Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGEMBANGAN AGROWISATA KAWASAN RAMBAT – WADUK KEDUNGOMBO, KABUPATEN GROBOGAN Roni Setiawan; Broto Sunaryo
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (983.61 KB)

Abstract

Waduk Kedungombo merupakan waduk yang berada di wilayah Kabupaten Grobogan tepatnya di Kecamatan Geyer, Desa Rambat. Masyarakat yang berada diwilayah ini mayoritas bekerja di bidang pertanian dan menggantungkan aliran air Waduk Kedungombo yang digunakan  sebagai irigasi sawah. Besar kecilnya penghasilan masyarakat di wilayah ini tergantung dari pasokan air waduk Kedungombo. Selain itu tingkat perekonomian masyarakat di wilayah ini masih sangat rendah, dikarenakan hanya memenggantungkan hidupnya pada hasil pertanian. Waduk Kedungombo merupakan satu-satunya wahana agrowisata yang berbasis alam di wilayah Grobogan. Lemahnya pengelolaan oleh pihak-pihak terkait dan koordinasi menjadikan agrowisata ini kurang optimal dalam pemanfaatan sebagai wahana rekreasi. Untuk itu diperlukan pengelolaan yang lebih baik agar agrowisata  ini bisa berkembang yang nantinya menjadi aset sarana rekreasi di wilayah Geyer dan sekitarnya. Disisi lain waduk ini mempunyai potensi yang cukup besar  sebagai wahana rekreasi yang berbasis alam. Adanya atraksi di agrowisata Kawasan Rambat  ini sebagai daya tarik wisatawan untuk berekreasi. Dengan berjalnnya waktu adanya bentuk potensi yang bisa dikembangkan sebagai wahana rekreasi seperti area pemancingan, irigasi, sumber energy, kebutuhan minum dan pelestarian satwa di dalamnya, waduk ini mulai berkembang menjadi lebih baik sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal. Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini untuk menganalisis dan mengkaji pengembangan agrowisata Kawasan Rambat, Waduk Kedungombo ini berdasarkan permintaan pengunjung dan penawaran pengelola serta kebijakan dari pemerintah Kabupaten Grobogan. Dari hasil analisis ini ditemukan bahwa rencana pengembangan agrowisata yang terpilih berdasarkan keiinginan pengunjung dan rencana yang ditetapkan pemerintah yaitu tempat bermain  yang berada di daratan semacam  wahana air modern yaitu  waterboom dan tempat bermain anak khususnya dan kolam renang. Lokasi yang terpilih oleh Pemerintah Kabupaten Grobogan adalah di sekiatar area arberotum, sehingga dalam pemanfaatan air untuk saluran kolam renang dan waterboom lebih mudah.
KONSEPSI PENGELOLAAN BERKELANJUTAN PASAR APUNG BANJIR KANAL BARAT KOTA SEMARANG Ismi Farhani; Broto Sunaryo
Ruang Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.004 KB)

Abstract

Abstrak: Keberadaan Banjir Kanal Barat sebagai kawasan pengendali banjir Kota Semarang, memunculkan adanya aktivitas baru di dalamnya. Kawasan ini memiliki potensi untuk didirikan sebuah kawasan wisata air, yaitu pasar apung serta atraksi wisata di dalamnya. Pasar apung yang direncanakan, akan dibangun seluas 3200m2 sepanjang 150m pada sisi barat setelah jembatan rel kereta api. Pada sebuah perencanaan, hal yang harus diperhatikan selanjutnya adalah mengenai konsep pengelolaan mulai dari pembangunan hingga ke pengelolaan pasar apung. Untuk itu tujuan dari tugas akhir perencanaan ini adalah tersusunnya konsepsi pengelolaan berkelanjutan pasar apung Banjir Kanal Barat. Dari hasil pengumpulan data dan analisis data ditemukan bahwa adanya keterbatasan dana dan keterbatasan teknis pengelolaan pasar apung dari pihak pemerintah. Untuk itu dibutuhkan hubungan kerjasama pemerintah-swasta dalam pembangunan dan pengelolaan berkelanjutan pasar apung Banjir Kanal Barat Kota Semarang. Model kerjasama dengan pihak swasta yang dapat digunakan adalah Built Operation Transfer (BOT) dimana kontrak yang dilakukan selama 20 tahun. Selama kurun waktu tersebut pihak swasta melakukan pembangunan, pengelolaan, pengoperasian, pendayagunaan, dan pengambilan keuntungan, sedangkan pihak pemerintah membantu pihak swasta dalam segala hal fasilitasi dan menyiapkan tim monitoring untuk mengawasi keberlangsungan pasar apung hingga pada akhirnya pasar apung tersebut menjadi aset seutuhnya bagi pihak pemerintah setelah masa kontrak kerjasama berakhir. Dari hasil analisis pembiayaan finansial, diketahui bahwa pihak swasta akan mengalami pengembalian modal pada tahun ke-8 lebih 2 bulan, serta mendapatkan Net Present Value (NPV) sebesar Rp 5.110.238.364, sedangkan dari pembiayaan ekonomi pengemabalian modal pada tahun ke-8 dengan NPV sebesar Rp 699.570.833. Secara ekonomi, perencanaan ini layak untuk dijalankanKata Kunci: konsepsi pengelolaan, pasar apung, kerjasama pemerintah swasta  Abstract: The existence of Banjir Kanal Barat (West Floodway) as a flood control area in Semarang City, create new activities in this area. This area is potential for floating market planning with several tourism attractions. Floating market will be built within 3200 m2 and 150m along the west side of BKB after the railway bridge. In a planning process, the next concern will be making a managerial concept from the construction until operational management. Therefore, the aim of this planning thesis is to arrange a sustainable management concept for floating market in Banjir Kanal Barat. Based on the data analysis, there is a financial and operational management limit for the floating market from The Government. Hence, cooperation between the government and private is needed as Public-Private Partnership (PPP). The cooperation model that can be used for this project is Built Operation Transfer (BOT), which has contract for 20 years. During the period, the private sector does the construction, management, operational, utilization, and profit collection, while the government helps in facilitating and preparing the monitoring team to monitor the sustainability of floating market, until the floating market can be fully government’s asset after the contract ends. The results of the analysis of financial, the payback period occurred after 8 year over 2 months, and get a Net Present Value (NPV) of IDR 5,110,238,364, while the analysis of economic occurred after 8 year and get a NPV of IDR 699 570 833. Economically, this plan feasible.Key words: managerial concept, floating market, public private partnership