This Author published in this journals
All Journal ProTVF
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Di balik Branded Web Series kategori drama fiksi karya Yandy Laurens Safina Zora Hassanah; Dian Wardiana Sjuchro; Jimi Narotama Mahameruaji
ProTVF Vol 3, No 2 (2019): September 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.641 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v3i2.23657

Abstract

Penelitian ini berusaha mengungkap bagaimana strategi yang dimiliki oleh filmmaker dalam kapasitasnya mengolah cerita naskah branded web series kategori drama fiksi yang memilih beriklan pada media digital. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan brand mau menggunakan konsep filmmaker dengan pendekatan soft-selling, memahami strategi filmmakers dalam menyampaikan pesan brand dengan cara soft-selling, serta memahami peluang branded web series pada masa yang akan datang. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu studi kasus eksplanatoris. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sedari awal pihak brand menginginkan untuk tidak melakukan hard-selling pada serial web. Filmmakers dibukakan kebebasan sebesar mungkin dengan tetap mengemban tanggung jawab serta kedewasaan yang telah disepakati, yaitu mengutamakan visi dari market yang diinginkan. Penting bagi filmmakers untuk membuat sebuah ekosistem yang sehat dalam bekerja. Peluang branded web series di ranah digital dalam lima tahun kedepan diproyeksikan masih sangat cerah. Penelitian ini memberikan saran praktis kepada pihak-pihak lain yang menginginkan untuk membuat branded web series dengan pendekatan soft-selling layaknya karya dari Yandy Laurens berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini. Tiap-tiap filmmakers agar dapat mendiskusikan dengan pihak brand ataupun agensi untuk dapat menemukan selling point dari tiap produk, mencatat hal-hal apa saja yang dapat mengungguli produk dari competitor lainnya, serta jelas menyasar market mana yang akan dituju. Selain itu, filmmakers diharapkan tidak menempatkan produk sebagai pahlawan yang menuntaskan semua permasalahan dari protagonis cerita. Produk harus diceritakan dengan natural dan tiap product placement yang ingin dibubuhkan agar diatur dalam rangkaian drama adegan sehingga masuk ke dalam cerita.