Anggara Dwi Putra
Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KAJIAN BENTUK ADAPTASI TERHADAP BANJIR DAN ROB BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH DAN AKTIVITAS DI KELURAHAN TANJUNG MAS Anggara Dwi Putra; Wiwandari Handayani
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1272.373 KB)

Abstract

Kota Semarang yang merupakan salah satu kota terletak di wilayah pesisir juga merasakan dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim yang terjadi. Berdasarkan hasil proyeksi yang dilakukan BMG Kota Semarang (2007) kenaikan air laut Kota Semarang pada tahun 2006 – 2007 sebesar 8 cm dan setiap tahunnya mengalami perubahan ketinggian 1,46 cm. Salah satu contoh wilayah di kawasan pesisir yang terkena dampaknya yaitu di Kelurahan Tanjung Mas. Penelitian ini untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana  bentuk-bentuk adaptasi terhadap banjir dan rob berdasarkan karakteristik wilayah  dan aktivitas di Kelurahan Tanjung Mas ?”. Studi bentuk adaptasi perlu dilakukan sebagai dasar pertimbangan dalam agenda pembangunan untuk mencapai pola pembangunan agar tahan (resilience) terhadap dampak dari banji rob dan perubahan iklim kedepannya. Dampak yang ditimbulkan dari banjir dan rob untuk kondisi fisik kawasan yaitu rusaknya bangunan rumah tinggal, kerusakan pada jalan, kerusakan pada tambak, dan penurunan kualitas air bersih. Untuk dampak bagi aktivitas, yaitu terganggunya kegiatan sehari-hari masyarakat. Tingkat kerentanan wilayah dan aktivitas terhadap banjir dan rob, wilayah di Kelurahan Tanjung Mas terbagi menjadi 2 kelas kerentanan, kerentanan sedang (RW  1, 9-10, 12-13, dan RW 16), dan kerentanan tinggi (RW  2-3,  11,  14-15).. Bentuk adaptasi yang dilakukan masyarakat 60 % masyarakat  melakukan peninggian bangunan dan lantai rumah, 28% perbaikan dan peninggian jalan, 7 % pembudidayaan dan penanaman mangrove, dan 5% pembuatan tanggul. Jadi, Secara umum tidak ada perbedaan bentuk adaptasi pada setiap aktivitas