Haryo Santoso
Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik - Universitas Diponegoro

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

IMPLEMENTASI SISTEM HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DAN SISTEM JAMINAN HALAL DI UD BANDENG CITRA SEMARANG Octavia Putri Winey; Haryo Santoso; Naniek Utami Handayani
Industrial Engineering Online Journal Vol 7, No 4 (2018): WISUDA PERIODE OKTOBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.767 KB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji mengenai implementasi Sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dan Sistem Jaminan Halal pada pengolahan ikan bandeng duri lunak di UD Bandeng Citra Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi kesesuaian kondisi existing UD Bandeng Citra Semarang dengan kriteria HACCP dan kriteria Sistem Jaminan Halal. Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Hasil dari penelitian ini adalah evaluasi pada UD Bandeng Citra Semarang dengan menggunakan kriteria HACCP ditemukan 6 titik kritis. Evaluasi dengan menerapkan aspek Sistem Jaminan Halal terdapat 5 kriteria yang telah terpenuhi dari 11 kriteria yang ditetapkan. ABSTRACT This study examines the implementation of Hazard Analysis Critical Control Point System (HACCP) and Halal Assurance System on the processing of Bandeng fish in UD Bandeng Citra Semarang. The purpose of this study is to evaluate appropriate existing conditions in UD Bandeng Citra Semarang with the HACCP criteria and Halal Assurance System criteria. This research is a descriptive analysis study with qualitative approach. The method used is case study. The result of this study is evaluation in UD Bandeng Citra Semarang using HACCP criteria found 6 critical points. Evaluation by applying aspect of Halal Assurance System there are 5 criterias that have been fulfilled from the total of 11 criterias.
PERANCANGAN SISTEM HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DAN SISTEM JAMINAN HALAL DI UD KERUPUK IKAN TENGGIRI DUA IKAN JEPARA Grace Eloita Pratidina; Haryo Santoso; Heru Prastawa
Industrial Engineering Online Journal Vol 7, No 4 (2018): WISUDA PERIODE OKTOBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.84 KB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang faktor-faktor bahaya yang berkaitan dengan proses pembuatan kerupuk dan memberikan rekomendasi dalam menerapkan sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) di dalam produk olahan kerupuk ikan tenggiri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi kondisi tempat produksi UD Kerupuk Dua Ikan dengan kriteria HACCP dan kriteria Sistem Jaminan Halal. Ruang lingkup dari kegiatan penelitian ini meliputi Sistem HACCP dan Sistem Jaminan Halal dengan cara menerapkan persyaratan HACCP dengan 12 langkah dan 7 prinsip serta memberikan sertifikasi halal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan LPPOM MUI sehingga dapat melakukan perbaikan berdasarkan prinsip-prinsip HACCP sebagai jaminan keamanan pangan dan sistem jaminan halal untuk setiap proses pembuatan UD Kerupuuk Dua Ikan di Jepara. Hasil akhir dari penelitian ini yaitu dapat membuat rekomendasi perbaikan untuk UD Kerupuk Dua Ikan sesuai dengan prinsip HACCP maupun prinsip halal, selain itu juga dapat dijadikan referensi untuk pemilik UD Kerupuk Dua Ikan dalam melakukan proses produksi sehingga dapat menerapkan HACCP dan Sistem Jaminan Halal di setiap proses produksinya. ABSTRACTThis study examines hazard factors associated with the process of making crackers and provides recommendations for applying Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) system in the processed mackerel fish crackers. The purpose of this research is to evaluate production place conditions which is UD Kerupuk Dua Ikan by using HACCP criteria and Halal Assurance System criteria. The scope of this research covers HACCP System and Halal Assurance System, with the appliance of HACCP requirement through its 12 steps and 7 principles and also providing halal certification in accordance with the standard set by LPPOM MUI. This will also enable improvements based on HACCP principles as a guarantee of food safety and halal assurance for every production process in UD Kerupuk Dua Ikan in Jepara. The final result of this research is recommendation for improvement in UD Kerupuk Dua Ikan in accordance with HACCP and halal principle, but it can also be used as a reference for the owner of UD Kerupuk Dua Ikan in conducting production process so they may apply HACCP and Halal Assurance System in every production process.
PENENTUAN METODE PENJADWALAN BAHAN BAKU UNTUK MENCAPAI KAPASITAS MAKSIMUM PABRIK NPK DAN COST ANALYSIS PENAMBAHAN KAPASITAS GUDANG Annisa Amalia Utami; Haryo Santoso
Industrial Engineering Online Journal Vol 8, No 3 (2019): WISUDA PERIODE JULI TAHUN 2019
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.877 KB)

Abstract

Penjadwalan pengadaan bahan baku memiliki peran vital dalam sistem produksi. Tidak cukupnya persediaan bahan baku di gudang akan berakibat pada terhambatnya proses produksi. Sebaliknya, persediaan bahan baku yang terlalu banyak akan menimbulkan adanya biaya khusus untuk melakukan pemeliharaan bahan baku. Dalam memproduksi pupuk NPK, PT Pusri memiliki permasalahan dalam pengadaan karena 2 dari 4 bahan baku tidak dapat dibuat sendiri dan harus diimpor, sehingga sangat memakan waktu dan beresiko tinggi mengalami keterlambatan. Tidak hanya itu, gudang penyimpanan bahan baku yang memiliki kapasitas sangat terbatas membuat PT Pusri tidak dapat menyimpan banyak stok untuk cadangan apabila bahan baku belum tiba di gudang. Tidak tersedianya bahan baku membuat produksi dari plant NPK harus dihentikan dan mengakibatkan PT Pusri tidak dapat mencapai kapasitas maksimal produksi. Padahal, PT Pusri merupakan salah satu produsen yang bertanggung jawab atas  pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi untuk 6 lini. Dengan metode MRP, dilakukan penjadwalan pengadaan bahan baku dan perhitungan biaya pengadaan menggunakan 5 metode lotting dan dengan skenario PT Pusri memiliki satu dan dua gudang. Hasil perhitungan menunjukkan biaya pengadaan terendah dicapai dengan metode LFL dan penambahan gudang akan menghemat biaya pengadaan. Abstract Procurement scheduling for raw material plays a key role in production system. The insufficient stock of material in warehouse will delay the production process. Contrariwise, the excessive stock in warehouse will cause extra cost for the inventory management. In producing NPK fertilizer, PT Pusri has a problem of procurement as 2 out of 4 materials are not self-produced and should be imported, thus requiring longer time with the high risk of delays. Not to mention, the warehouse for raw material-storage has limited capacity, making PT Pusri unable to store more stocks as a backup if the material has not arrived yet. The unavailability of material will shut down the plant and cause PT Pusri cannot achieve the maximum production capacity, whereas PT Pusri is actually responsible for the production and distribution of subsidized fertilizer to 6 lines. With the method of MRP, a procurement scheduling for raw material and cost analysis is arranged using five methods of lotting and two scenarios which are if PT Pusri has one and two warehouses. The results shows that the least procurement cost is achieved by using LFL lotting method and expanding the capacity of warehouse will save the procurement cost.
ANALISIS SOCIAL RETURN ON INVESTMENT PADA KEWIRAUSAHAAN SOSIAL: STUDI KASUS DI UPRENEUR AIESEC UNDIP Donnie Cahya Gumilang Silalahi; Haryo Santoso; Hery Suliantoro
Industrial Engineering Online Journal Vol 7, No 2 (2018): WISUDA PERIODE APRIL 2018
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1892.99 KB)

Abstract

Kewirausahaan sosial merupakan alternatif yang efektif mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Model ini mewujudkan dampak yang optimal dan berkesinambungan dengan menginvestasikan kembali profit yang diperoleh ke dalam aktivitas operasional. Problematika yang umum terjadi adalah kegagalan memperoleh pendanaan sehingga bisnis tidak berhasil berkembang. Ini bersumber dari ketidakmampuan melakukan pengukuran kinerja berdasarkan misi mulia terpenting wirausaha sosial: dampak yang berhasil diberikan kepada masyarakat. UPreneur sebagai obyek studi kasus merupakan unit kegiatan kerelawanan AIESEC Universitas Diponegoro, salah satu komite lokal jaringan wirausaha sosial internasional yang bervisi mencapai perdamaian dunia dan membangun kapasitas kepemimpinan melalui pertukaran budaya. Objektif UPreneur dirancang berdasarkan visi itu dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Nomor 8 tentang pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak. Dimana pemberdayaan UMKM serta fasilitasi pertumbuhan jiwa berwirausaha adalah aktivitas utamanya. Namun senasib seperti yang lain, UPreneur juga urung mendapatkan pendanaan eksternal, berakibat adanya aktivitas yang gagal terwujud.Pengukuran dampak terdiri atas proses prakiraan, perencanaan, pemantauan kemajuan, evaluasi dan pelaporan. Penelitian ini menggunakan metode yang dikenal dengan imbal balik sosial atas investasi atau SROI. Penghitungan menunjukkan bahwa imbal balik yang diperoleh adalah sebesar 19,03:1. Ini dikategorikan layak secara sosial, yang berarti setiap kontribusi Rp 1 akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 19,03.ABSTRACT Social entrepreneurship is an effective alternative to accelerate the achievement of Sustainable Development Goals. This model embodies optimal and sustainable impacts by reinvesting the profits gained into operational activities. The most common problem is the failure to obtain funding so that the business does not succeed in developing. It comes from the inability to perform performance measurement based on the most important noble goal of social entrepreneurship: the impact that has been successfully given to society. UPreneur as the object of case study is a volunteer unit of AIESEC Diponegoro University, one of the local committees of international social entrepreneurship network that has the vision to achieve world peace and build leadership capacity through cultural exchange. The Objectives of UPreneur is designed on the basis of that vision and Sustainable Development Goal Number 8 which aims for decent growth and economic growth. Where the empowerment of UMKM and the facilitation to grow entrepreneurship soul is the main activity. But the same fate as the others, UPreneur also fail to get external funding, resulting in activities that failed to execute.Impact measurement consists of forecasting, planning, monitoring progress, evaluation and reporting process. This study uses a method known as the Social Return on Investment (SROI). The calculation shows that the social return ratio is 19,03: 1. This is categorized as socially viable, which means that each contribution of Rp 1 will generate a benefit of Rp 19.03.