Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH PROGRAM DESA VOKASI TERHADAP PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA KOPENG KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG Dinar Ayuningrum; Santy Paulla Dewi
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.959 KB)

Abstract

Desa Kopeng merupakan salah satu desa yang telah ditetapkan sebagai desa vokasi sejak tahun 2009. Desa vokasi merupakan kawasan pendidikan keterampilan vokasional yang dimaksudkan untuk mengembangkan sumberdaya manusia agar mampu menghasilkan produk/jasa atau karya lain yang bernilai ekonomi tinggi, bersifat unik dan memiliki keunggulan komparatif dengan memanfaatkan potensi local yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional, Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal. Desa vokasi ini sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya dalam hal perekonomiannya. Namun masih banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya dan pasca pelaksanaan. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian “bagaimanakah pengaruh program desa vokasi terhadap perkembangan perekonomian masyarakat Desa Kopeng”. Adapun teknik analisis yang diigunakan berupa deskriptif untuk mengidentifikasi pelaksanaan program desa vokasi di Desa Kopeng, kemudian menganalisis potensi dan masalah program desa vokasi di Desa Kopeng, dan menganalisis pengaruh program desa vokasi terhadap perkembangan perekonomian masyarakat Desa Kopeng, serta analisis kompartif untuk menganalisis karakteristik ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah dilaksanakannya program.Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa program desa vokasi telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan perekonomian masyarakat namun pengaruh tersebut tidak mencakup seluruh masyarakat. Hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti kurangnya modal, keterbatasan keterampilan serta sarana dan prasarana yang ada, serta tidak adanya bantuan modal dan pendampingan pasca program dilaksanakan. Oleh karena itu, dibutuhkan bantuan dari Dinas-Dinas yang terkait dengan Pemerintahan Desa dalam membantu masyarakat untuk bisa berusaha pasca pelaksanaan program dan kesadaran dari masyarakat itu sendiri agar menjadi lebih baik.
PENGARUH URBAN SPRAWL TERHADAP PERUBAHAN BENTUK KOTA SEMARANG DITINJAU DARI PERUBAHAN KONDISI FISIK KELURAHAN METESEH KECAMATAN TEMBALANG Farisul Hanief; Santy Paulla Dewi
Ruang Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.055 KB)

Abstract

Abstrak: Kampung Tradisional Uma lengge merupakan kampung yang memiliki kompleks bangunan peninggalan budaya yang sudah berumur ratusan tahun dan telah resmi dijadikan sebagai obyek wisata serta cagar alam oleh pemerintah Kabupaten Bima. Pada umumnya, Uma Lengge memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai tempat tinggal sekaligus sebagai tempat penyimapanan hasil panen. Namun, kompleks Uma Lengge yang berada di Desa Maria ini merupakan kompleks bangunan rumah kuno yang dimanfaatkan hanya sebagai tempat penyimpanan hasil bumi, seperti padi, jagung, dan lain sebagainya. Tata letak kompleks Uma Lengge ini sangat berhubungan dengan tradisi suku Bima, terutama masyarakat di sekitar kampung tradisional Uma Lengge tersebut. Keberadaan kompleks tradisional Uma Lengge sejak ratusan tahun yang lalu, sejalan dengan kebutuhan masyarakatnya, mengakibatkan struktur dan pola ruang yang ada menjadi seperti tak terencana.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji struktur dan pola ruang perkampungan berdasarkan kearifan lokal di Desa Maria, Kabupaten Bima dan apa saja yang menyebabkan terbentuknya struktur dan pola ruang tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bima merupakan contoh kota tradisional atau rural yang sebagian wilayahnya tidak terencana, yang memiliki kampung-kampung tradisional dengan ciri khas rumah panggung. Kampung Tradisional Uma Lengge ini memiliki bentuk figure ground yang bersifat homogen. Secara fisik terdapat area tambahan karena kebutuhan masyarakat akan ruang untuk mengadakan upacara adat setiap tahun ketika musim panen berakhir yaitu upacara Ampa Fare, yang mengakui bahwa setiap makhluk hidup pasti memiliki cara tersendiri dalam berdoa kepada sang pencipta.Kata Kunci : Struktur Pola Ruang, Kearifan  Lokal, Uma Lengge, Bima Abstract: Traditional Kampung Uma lengge is a village which has complex cultural heritage buildings hundreds of years old and has been officially in use as a tourist attraction as well as a nature reserve by the government of Bima . In general , Uma Lengge has several functions , namely as a residence and also a storage crop . However , Uma Lengge complex which is  in the village of Maria is an ancient complex houses of building used only as a storage crops , such as rice , corn , and so forth . Uma Lengge complex layout is highly correlated to all Bima ethnic traditions , especially the traditional village communities around the Lengge Uma . As traditional complex Lengge Uma has existed since hundreds of years ago , and the Uma Lengge community’s necessity , lead the structure and patterns of existing space into such unplanned . seeing this problems above , it can be concluded that the research question is how local knowledge can shape the structure and spatial patterns of Traditional Kampung Uma Lengge in Bima. The purpose of this study was to examine the structure and pattern of settlement space based on local wisdom in the village of Maria , Bima and to know what causes the formation of structures and patterns of space in one of the traditional village complex Uma Traditional Lengge in Bima . The results of this study is an example of Bima traditional or rural town that partly unplanned , which has traditional villages with distinctive feature of stage house . Uma Lengge and Jompa as  a traditional village in the village of Uma Lengge Maria is a legacy handed down from ancestors Mbojo Fund . Traditional village Uma Lengge of figure ground has a shape that is homogeneous . Physically, there are additional areas that exist in the traditional village of Uma Lengge because society will need space to hold a traditional ceremony every year. When the harvest season ends Ampa Fare will perform in the ceremony , which recognizes that every living things must have its own way for  praying to the Creator . Keywords: Pattern Space Structures, Local Wisdom, Uma Lengge, Bima
KEBERTAHANAN KAMPUNG TUA SEKAYU TERKAIT KEBERADAAN MAL PARAGON DI KOTA SEMARANG Eggy Evansyah; Santy Paulla Dewi
Ruang Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.042 KB)

Abstract

Abstrak: Keberadaan kampung – kampung yang ada di Kota Semarang terancam keberadaanya karena pembangunan kawasan perdagangan dan jasa, karena pembangunan menggusur kawasan kampung.Salah satu kampung yang terancam di Kota Semarang yaitu Kampung Sekayu sejak tahun 1413 ditunjukan dengan adanya Masjid Taqwa Sekayu yang merupakan masjid tertua di Kota Semarang. Kampung Sekayu terancam karena pembangunan Mal Paragon yang telah menghilangkan salah satu yang ada di Kampung Sekayu sebagai lahan parkir motor.Tujuan penelitian yaitu menganalisis  kebertahanan  di Kampung Tua Sekayu sebagai kampung tua di Kota Semarang. Metode penelitian adalah metode deskriptif kuantitatif dengan alat analisis berupa statistik deskriptif, analisis spasial. Hasil penelitian adalah Kampung Sekayu tidak dapat bertahan dengan keberadaan Mal Paragon di Kota Semarang. Mal Paragon memberikan dampak bagi Kampung Sekayu karena menambah jumlah penduduk pendatang yang mempengaruhi semua aspek yang ada. Dapat dilihathasil analisis fisik berupa penggunaan lahan bahwa digusurnya RT 1 yang dijadikan lahan parkir, fungsi yang bangunan yang berubah menjadi tempat kos dan tempat berdagang seiring dengan pembangunan Mal Paragon, serta bentuk bangunan yang hanya 1% sesuai dengan bantuk bangunan asli sesuai sejarah kawasan dan non fisik berupa aktivitas sosial dapat dilihat bahwa masyarakat jumlah ketidakhadiran sangat berkurang karena penduduk asli terpengaruh oleh penduduk pendatang yang individualis, sertaaktivitas budaya yang telah hilang tidak di kawasan Kampung Sekayu karena lokasi budaya digusur dan dibuat untuk pembangunan Mal Paragon sampai sekarang ini. Kata Kunci: kebertahanan, kampung tua, keberadaan malAbstract: The existence of the villages in the city of Semarang threatened its existence because of the trade and service development, because development displacing the village area. One of the threatened village in Semarang City namely Kampung Sekayu since 1413 indicated the presence of Taqwa Sekayu Mosque which is the oldest mosque in the city of Semarang .Kampung Sekayu is threatened because of the construction of Paragon Mall which has removed the existing one in Kampung Sekayu as motorcycle parking area . The purpose of the study is to analyze the viability in the old village ofSekayu as an old village in the city of Semarang. The research method is descriptive quantitative analysis tools such as descriptive statistic, spatial analysis. The results of the study are Kampung Sekayu can’t survive in the presence of Paragon Mall Semarang. Paragon mall impacting Sekayu village because it adds to the immigrant population that affects of existing. Physical analysis of the results can be seen in the form of land use that evicted RT 1 is used as a parking lot , the building functions that turned into a boarding house and a place to trade in line with the development of Paragon Mall , as well as the shape of the building is only 1 % according to the shape of the original building and the history of the area in accordance non-physical form of social activity can be seen that the public greatly diminished the number of absences due to indigenous people affected by the individualist settlers , as well as cultural activities that have been lost are not in the village because of the location of cultural Sekayu evicted and made to Paragon mall development until now. Keywords: resilience, old kampung, existence of mal
BENTUK PENGEMBANGAN PARIWISATA PESISIR BERKELANJUTAN DI KABUPATEN PEKALONGAN Musaddun .; Kurniawati Wakhidah; Santy Paulla Dewi; Novia Sari Ristianti
Ruang Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.643 KB)

Abstract

Abstrak: Indonesia memiliki garis pantai yang panjang dengan panjang pantai 81.000 km dan terbentang di sepanjang wilayah pesisirnya yang mempunyai berbagai potensi yang dapat dimanfaatkan bagi keberlanjutan pembangunan. Oleh karena itu dengan adanya beberapa potensi yang terdapat di kawasan pesisir tersebut, saat ini kawasan pesisir banyak yang dimanfaatkan sebagai aktivitas utama masyarakat. Begitu pula yang terjadi di kawasan pesisir Kabupaten Pekalongan dimana mempunyai beberapa potensi wisata pesisir yang dapat dikembangkan. Namun dalam perkembangannya, timbul berbagai macam permasalahan yang berkaitan dengan kawasan pesisirnya. Permasalahan tersebut apabila tidak ditindaklanjuti akan mempengaruhi keberlanjutan dan keberadaan wisata pesisirnya. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk memberikan arahan pengembangan wisata pesisir di Kabupaten Pekalongan dalam mewujudkan keberlanjutan kawasan pesisir berupa konsep pengembangan, kebijakan dan pengelolaan serta pembiayaan kawasan. Pendekatan penelitian yang dipakai dalam studi ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini yang dilakukan dalam memetakan potensi dan masalah serta kondsi eksiting kawasan dalam menentukan arahahan pegembangan wisata pesisir di Kabupaten Pekalongan melalui metode deskriptif analisis. Sedangkan pendekatan kuantitatif yang dilakukan adalah dalam menentukan lokasi prioritas yang akan dikembangkan sebagai wisata pesisir di Kabupaten Pekalongan dengan melihat keberlanjutannya melalui metode scoring dan pembobotan.      Kata Kunci : pengembangan, wisata, pesisir Abstract:. Indonesia has a long coastline with long sandy beaches and stretches 81,000 km along the coastal areas that have the potential that can be harnessed for sustainable development. Therefore, the presence of several potential contained in the coastal areas, many coastal areas currently utilized as the primary activity of the community. Similarly, occurring in coastal areas and Pekalongan regency, which had some coastal tourism potential that can be developed. But in its development, a wide range of issues arise relating to the coastal region. These problems, if not acted upon and will affect the sustainability of coastal tourism destinations. Based on this, the study aims to provide guidance on the development of coastal tourism in the District and the City of Pekalongan in realizing sustainability of coastal areas such as concept development, policy and management and finance areas. The research approach used in this study is a quantitative and qualitative approach. Qualitative approach in this study were done in mapping the potential and problems as well as in determining the region eksiting kondsi arahahan pegembangan coastal tourism in the District and the City of Pekalongan through descriptive analysis method. While the quantitative approach taken is to determine the location of which will be developed as a priority coastal tourism in Pekalongan to see sustainability through scoring and weighting methods. Keywords: development, tourism, coastal
PENGARUH KAWASAN PENDIDIKAN TINGGI UNDIP TERHADAP PERKEMBANGAN AKTIVITAS PERDAGANGAN DAN JASA DI KORIDOR JALAN BANJARSARI SELATAN-MULAWARMAN RAYA KECAMATAN TEMBALANG Ugra Hutama Sulistiawan; Santy Paulla Dewi
Ruang Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.541 KB)

Abstract

Abstrak: Kawasan pendidikan tinggi merupakan salah satu faktor pemicu munculnya aktivitas lain di sekitarnya. Aktivitas lain yang sangat berpotensi untuk muncul salah satunya adalah aktivitas perdagangan dan jasa karena aktivitas ini merupakan pendukung bagi kawasan pendidikan tinggi, terutama bagi kebutuhan mahasiswa. Namun, ketersediaan lahan bagi aktivitas perdagangan dan jasa semakin terbatas. Sehingga arah perkembangan aktivitas tersebut semakin meluas dan menyebar. Kondisi ini terjadi pada kawasan pendidikan tinggi Undip dimana aktivitas perdagangan dan jasa meluas hingga koridor Jalan Banjarsari Selatan-Mulawarman Raya. Saat ini banyak bangunan baru yang digunakan untuk perdagangan dan jasa karena masih banyak lahan kosong yang belum dimanfaatkan.Tujuan dalam penelititan ini adalah untuk mengidentifikasi perkembangan kampus Undip dan aktivitas perdagangan dan jasa serta pengaruh yang timbul akibat keberadaan kawasan pendidikan tinggi Undip terhadap perkembangan aktivitas perdagangan dan jasa di koridor Jalan Banjarsari Selatan-Mulawarman Raya Kecamatan Tembalang.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif serta metode overlay. Hasil analisis yang telah dilakukan bahwa terdapat pengaruh kawasan pendidikan tinggi Undip terhadap perkembangan aktivitas perdagangan dan jasa di Koridor Jalan Banjarsari Selatan-Mulawarman Raya yang dilihat pertumbuhan jumlah yang semakin meningkat sebesar 1.025% dan memiliki pengaruh positif atau spread effect karena adanya aktivitas perdagangan dan jasa akan membuat banyaknya investasi yang masuk dari para pemilik usaha untuk mendirikan usaha baru di atas lahan yang belum dimanfaatkan. Kata Kunci: Pengaruh, Kawasan Pendidikan Tinggi Undip, Aktivitas Perdagangan dan Jasa Abstract: The college education area is one of the triggering factor of the appearance of other parts of the surrounding activity. Another activity have a tremendous potential to appear is the activity of commercial and services because this activity are the main proponents of higher educationarea, especially for the need of the students. However, the availability of land for the activity of commercial and services more limited. So the direction of the development of thisactivity increasingly widespread and spread.This condition occurs in Undip college education area where commercial and service activities extends to Banjarsari Selatan-Mulawarman Raya street corridor.Nowadays many new buildings that are used for commercial and service activities because there are still many land that has not been used up. The purpose in this research is to identify the development of Undip college education area and the activity of commercial and services as well as the influence that arise due to the existence of Undip college education areato the development of commercial and services activityin Banjarsari Selatan-Mulawarman Raya street corridor. The methods that are used in this research is descriptive quantitative and overlay. The results of the analysis that has been done that there is an influence of Undip college education areato the development of commercial and services activity in Banjarsari Selatan-Mulawarman Raya streetcorridor that able to seen the growth amount that is increasing by 1.025 % and have a positive influence or spread effect due to the commercial and services activity will made a lot of investment coming from the business owners to establish new business in the land that has not been used up. Keywords: Influence, Undip college education area, commercial and service activities 
ANALISIS PERAN GERAKAN KAMPUNG HIJAU SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN DI KELURAHAN RAWAJATI KECAMATAN PANCORAN JAKARTA SELATAN Kartika Mega Puspita; Santy Paulla Dewi
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.051 KB)

Abstract

Abstrak: Perkembangan Kota Jakarta yang tidak terkendali mengakibatkan permasalahan lingkungan. Salah satunya berupa perumahan dan permukiman yang tidak teratur terutama pada kampung kota. Hal ini dikarenakan kampung kota tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai serta memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Dalam menanganani hal ini, terdapat upaya yang dilakukan di beberapa kota besar di Indonesia termasuk Kota Jakarta terkait dengan perbaikan kampung kota yaitu berupa gerakan kampung hijau yang merupakan gerakan pengelolaan lingkungan dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Salah satu gerakan kampung hijau terdapat di Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Namun, dilihat dari kondisi lingkungan Kelurahan Rawajati rata-rata masih terlihat kumuh. Hal ini mengindikasikan adanya gerakan kampung hijau di Kelurahan Rawajati belum dapat meningkatkan kondisi lingkungan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran gerakan kampung hijau sebagai upaya pengelolaan lingkungan di Kelurahan Rawajati. Metode yang digunakan melalui metode deskriptif kuantitatif yang digunakan pada keseluruhan analisis. Dari hasil analisis didapati, peranan dari gerakan kampung hijau sebagai upaya pengelolaan lingkungan di Kelurahan Rawajati sampai pada tahapan pemulihan. Tahap memulihkan merupakan tahapan dimana upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan belum dapat memperbaiki kondisi lingkungan yang buruk dan tidak terawat menjadi hijau, bersih dan memliki pengolahan limbah cair dan padat secara terpadu dan efektif serta dampaknya belum meluas keseluruhan wilayah. Hal ini disebabkan partisipasi masyarakat masih relatif rendah di dalam berbagai program gerakan kampung hijau. Kata Kunci : Peran,  Gerakan Kampung HIjau, Upaya pengelolaan lingkungan. Abstract: The development of cities Jakarta uncontrolled resulting in environmental problems. One of them is in the form housing and residential irregular especially on kampong city. It was because kampung kota does not have adequate facilities and infrastructure as well as having a high population. In dealing with this case, there were efforts made in several big cities in Indonesia including Jakarta relating improvement of kampong city. The effort is green kampong movement which is movement of environmental management by involving community participation. One of green kampong is in Rawajati sub district, Pancoran district, South Jakarta. However, seen from environmental condition evenly was slum. Methods used is quantitative descriptive method was used in the overall analysis. Therefore, this research is to analyze the role of green village movement as an environmental management in Rawajati sub district. The analysis found a role of green village movement as an environmental management in Rawajati sub district until the stages of recovery. Stage restore is the stage where the effort to environmental management have not been able to fix a bad environmental condition and not maintained into be green, clean and has a liquid and solid waste management in an integrated and effective as well as the implications of this has not been extends the whole region. This is due to the community’s participation is still relatively low in the green kampong movement program.  Keywords: Role, Green Kampong Movement, environmental management