Sumbogo Pranoto
Departemen Teknik Sipil FT. UNDIP JL. Prof. H. Soedarto SH., Tembalang, Semarang 50275

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN INDONESIA POWER, TAMBAKLOROK-SEMARANG Pradnya Paramita Soka Pudyawati; Rahadianti Kusuma Dewi; Suripin Suripin; Sumbogo Pranoto
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1251.743 KB)

Abstract

PT. Indonesia Power memiliki beberapa unit pembangkitan listrik yang salah satunya berada di kawasan Tambaklorok, Semarang. Kawasan ini mengalami permasalahan pada sistem drainasenya yang sudah tidak berfungsi optimal akibat kapasitas sistem drainase sudah tidak dapat melayani kebutuhan dan menimbulkan genangan. Genangan terjadi karena lokasi ini mengalami penurunan tanah, adanya rembesan dari luar kawasan, dan kenaikan muka air laut. Disamping itu pada area Blok 3 direncanakan akan diurug setinggi 1,5 meter yang akan berpengaruh pada perubahan topografi dan arah aliran. Hasil evaluasi sistem drainase eksisting menunjukkan bahwa diperlukan penataan sistem drainase yaitu dengan menyesuaikan arah aliran, kapasitas kolam, dan pompa. Sistem drainase pada kawasan Indonesia Power Semarang direncanakan menggunakan sistem polder yang terdiri dari saluran drainase, pompa, kolam tampungan, dan tanggul. Rencana sistem drainase dibagi menjadi tiga sub sistem yaitu sub sistem timur, barat, dan tengah. Tahapan dalam perencanaan ini meliputi analisis hidrologi, hidrolika, dan perencanaan teknis lainnya. Dengan hujan rencana kala ulang 10 tahunan sebesar 152 mm, hasilnya sub sistem barat memerlukan kolam sebagai tampungan air sebelum dialirkan ke sub sistem timur. Kolam diperlukan karena kapasitas saluran di sub sistem timur tidak dapat diperbesar secara signifikan, sehingga air perlu ditampung untuk mengatur debit yang mengalir. Namun akibat ketersediaan lahan yang terhalang oleh manhole dan saluran kabel, maka digunakan dua buah kolam yaitu K1 dan K2 masing-masing seluas 10.951 m² dan 2.590 m². Kedua kolam tersebut dihubungkan oleh tiga buah pompa masing-masing berkapasitas 0,2 m³/s. Pintu air digunakan untuk mengatur debit air yang keluar dari kolam K2 ke sub sistem timur. Setelah itu air dapat dialirkan menuju outfall secara gravitasi, untuk ditampung sementara di kolam yang kemudian dibuang ke laut. Sementara itu, sub sistem drainase tengah sama dengan sistem eksisting. Realisasi pekerjaan sistem drainase ini membutuhkan total biaya Rp18.710.061.000 (Delapan Belas Milyar Tujuh Ratus Sepuluh Juta Enam Puluh Satu Ribu Rupiah). 
PERENCANAAN KOLAM RETENSI ARSO KABUPATEN KEEROM PROVINSI PAPUA Romi Setiawan; Sony Lesmana; Suharyanto Suharyanto; Sumbogo Pranoto
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 7, Nomor 3, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Dalam siklus hidrologi terdapat sungai dan saluran drainase yang berfungsi untuk mengalirkan air dari daerah tangkapan sampai ke laut. Pada lokasi studi yang berada di kawasan Arso terdapat dua sungai dan dua saluran yaitu Sungai Skanto, Sungai Tami, saluran drainase Arso Barat, dan saluran drainase Arso Timur. Kondisi saat ini, debit di Sungai Skanto dan Sungai Tami cukup besar sehingga terjadi backwater. Dengan adanya backwater di Sungai Skanto dan Sungai Tami maka aliran air limpasan dari drainase Arso Barat dan Arso Timur tidak bisa mengalir ke Sungai Skanto dan Sungai Tami yang menyebabkan melimpasnya air ke wilayah Arso. Dalam pengendalian banjir di kawasan Arso, secara prinsip air limpasan dari kawasan Arso di tampung sementara di kolam retensi. Saat banjir di Sungai Skanto dan Sungai Tami surut, air di kolam retensi dapat dialirkan keluar. Perencanaan sistem kolam retensi Arso dihitung menggunakan debit banjir dengan periode ulang 10 tahun. Dari hasil pengolahan data curah hujan periode ulang 10 tahun dengan menggunakan metode Nakayasu didapat Qrencana sebesar 246,20m3/detik untuk saluran drainase Arso Barat dan 17,282 m3/detik untuk saluran drainase Arso Timur. Dari hasil pemeriksaan saluran eksisting didapatkan bahwa saluran drainase Arso Barat bahwa saluran harus dinormalisasi. Dengan menggunakan metode flood routing Q periode ulang 10 tahun didapat volume air yang tertampung di kolam retensi sebesar 3.253.796 m3.
Normalisasi Sungai Krengseng dalam Mendukung Keberlanjutan Waduk Pendidikan Diponegoro. Berlian Swindy; Bernadeta Andini; Suharyanto Suharyanto; Sumbogo Pranoto
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 6 ,Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.415 KB)

Abstract

Sungai Krengseng adalah sungai kecil yang terletak di kawasan pemukiman Tembalang,Semarang. Sungai Krengseng dijadikan sebagai pemasok air untuk Waduk PendidikanDiponegoro, tetapi di kawasan sungai tersebut masih banyak terdapat sampah, sertabeberapa bangunan permanen dan non permanen yang dibangun di area sempadansungai. Hal ini disebabkan oleh kurangnya tingkat kesadaran sebagian masyarakat dalampengelolaan sampah dan belum adanya fasilitas pembuangan sampah yang memadaisehingga dapat memperburuk permasalahan di sekitar Sungai Krengseng. Terlebih adasebagian penduduk yang masih membuang sampah dan limbah cair ke sungai. Selainmasalah sampah, ada juga beberapa penampang sungai yang belum mencukupimenampung debit banjir, sehingga perlu dilakukan perbaikan penampang sungai. Sebagaipemasok air untuk waduk, sudah seharusnya kelestarian dan kelangsungan fungsi sungaiKrengseng harus dijaga yaitu dengan penataan sempadan sungai dan sosialisasi padamasyarakat mengenai larangan membuang sampah serta sanksi-sanksi terkaitpembuangan sampah. Salah satu dampak yang timbul akibat tidak terjaganya sempadansungai adalah terjadinya pencemaran air dan penghambatan aliran air sungai sehinggapenampang sungai tidak dapat menampung debit banjir pada saat hujan deras. Dari hasilanalisis data curah hujan pada stasiun Simongan, Gunung Pati, Pucang Gadingdidapatkan debit banjir rencana periode ulang 25 tahunan Q25= 31,593 m3/det yangdigunakan untuk menganalisis penampang sungai Krengseng. Adapun lebar sungai yangdirencanakan adalah 7 m pada STA 0+50 sampai dengan STA 31+50 dan 5 m pada STA32 sampai dengan STA 68. Rencana waktu pembangunan yang diperlukan adalah 21minggu dengan total anggaran Rp. 69.500.000.000 (Enam puluh miliar lima ratus jutarupiah).
PERENCANAAN PERLINDUNGAN PANTAI SAYUNG DEMAK Ihwan Nul Hakim; M Fiqigozari; Sumbogo Pranoto; Priyo Nugroho Parmantoro
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.315 KB)

Abstract

Sayung shore in Demak is one of many shores that its coastline has been receded quite alarming. Bedono village have the worst damage, now just five of seven hamlets exist in Bedono. Senik and Tambaksari are two retreat hamlets due to erosion. Moreover, the access roads among those hamlets were disconnected, and the sea water had flooded the settlement residence. From the years of 2000-2005, 325 Ha fish ponds were lost due to the erosion, and 110 Ha were flooded by the tide.The objective of this study is to plan Sayung shore protection. Location of the study is on western side of Sayung river with the length of coastline around 3.9 kms.The aspects of analysis are tidal currents, wave generated by wind, coastal morphology, and geological engineering. There are four alternatives of shore protections which are breakwater, revetment, groin and combinations.Combination of revetment and breakwater were analysed against coastal morphology, function, low cost structure, and workability. Revetment along the 2.3 kms will be built on the western side, and on the eastern side three units of breakwater, which each breakwater length is 100 m with 40 m breakwater gap.
PERENCANAAN NORMALISASI SUNGAI BLUKAR KABUPATEN KENDAL Erick Chendratama; I Putu Dian Arie Wibawa; Sriyana Sriyana; Sumbogo Pranoto
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.716 KB)

Abstract

Changes in land use in the Blukar watershed impact on the amount of surface runoff that flows directly into the river. The result is erosion in the upstream areas, while sedimentation occurs in downstream areas. Sedimentation make river capacity is reduced so that the puddle caused by flooding can not be avoided. The purpose of this paper is to reduce the puddle caused by flooding of Blukar river by providing designs of river normalization and conservation. The method used are the analysis of the average maximum rainfall using Polygon Thiesen method, analysis of rainfall intensity using Mononobe formula, flood discharge analysis with Rational method, FSR Java-Sumatra, Haspers, Weduwen, HSS Gama I, HEC-HMS (computer program) and Passing Capacity, channel cross-sectional analysis with the aid of a computer program HEC-RAS, foundation and slope stability analysis using Shield and Fellenius formula. The study results showed that of the various method of flood discharge analysis conducted, flood discharge plan selected by FSR Java-Sumatra method with return period of 25 years at 210.6705 m3/sec, sectional repairs done from STA 0+000 - STA 22+500 with 22.5 km long with the help of HEC-RAS which channel base width of 35 m, the embankment slope 1:1.5, the water level varies, and surveillance by 0.8 m high. From the analysis of HEC-RAS was found that the dimensions above approximate can reduce the floodwaters as high as 1.71 m. Meanwhile for excavation, the total volume of channel excavation is 2,471,904.5 m3 with details of 378,615 m3 used as material embankment and 2,093,289.5 m3 discharged to disposal area. Furthermore, in order to obtain optimal performance results of Blukar watershed flood management, need to follow up by involving various stakeholders.