Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Abu Terbang (Fly Ash) Sebagai Bahan Tambah Untuk Meningkatkan Kuat Tekan Bata Beton (Paving Block) Gathot Heri Sudibyo; Yanuar Haryanto; Fatkhurrozak Fatkhurrozak
Dinamika Rekayasa Vol 4, No 2 (2008): Dinamika Rekayasa - Agustus 2008
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2008.4.2.115

Abstract

This research was aimed to know the influence of fly ash addition at paving block stress strength. Variation of fly ash was 0%, 20%, 40%, 60%, and 80% from weight of cement with water cement ratio 0,25. The speciment was hexagonal and cube with the comparison 1 cement : 6 sand. The result showed that the stress strength of hexagonal paving block at 56 days with fly ash 20%, 40%, 60% and 80% was increase to 37,166% (7,057 MPa), 18,248% (3,465 MPa), 8.110% (1,54 MPa), and 14,193% (2,695 MPa). The cubic paving block at 56 days with fly ash 20%, 40%, 60% and 80% was increase to 35,932% (5,969 MPa),15,135% (2,514 MPa), 9,534% (1,584 MPa), and 8,318% (1,382 MPa).
Pengaruh Panjang Penyaluran Sambungan Terhadap Kekuatan Balok Beton Pracetak Tulangan Bambu Nanang Gunawan Wariyatno; Yanuar Haryanto; Gathot Heri Sudibyo
Dinamika Rekayasa Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Dinamika Rekayasa - Februari 2015
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2015.11.1.94

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh panjang penyaluran sambungan terhadap kekuatan balok beton pracetak tulangan bambu. Kajian dilakukan terhadap 6 tipe benda uji, masing-masing balok tulangan baja, balok tulangan bambu, balok pracetak penyaluran 5 cm, balok pracetak penyaluran 7 cm, balok pracetak penyaluran 9 cm, dan balok pracetak penyaluran 9 cm tanpa diangkur. Benda uji memiliki dimensi 120 mm x 150 mm x 600 mm dengan masing-masing tipe dibuat sejumlah 3 buah, dan pengujian dilakukan dengan pembebanan dua titik. Hasil kajian memperlihatkan bahwa kekuatan balok tulangan bambu memiliki rasio 0,53 terhadap kekuatan balok tulangan baja. Panjang penyaluran sambungan yang menghasilkan kekuatan tertinggi pada balok pracetak adalah 7 cm dengan rasio 0,21. Pengangkuran menghasilkan peningkatan kekuatan sebesar 47,20% pada balok pracetak dengan panjang penyaluran sambungan 9 cm. Keruntuhan balok pracetak terjadi pada sambungan.
Kinerja Model Struktur Gedung Lima Lantai Pada Kondisi Tanah Keras Di Wilayah Banyumas Akibat Beban Gempa SNI 03-1726-2002 Dan SNI 03-1726-2012 Yanuar Haryanto; Gathot Heri Sudibyo; Nanang Gunawan Mariyatno
Dinamika Rekayasa Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Ilmiah Dinamika Rekayasa - Agustus 2015
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2015.11.2.77

Abstract

Indonesia menempati posisi ketiga dunia dari 153 negara yang memiliki potensi bahaya gempa. Hal ini disebabkan Indonesia merupakan tempat bertemunya tiga lempeng besar dunia yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Interaksi antara ketiga lempeng inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki aktivitas kegunungapian dan kegempaan yang tinggi. Perubahan peraturan gempa Indonesia berpeluang menyebabkan terjadinya perubahan kinerja struktur gedung. Makalah ini bertujuan untuk mengkaji kinerja model struktur gedung lima lantai pada kondisi tanah keras di wilayah Banyumas akibat beban gempa SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-2012, yang dilakukan dengan analisis beban dorong (pushover). Hasil kajian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan gaya geser dasar sebesar 1,48% pada model struktur gedung saat tercapai titik kinerja (performance point). Displacement yang terjadi mengalami peningkatan sebesar 19,61% sedangkan daktilitas mengalami penurunan sebesar 43,14%. Kinerja model struktur gedung tidak mengalami perubahan yaitu tetap pada level Immediate Occupancy dimana tidak terdapat kerusakan yang berarti pada struktur, kekuatan dan kekakuannya kira-kira hampir sama dengan kondisi sebelum gempa. Komponen nonstruktur masih berada ditempatnya dan sebagian besar masih berfungsi jika utilitasnya tersedia. Gedung dapat tetap berfungsi dan tidak terganggu dengan masalah perbaikan.
Variasi Komposisi Kerapatan Partikel Dan Jumlah Perekat Terhadap Karakteristik Papan Komposit Limbah Kayu Aren – Serbuk Gergaji Nor Intang Setyo H.; Gathot Heri Sudibyo
Dinamika Rekayasa Vol 4, No 2 (2008): Dinamika Rekayasa - Agustus 2008
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2008.4.2.119

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk memanfaatkan limbah kulit kayu pohon aren dari sisa buangan industri tepung aren sebagai finir pada lapisan papan partikel sehingga diperoleh papan komposit yang berkualitas. Panel papan komposit dibuat dari papan partikel dari serbuk gergaji kayu sengon dilapisi finir aren (tabal 5mm) melalui jalur pengempaan panas mengunakan perekat urea formaldehida (UF) jenis UA-140L. Papan komposit dibuat dengan variasi jumlah partikel 0,6 ; 0,8; dan 1,0 g/cm3 dengan variasi jumlah perekat 10%, 15%, dan 20%. Untuk pelapisan finir pada papan partikel menjadi papan komposit menggunakan jumlah perekat terlabur 50 MDGL. Parameter pengujian penelitian ini adalah sifat físika (kerapatan, kadar air, penyerapan air, pengembangan tabal, dan penyusutan) dan sifat mekanika (MOR, MOE, tekan, dan tarik geser). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor jumlah perekat dan jumlah serbuk menentukan dan berpengaruh terhadap sifat físika dan mekanika papan komposit. Semakin banyak jumlah perekat akan menaikkan kualitas papan komposit. Diperoleh mutu papan yang paling baik dengan variasi kompoisi jumlah perekat 20% dan kerapatan partikel 1,0 gram/cm3. Upaya pemakaian limbah kulit kayu aren sebagai lapisan finir pada papan partikel disamping dapat meningkatkan kualitas papan secara mekanika juga secara fisika, yaitu tekstur permukaan yang indah. Berdasarkan standar industri, bahwa papan komposit yang dihasilkan dalam penelitian ini masih memenuhi syarat secara fisika dan mekanika.