Wahyudi Kushardjoko
Departemen Teknik Sipil Jl. Prof.H.Soedarto,SH Tembalang. Semarang.

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS KINERJA SIMPANG DAN RUAS JALAN DI KAWASAN JALAN PAHLAWAN, KOTA BANDUNG Ardhitya Bimaputra; Wafi Granita Wuri Bemby; Wahyudi Kushardjoko; YI.Wicaksono YI.Wicaksono
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.223 KB)

Abstract

Kebutuhan manusia saat ini semakin meningkat mengikuti perkembangan zaman. Akibatnya, tingkat mobilisasi dan kebutuhan transportasi guna memenuhi kebutuhan tersebut juga mengalami peningkatan. Hal ini mendorong ketersediaan prasarana transportasi yang baik menjadi sebuah keharusan, terutama di kota-kota besar, seperti Kota Bandung. Saat ini, kemacetan dan antrian kendaraan terlihat semakin parah di beberapa titik, terutama di jalan akses masuk dan keluar Kota Bandung, seperti kawasan Jalan Pahlawan. Di kawasan ini terdapat simpang yang menjadi salah satu titik rawan kemacetan, yaitu Simpang Pahlawan. Simpang ini mempengaruhi simpang yang ada di sekitarnya, yakni Pertigaan Brig J. Katamaso dan Perempatan Cisokan.Tugas Akhir ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja simpang; Simpang Pahlawan, Pertigaan Brig J. Katamso, Perempatan Cisokan dan ruas jalan; Jalan Pahlawan, Jalan Surapati, Jalan PH. H. Mustofa, Jalan Brig J. Katamso, Jalan Cisokan, Jalan Terusan Cisokan. Selain itu, untuk mengembangkan alternatif solusi peningkatan kinerja dan tingkat pelayanan simpang dan ruas jalan yang ditinjau. Langkah-langkah kerja meliputi; persiapan dan pengamatan pendahuluan, identifikasi masalah, survei dan pengumpulan data, analisis data kondisi eksisting, dan pengembangan alternatif solusi peningkatan kinerja dan tingkat pelayanan.Kinerja dan tingkat pelayanan simpang dan ruas jalan tinjauan pada kondisi eksisting tergolong buruk. Nilai derajat kejenuhan kondisi eksisting; ruas Jalan Brig J. Katamso 1,17, Perempatan Cisokan 1,381, Pertigaan Brig J. Katamso 1,372, Simpang Pahlawan berkisar 0,781 – 1,429. Kinerja dan tingkat pelayanan Simpang Pahlawan masih kurang baik meskipun dilakukan optimasi sinyal dengan pengaturan-empat fase, dengan nilai derajat kejenuhan berkisar 0,912 – 0,915.Efektifitas tiap skenario terhadap kinerja dan tingkat pelayanan simpang dan ruas jalan yang ditinjau, dilihat dari nilai derajat kejenuhan:-  Skenario 1, yaitu skenario one way di Jalan Brig J. Katamso, dapat meningkatkan kinerja dan tingkat pelayanan ruas Jalan Brig J. Katamso menjadi 0,66, Perempatan Cisokan menjadi 0,85, Pertigaan Brig J. Katamso menjadi 0,303. Akan tetapi, kinerja dan tingkat pelayanan ruas Jalan Surapati, Jalan PH. H. Mustofa, dan Simpang Pahlawan masih buruk.- *Penulis Penanggung Jawab Skenario 2, yaitu pelebaran ruas Jalan Brig J. Katamso menjadi 12 m, pada pendekat Jalan Cisokan sebesar 1.8 m, pada pendekat Jalan Pahlawan (Selatan) sebesar 2.5 m disertai pengaturan dengan APILL di Perempatan Cisokan dan Pertigaan Brig J. Katamso, dapat meningkatkan kinerja dan tingkat pelayanan ruas Jalan Brig J. Katamso menjadi 0,66, Perempatan Cisokan berkisar 0,757 – 0,793, Pertigaan Brig J. Katamso berkisar 0,687 – 0,721. Akan tetapi, nilai derajat kejenuhan Simpang Pahlawan masih berkisar 0,800 – 0,890.-  Skenario 3, yaitu seperti Skenario 2 ditambah dengan pengadaan overpass melintang pendekat Jalan Surapati dan Jalan PH. H. Mustofa disertai pelebaran ruas jalan tersebut menjadi 15 m, dapat meningkatkan kinerja dan tingkat pelayanan di semua simpang dan ruas jalan yang ditinjau. Nilai derajat kejenuhan yang diperoleh dengan skenario ini tidak melebihi batas yang disyaratkan (≤ 0,85), yakni berkisar 0,687 – 0,799.Berdasarkan rekapitulasi hasil evaluasi dan analisis, Skenario 3 dipilih menjadi skenario terbaik untuk peningkatan kinerja dan tingkat pelayanan simpang dan ruas jalan yang ditinjau. Dengan demikian, untuk tercapainya kinerja dan tingkat pelayanan lokasi tinjauan yang lebih baik adalah dengan merealisasikan Skenario 3.Kebutuhan manusia saat ini semakin meningkat mengikuti perkembangan zaman. Akibatnya, tingkat mobilisasi dan kebutuhan transportasi guna memenuhi kebutuhan tersebut juga mengalami peningkatan. Hal ini mendorong ketersediaan prasarana transportasi yang baik menjadi sebuah keharusan, terutama di kota-kota besar, seperti Kota Bandung. Saat ini, kemacetan dan antrian kendaraan terlihat semakin parah di beberapa titik, terutama di jalan akses masuk dan keluar Kota Bandung, seperti kawasan Jalan Pahlawan. Di kawasan ini terdapat simpang yang menjadi salah satu titik rawan kemacetan, yaitu Simpang Pahlawan. Simpang ini mempengaruhi simpang yang ada di sekitarnya, yakni Pertigaan Brig J. Katamaso dan Perempatan Cisokan.Tugas Akhir ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja simpang; Simpang Pahlawan, Pertigaan Brig J. Katamso, Perempatan Cisokan dan ruas jalan; Jalan Pahlawan, Jalan Surapati, Jalan PH. H. Mustofa, Jalan Brig J. Katamso, Jalan Cisokan, Jalan Terusan Cisokan. Selain itu, untuk mengembangkan alternatif solusi peningkatan kinerja dan tingkat pelayanan simpang dan ruas jalan yang ditinjau. Langkah-langkah kerja meliputi; persiapan dan pengamatan pendahuluan, identifikasi masalah, survei dan pengumpulan data, analisis data kondisi eksisting, dan pengembangan alternatif solusi peningkatan kinerja dan tingkat pelayanan.Kinerja dan tingkat pelayanan simpang dan ruas jalan tinjauan pada kondisi eksisting tergolong buruk. Nilai derajat kejenuhan kondisi eksisting; ruas Jalan Brig J. Katamso 1,17, Perempatan Cisokan 1,381, Pertigaan Brig J. Katamso 1,372, Simpang Pahlawan berkisar 0,781 – 1,429. Kinerja dan tingkat pelayanan Simpang Pahlawan masih kurang baik meskipun dilakukan optimasi sinyal dengan pengaturan-empat fase, dengan nilai derajat kejenuhan berkisar 0,912 – 0,915.Efektifitas tiap skenario terhadap kinerja dan tingkat pelayanan simpang dan ruas jalan yang ditinjau, dilihat dari nilai derajat kejenuhan:-  Skenario 1, yaitu skenario one way di Jalan Brig J. Katamso, dapat meningkatkan kinerja dan tingkat pelayanan ruas Jalan Brig J. Katamso menjadi 0,66, Perempatan Cisokan menjadi 0,85, Pertigaan Brig J. Katamso menjadi 0,303. Akan tetapi, kinerja dan tingkat pelayanan ruas Jalan Surapati, Jalan PH. H. Mustofa, dan Simpang Pahlawan masih buruk.*Penulis Penanggung Jawab Skenario 2, yaitu pelebaran ruas Jalan Brig J. Katamso menjadi 12 m, pada pendekat Jalan Cisokan sebesar 1.8 m, pada pendekat Jalan Pahlawan (Selatan) sebesar 2.5 m disertai pengaturan dengan APILL di Perempatan Cisokan dan Pertigaan Brig J. Katamso, dapat meningkatkan kinerja dan tingkat pelayanan ruas Jalan Brig J. Katamso menjadi 0,66, Perempatan Cisokan berkisar 0,757 – 0,793, Pertigaan Brig J
ANALISIS FAKTOR PENURUNAN TANAH TERHADAP KINERJA AUTOMATED RUBBER TYRED GANTRY PADA TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG Garin Ario Tetuko; Hana Sahayu Rurita; Bambang Riyanto; Wahyudi Kushardjoko
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.292 KB)

Abstract

Penurunan tanah yang terjadi di Terminal Peti Kemas Semarang, khususnya pada Container Yard 05 tempat Automated Rubber Tyred Gantry beroperasi menyebabkan sistem operasi ARTG terganggu. Hal tersebut dikarenakan penurunan tanah menyebabkan kemiringan pada ARTG pad. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah untuk memprediksi kapan kemiringan ARTG pad pada tiap blok melewati batas toleransi supaya segera dilakukan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Berdasarkan perhitungan konsolidasi, penurunan tanah pada Container Yard 05 seharusnya berhenti pada 300 sampai 360 hari setelah pekerjaan reklamasi selesai. Namun saat dilakukan pengukuran lapangan di bulan Agustus 2016 dan Maret 2017 masih terdapat penurunan tanah. Berdasarkan data pengukuran lapangan yang ada, dilakukan pendekatan berupa persamaan linear untuk memprediksi kapan masing-masing blok pelayanan ARTG sistemnya terganggu. Diprediksi Blok C akan terganggu sistemnya paling awal, yaitu pada bulan Maret 2017. Blok D akan terganggu sistemnya pada September 2017, kemudian pada bulan Februari 2018, Blok F sistemnya terganggu. Sistem Blok G akan terganggu di bulan April 2018, sedangkan sistem pada blok E diprediksi akan terganggu paling akhir yaitu bulan Juni 2019. Saran yang dapat diberikan ialah saat proses reklamasi, sebelum area reklamasi diberikan perkerasan, derajat konsolidasinya sudah harus mencapai atau mendekati 90%. Dengan demikian tanah yang ditimbun akan lebih stabil saat mulai diberikan beban operasional. Untuk blok yang sistemnya akan terganggu, dapat dilakukan pekerjaan leveling.