Khairin Nizomi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Literasi Media: Analisis Isi Terhadap Tayangan Televisi Pesbukers Khairin Nizomi
JIPI (Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi) Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Progam Studi Ilmu Perpustakaan UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/jipi.v3i1.1590

Abstract

Many people complain broadcasting program and also reprimanded KPI prove if the feasibility content broadcast in Indonesia is still relatively low.  To filter those impressions, it is necessary to carry out media literacy education, media activists, teachers, community figures, students and etc. Understand the rules and ethics relating to television. This understanding is important for educational media literacy activists to be able to criticize various impressions that violate rules and media ethics in Indonesian. The purpose of this study is to know the violations committed against the impressions pesbukers standard broadcast program, so they will know how to apply the SPS in the event. The analysis was conducted using content analysis method to pesbukers impressions that aired on March 22, 2018. The results of the study found that pesbukers impressions made several violations. In the episode found several violations such as norms of decency, decency, violent scenes, harsh expressions, and insults. Broadcast Program Standards (SPS) that should be the guidelines in the implementation of the broadcasting world is not carried out optimally.Banyaknya program penyiaran yang dikeluhkan masyarakat dan juga mendapat teguran KPI membuktikan jika kelayakan isi siaran di Indonesia sebenarnya masih relatif rendah. Untuk memfilter tayangan-tayangan tersebut perlu melaksanakan Pendidikan melek media maka para pegiat media baik guru, tokoh-tokoh masyarakat, mahasiswa dan sebagainya. Memahami tentang peraturan dan etika yang berkaitan dengan televisi. Pemahaman ini penting bagi para pegiat pendidikan melek media agar mampu melakukan kritik terhadap berbagai tayangan yang melanggar aturan dan etika media yang ada di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan tayangan pesbukers terhadap standar program siaran, sehingga akan diketahui bagaimana penerapan SPS dalam acara tersebut. Analisis dilakukan dengan metode analisis isi terhadap tayangan Pesbukers yang tayang pada 22 Maret 2018. Hasil penelitian menemukan bahwa tayangan Pesbukers melakukan beberapa pelanggaran. Pada episode tersebut ditemukan beberapa pelanggaran seperti norma kesopanan, kesusilaan, adegan kekerasan, ungkapan kasar, dan makian. Standar Program Siaran (SPS) yang seharusnya menjadi pedoman dalam penyelenggaraan dunia penyiaran tidak dilaksanakan secara maksimal
Gaya Kepemimpinan Perempuan Dalam Budaya Organisasi Khairin Nizomi
JIPI (Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi) Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Progam Studi Ilmu Perpustakaan UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/jipi.v4i2.3885

Abstract

An element of leadership and leadership is one of the essentials of the organization after destinations, cooperation and division of labor. Leadership is an aspirational power, the power of the spirit, and the power to change attitudes, thus becoming a leader conforms desires. The leader is needed because the pluralism of the people that must be chosen requires the formation of mutualism, uniformity, unanimity, coordination, mutual compliance organization and confirms the identity of the organization. The purpose of this study identified how the leadership style of the head library on SMP Muhammadiyah 1 Depok Yogyakarta. This study uses a qualitative research design with a type of case study research. Data collection method used in this research is using interview. The technique of presenting data carried out informally is in the form of narration. These results indicate that the leadership style adopted by the head library on SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta Depok is situational style. The implementation of situational leadership styles in the library on SMP Muhammadiyah 1 Depok Yogyakarta can be said to run effectively, this is based on four dimensions, namely telling, selling, participating and delegating. Unsur pimpinan dan kepemimpianan merupakan salah satu hal penting dari organisasi setelah tujuan, kerjasama, dan pembagian kerja. Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan untuk mengubah sikap, sehingga menjadi konfrom dengan keinginan pemimpin. Pemimpin diperlukan karena pluralisme orang banyak yang harus dipilih menuntut terbentuknya mutualisme, keseragaman, keserempakan, kordinasi, mutual compliance pengorganisasian dan menegaskan identitas organisasi. Tujuan dari Penelitian ini meindentifikasikan bagaimana gaya kepemimpinan kepala perpustakaan SMP Muhammadiyah 1 Depok Yogyakarta Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode wawancara. Teknik penyajian data yang dilakukan secara informal adalah berupa narasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala perpustakaan SMP Muhammadiyah 1 Depok Yogyakarta adalah gaya situasional. Pelaksanaan gaya kepemimpianan situasional pada perpustakaan SMP Muhammadiyah 1 Depok Yogyakarta dapat dikatakan berjalan secara efektif, hal ini berdasarkan empat dimensi yaitu telling, selling, participating dan delegating.
Post Media Literacy: Suatu Upaya Pemberdayaan Hidup Ditengah Dunia yang Sesak Media Khairin Nizomi
JIPI (Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi) Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Progam Studi Ilmu Perpustakaan UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/jipi.v4i1.4837

Abstract

Sekarang manusia hidup dalam abad komunikasi massa kehidupan manusia sekarang tak bisa dilepaskan dari media mssa. Keluhan tentang dampak media massa kerap terdengar. Untuk itu perlu kiranya memahami apa itu literasi media. Pemahaman ini penting bagi para pegiat pendidikan melek media agar mampu melakukan kritik terhdap berbagai media yang melanggar aturan dan etika media yang ada di Indonesia sehingga terhindar dari berita yang bohong (hoax). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus pada media social. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Teori Narartive Analysis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi dokumen dan teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Hasil dari dari penelitian ini menunjukkan Literasi media sama sekali bukanlah gerakan anti-media. Justru merupakan tindakan yang kita lakukan untuk menjaga media agar tetap bisa menjalankan fungsinya di tengah masyarakat. Dengan melek media, media massa akan memiliki khalayak bukan konsumen yang pada gilirannya akan memengaruhi bagaimana seharusnya media menjalankan peranya. Bila media tetap memperlakukan khalayak sebagai konsumen maka media akan mendapat tekanan dari khalayak. Now humans live in the mass communication age of human life now can’t be separated from the mass media. Complaints about the impact of the mass media are often heard. For that it is necessary to understand what is media literacy. This understanding is important for media literacy education activists to be able to criticize the media who violate the rules and ethics of the media in Indonesia, so avoid that false news (hoaxes). The method used in this study is descriptive qualitative, with the type of case study research on social media. Analysis of the data in this study using Narrative Analysis Theory. Data collection techniques in this study using document studies and sampling techniques using Purposive Sampling. The results of this study indicate that media literacy is by no means an anti-media movement. It is precisely the action we take to keep the media in order to stay functional in society. With media literacy, mass media will have the audience not the consumer who in turn would affect how the media should carry out its role. If the media still treats the audience as a consumer then the media will get pressure from the audience. Then in order to literacy truth of a media (news) could see how the narrative (status) is growing.
POST MEDIA LITERACY: SUATU UPAYA PEMBERDAYAAN HIDUP DITENGAH DUNIA YANG SESAK MEDIA Khairin Nizomi
Nusantara Journal of Information and Library Studies (N-JILS) Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.619 KB) | DOI: 10.30999/n-jils.v1i2.371

Abstract

Sekarang manusia hidup dalam abad komunikasi massa kehidupan manusia sekarang tak bisa dilepaskan dari media mssa. Keluhan tentang dampak media massa kerap terdengar. Untuk itu perlu kiranya memahami apa itu literasi media. Pemahaman ini penting bagi para pegiat pendidikan melek media agar mampu melakukan kritik terhdap berbagai media yang melanggar aturan dan etika media yang ada di Indonesia sehingga terhindar dari berita yang bohong (hoax). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus pada media social (Facebook). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Teori Narartive Analysis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi dokumen dan teknik pengambilan sampel menggunakan Proposive Sampling. Hasil dari dari penelitian ini menunjukkan Literasi media sama sekali bukanlah gerakan anti-media. Justru merupakan tindakan yang kita lakukan untuk menjaga media agar tetap bisa menjalankan fungsinya di tengah masyarakat. Dengan melek media, media massa akan memiliki khalayak bukan konsumen yang pada gilirannya akan memengaruhi bagaimana seharusnya media menjalankan peranya. Bila media tetap memperlakukan khalayak sebagai konsumen maka media akan mendapat tekanan dari khalayak.  ABSTRACTNow humans live in the mass communication age of human life now can’t be separated from the mass media. Complaints about the impact of the mass media are often heard. For that, it is necessary to understand what is media literacy. This understanding is important for media literacy education activists to be able to criticize the media who violate the rules and ethics of the media in Indonesia, so avoid that false news (hoaxes). The method used in this study is descriptive qualitative, with the type of case study research on social media. Analysis of the data in this study using the Narrative Analysis Theory. Data collection techniques in this study using document studies and sampling techniques using Purposive Sampling. The results of this study indicate that media literacy is by no means an anti-media movement. It is precisely the action we take to keep the media to stay functional in society. With media literacy, mass media will have the audience, not the consumer who in turn would affect how the media should carry out its role. If the media still treats the audience as a consumer, then the media will get pressure from the audience. Then to literacy truth of a media (news) could see how the narrative (status) is growing.
ANALISIS IMPLEMENTASI SELEKSI BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN MASJID GEDHE KAUMAN YOGYAKARTA Khairin Nizomi
Nusantara Journal of Information and Library Studies (N-JILS) Vol 2, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.207 KB) | DOI: 10.30999/n-jils.v2i2.721

Abstract

ABSTRAKKoleksi perpustakan merupakan salah satu faktor utama pilar sebuah perpustakaan. koleksi perpustakaan akan memberi ciri, warna, daya tarik dan perhatian bagi pengunjung, koleksi yang semakin lengkap dan terbitan yang relatif baru, dapat memberikan kesempatan yang makin besar kepada pengunjung untuk memilih dan memperoleh informasi terkini. tahapan Seleksi bahan pustaka bagian kegiatan pengembangan koleksi, merupakan kegiatan penting berhubungan dengan mutu perpustakaan yang bersangkutan. Tujuan dari Penelitian ini meindentifikasikan bagaimana proses seleksi bahan pustaka di perpustakaan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, dan untuk mengetahui kriteria Seleksi bahan pustaka perpustakaan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode wawancara. Teknik penyajian data yang dilakukan secara informal adalah berupa narasi. Hasil penelitian menyatakan bahwa proses sleksi bahan pustaka di perpustakaan masjid gedhe kauman, tidak memiliki tim khusus dalam melakukan seleksi, belum memiliki kebijakan pengembangan koleksi tertulis, dalam proses seleksi belum sepenuhnya mengacu kepada standar nasional perpustakaan. ABSTRACTLibrary’s collection is one of the main factors of the pillars of a library. Library collections will give features, colors, attractions and attention for user. Increasingly comprehensive collections and relatively new edition can provide an increasing chance for users to choose and get up-to-date information Selection Stages of library materials is part of collection development activities is an important activity related to the quality of the library concerned. The purpose of this research is to identify the process of library material selection in the library Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, and to find out the criteria selection of library materials in Masjid Gedhe Kauman Library. The method of this research used qualitative research and the type of this research is a case study. The data collections in this research is using interview and technique of presenting data which is done informally is in the form of narration. The result of the research stated that the process of library selection in Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, does not have a special team in the selection, does not yet have a written collection development policy, in the selection process not fully refer to the national standard library.