Made Pramono
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MODEL INDIGENISASI FEMINISME OLAHRAGA DI INDONESIA Dita Yuliastrid, ; Made Pramono, ; Ayunita Leliana,
Widya Cendika Vol 6, No 1 (2011)
Publisher : Widya Cendika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bermaksud mengkaji dua karakter universal feminisme olahraga (sebagai pemikiran maupun gerakan), yakni sport for all dan advokasi perempuan sebagai tahapan dalam konstruksi model indigenisasi (pribumisasi) feminisme olahraga ini di Indonesia. Analisis wacana dan konstruksi model dilakukan dengan metode heuristika yang terdiri dari kesinambungan context of justification, kritik paradigm, context of discovery, dan pengembangan kreatif alternative konsep indigenisasi feminism olahraga. Hasil penelitian ini adalah: (a) konsep sport for all memang tidak memiliki akar filsafat tersendiri di Indonesia, namun sampai saat ini berjalan sesuai yang seharusnya di mana perempuan berperan dalam berbagai ruang lingkup olahraga; (b) kasus diskriminatif keolahragaan adalah “gunung es” yang tersembunyi berkat penerimaan masyarakat umum atas posisi natural bahwa perempuan adalah subordinat laki-laki; (c) inilah feminisme ortodoks, yang bersandar pada argumentasi kelemahan perempuan sehingga perlu penyadaran budaya bahwa perempuan perlu dilindungi dan diposisikan setara dengan laki-laki; (d) Advokasi keolahragaan bagi perempuan selama ini dimaknai sebagai ditolaknya diskriminasi tanpa mengkonseptualisasikan lebih jauh ke arah penyadaran berkelanjutan; (e) Paradigma ortodoks ini secara bertahap dibawa ke arah postfeminisme yang bersinkretis dengan ajaran lama masyarakat dan dimassifikasi melalui berbagai cara. Inilah indigenisasi feminisme olahraga Indonesia yang ditawarkan penelitian ini.
Mitos Demit dan Magi Dukun: Posisinya dalam Strategi Budaya Made Pramono,
Pelangi Ilmu Vol 2, No 1 (2008)
Publisher : Pelangi Ilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Mitos dan magi merupakan satuan-satuan budaya yang meskipun termarjinalisasi oleh konsep-konsep sain modern, namun memiliki eksistensi dan sekaligus fungsi yang relevan dengan kodrat budaya manusia. Secara sederhana, mitos adalah sebuah cerita yang memberikan pedoman dan arah tertentu kepada sekelompok orang, sedangkan magi lebih condong berorientasi penguasaan sesama manusia atau proses-proses/daya kekuatan alam lewat beberapa kepandaian. Melalui kajian antropologis kefilsafatan, tulisan ini mencoba mengungkap makna, fungsi, dan posisi mitos demit dan magi dukun dalam strategi kebudayaan.
Refleksi Metafisis Atas Pancasila Made Pramono,
Pelangi Ilmu Vol 1, No 1 (2007)
Publisher : Pelangi Ilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Pancasila is Indonesian’s Philosophy. As philosophical concept, Pancasila has three dimensions: ontology, epistemology, and axiology. This article will not discuss all of this, but to reflect in a metaphysical base which focus in ontologycal status of Pancasila. This metaphysical reflection will use Phenomenology-Existensialism and Critical Theory in regard to objectivy the subjectivity of reflection.