke arah lumen. Panjang cacing jantan antara 16 - 21 mm dengan rataan 19 mm dan diameter 225 - 255 µm; panjang cacing betina antara 31 - 54 mm dengan rataan 4 1,6 mm dan diameter 3 15 - 345 µm. Cacing jantan mempmyai ale (pelebaran kutikula ke arah lateral serupa sayap) pada sisi kiri dan kanan yang tidak simetris. Ale kiri disokong oleh 7 buah papila (tonjolan kutikula berbentuk duri) sedangkan ale kanan disokong oleh buah 5 papila. Pada cacing betina, vulvanya terletak di bagian posterior tubuh.   
Terameres Americana pada ayam buras di Medan Sumatera Utara Panal M. Siahaan; Simon He
Hemera Zoa Vol. 77 No. 1 (1995): Jurnal Hemera Zoa
Publisher : Hemera Zoa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.359 KB)

Abstract

Dari 96 ekor ayam buras yang diperoleh dari Kotamadya Medan dan sekitarnya untuk keperluan suwai cacing parasitik terdapat 34 ekor (35,42%) diantaranya terinfeksi cacing gilik Tetrameres americana pada lambung kelenjar (provenhiculus) dengan jumlah cacing yang berkisar antara 4 - 47 ekor dengan rataan 4,5 cacing betina per ayam. Cacing-cacing tersebut berbentuk bundar, yang masih segar berwarna merah cerah seperti darah segar. Ekstrimitas anterior menjulur keluar sepanjang 1 mm. Pada mulut terdapat 3 .bibir kecil, diikuti rongga mulut dan usofagus narnpak sepanjang bagian anterior yang menjulur. Ekstrimitas posterior menjulur sekitar 800 µm. Panjang cacing 3,5 - 4,5 µm dengan rataan 3,98 µm dan lebar 3 - 4 mm dengan rataan 3,53 µm. Badannya mempunyai 4 alur longitudinal. Uterus dan ovarium banyak dan panjang berliku- liku. Vulva terdapat pada bagian posterior. Telur berbentuk oval, panjangnya antara 45 - 52,56 µm dengan rataan 46,5 µm, lebar antara 22,5 - 40 µm dengan rataan 25,25 µm dan sudah mengandung larva saat dikeluarkan. Laporan ini merupakan yang pertama untuk pulau Sumatra.