Azhari Gani
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELLITUS DENGAN HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI PADA PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISIS KRONIK DI RSUDZA BANDA ACEH Lilis Fazriah; Azhari Gani; Maimun Syukri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia Vol 2, No 4: November 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.736 KB)

Abstract

Hipertrofi ventrikel kiri (HVK) merupakan salah satu komplikasi gagal ginjal kronik (GGK) terbanyak, lebih dari 50% kematian penderita gagal ginjal kronik disebabkan oleh hipertrofi ventrikel kiri. Dengan adanya hipertensi dan DM yang merupakan penyebab terbanyak pada GGK akan mempercepat terjadinya komplikasi ke sistem kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hipertensi dan DM dengan hipertrofi ventrikel kiri pada pasien yang menjalani hemodialisis kronik. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional, HVK di deteksi dengan menggunakan alat elektrokardiography, GGK yang disebabakan oleh hipertensi dan DM dilihat dari diagnosis dokter dan lama hemodialisis dilihat dari buku registrasi. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 06 juni 2016 - 04 juli 2016. Teknik pengambilan sampel dengan cara Accidental Sampling dengan jumlah sampel 38 orang. Data yang diperoleh  dianalisis dengan uji Chi-Squere dan uji alternatif uji Kruskal Wallis test. Dari 38 responden penelitian sebanyak 15 responden yang mengalami hipertrofi ventrikel kiri dan 23 tidak mengalami hipertrofi ventrikel kiri. Hasil uji Kruskal Wallis test menunjukkan bahwa nilai p value = 0,433 (0,05). Kesimpulannya tidak terdapat hubungan antara hipertensi dan DM dengan hipertrofi ventrikel kiri pada pasien yang menjalani hemodialisis kronik.Kaca kunci: Hipertensi dan DM, Hipertrofi ventrikel kiri, Hemodialisis kronis.Left ventricular hypertrophy (LVK) is one of the most complications of chronic renal failure (CRF), more than 50% of deaths in patients with chronic renal failure caused by left ventricular hypertrophy. With the presence of hypertension and diabetes mellitus which is the most common cause in the CRF will increase the occurrence of complications to the cardiovascular system. This study aim to find out the correlation of hypertension and diabetes mellitus with left ventricular hypertrophy in chronic hemodialysis undergo patients. This study is an observational analytic research with cross sectional approach, HVK in detection by using the electrocardiography, GGK which are caused by hypertension and DM is observed from doctor's diagnosis and the length of hemodialysis is seen from the registration book. Data were collected on 06 June 2016-04 July 2016. The sampling technique is accidental sampling method with a sample of 38 people. The data was analyzed by Chi-Squere and alternative test Kruskal Wallis-test. There are 15 of 38 respondents who endure of left ventricular hypertrophy and the rest 23 participants are negative from the issue. Kruskal Wallis test results showed that the p value = 0.433 ( 0.05). In conclusion, there is no significant correlation between hypertension and diabetes mellitus with left ventricular hypertrophy in chronic hemodialysis undergo patients.Keywords: hypertension and diabetes, left ventricular hypertrophy, chronic hemodialysis.
SINDROMA BRUGADA DAN PENATALAKSANAANYA PADA LANSIA (Laporan Kasus) Azhari Gani; Munifah Abdat
Cakradonya Dental Journal Vol 12, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1838.407 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v12i1.17094

Abstract

Sindroma Brugada ditandai dengan elevasi segmen ST di sadapan prekordial kanan EKG, yangdikaitkan dengan resiko tinggi sudden cardiac death. Sindroma ini lebih banyak dialami oleh laki-lakiusia muda atau dewasa yang sehat. Penderita dapat mengalami gejala seperti pingsan, palpitasi,kematian mendadak akibat jantung, dan dapat pula tanpa gejala sebelumnya (spontan). Jika pasienmengalami masalah gigi maka perawatan gigi pada pasien dengan penyakit saluran jantung sulit karenaadanya potensi risiko kejadian yang mengancam jiwa. Dilaporkan satu kasus seorang laki-laki 75tahun dengan keluhan pingsan 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien merasa tidakenak badan, jantung berdebar-debar dan tidak sadarkan diri. Berdasarkan pemeriksaan fisik tidakditemukan kelainan. Sedangkan hasil pemeriksaan EKG ditemukan gambaran coved pada sadapanprekordial kanan ( V1,V2 dan V3 ). Hasil laboratorium dalam batas normal. Pasien tidak mempunyairiwayat sinkop, jantung berdebar dan nyeri dada sebelumnya. Pasien didiagnosa dengan SindromaBrugada tipe 1 dan diterapi dengan Bisoprolol 1 x 2,5 mg dan Aspilet 1 x 80 mg. Pasien kemudiandirujuk ke RSCM Jakarta untuk dilakukan Electrophisiology Study dan direncanakan untukpemasangan ICD.
SINDROMA BRUGADA DAN PENATALAKSANAANYA PADA LANSIA (Laporan Kasus) Azhari Gani; Munifah Abdat
Cakradonya Dental Journal Vol 12, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v12i1.17094

Abstract

Sindroma Brugada ditandai dengan elevasi segmen ST di sadapan prekordial kanan EKG, yangdikaitkan dengan resiko tinggi sudden cardiac death. Sindroma ini lebih banyak dialami oleh laki-lakiusia muda atau dewasa yang sehat. Penderita dapat mengalami gejala seperti pingsan, palpitasi,kematian mendadak akibat jantung, dan dapat pula tanpa gejala sebelumnya (spontan). Jika pasienmengalami masalah gigi maka perawatan gigi pada pasien dengan penyakit saluran jantung sulit karenaadanya potensi risiko kejadian yang mengancam jiwa. Dilaporkan satu kasus seorang laki-laki 75tahun dengan keluhan pingsan 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien merasa tidakenak badan, jantung berdebar-debar dan tidak sadarkan diri. Berdasarkan pemeriksaan fisik tidakditemukan kelainan. Sedangkan hasil pemeriksaan EKG ditemukan gambaran coved pada sadapanprekordial kanan ( V1,V2 dan V3 ). Hasil laboratorium dalam batas normal. Pasien tidak mempunyairiwayat sinkop, jantung berdebar dan nyeri dada sebelumnya. Pasien didiagnosa dengan SindromaBrugada tipe 1 dan diterapi dengan Bisoprolol 1 x 2,5 mg dan Aspilet 1 x 80 mg. Pasien kemudiandirujuk ke RSCM Jakarta untuk dilakukan Electrophisiology Study dan direncanakan untukpemasangan ICD.