Wanita hamil yang merokok atau terpapar asap rokok (perokok pasif), berisiko lebih besar mengalami keguguran atau melahirkan bayi dengan berat badan rendah dan mudah terinfeksi. Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru tercatat jumlah ibu yang melahirkan pada tahun 2012 sebanyak 512 ibu dengan kasus BBLR sebanyak 103 bayi. Dari ibu hamil yang pernah melahirkan BBLR ada suami atau anggota keluarga yang merokok di rumah atau perokok pasif (80%).Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh rokok terhadap berat badan lahir dari ibu hamil perokok aktif, perokok pasif dan tidak perokok di RSUD Banjarbaru. Metode observasional dengan rancangan penelitian retrospektif digunakan.Tempat penelitian di RSUD Banjarbaru, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden adalah perokokpasif yaitu 42 orang (67,4%) ada juga perokok aktif sebanyak 3 orang (3,4%). Berat badan lahir bayi yang dilahirkan di RSUD Banjarbaru pada bulan September 2013 sebagian besar normal yaitu 52 orang (77,6%) tetapi masih ada yang berat badan lahir kurang sebanyak 12 orang (17,9%) Analisa bivariat menggunakan uji statistic Kruskal Wallis dengan taraf signifikasi α 0,05 ternyata tidak ada pengaruh rokok terhadap berat badan lahir dari ibu hamil perokok aktif, perokok pasif maupun tidak perokok. Disarankan bagi ibu hamil untuk menghindari asap rokok. Key word : BBL, kebiasaan merokok