Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran Diponegoro

PENGARUH PAPARAN ASAPMESIN DIESEL TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGI PARU PADA PENDERITA ALERGI (STUDY EXPERIMENTAL PADA MENCIT BALB/C) Chrisantus Ronald Bria Seran; Suprihati Suprihati; Yanuar Iman Santoso
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.326 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20672

Abstract

Latar Belakang : Alergi merupakan hasil dari interaksi antara faktor predisposisi genetik atopi dengan alergen lingkungan, infeksi dan polutan. Rinitis alergi adalah suatu gangguan pernapasan pada hidung yang disebabkan oleh reaksi peradangan mukosa yang diperantarai oleh imunoglobulin E (IgE) setelah terjadi paparan alergen. Partikel hasil pembakaran mesin diesel menyebabkan peningkatan IgE dengan berbagai mekanisme dan inflamasi lokal pada saluran pernafasan, sehingga terjadi peningkatan kontak antara jaringan dengan alergen sehingga timbul respon imun. Maka dapat diketahui pengaruh paparan asap mesin diesel terhadap struktur histopatologi paru mencit yang terpapar asap mesin diesel dengan jumlah eosinofil pada paru mencit tersebut.Tujuan : Mengetahui paparan asap mesin diesel yang mempengaruhi kerusakan epitel jaringan paru pada penyakit alergi.Metode : Sampel sebanyak 15 mencit dipilih secara simple random sampling. mencit dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok Kontrol Negatif(K) diberikan pakan standar dan air minum selama masa penelitian  Kelompok Kontrol Positif (K1) diinjeksi OVA secara intraperitoneal. Selanjutnya diberikan OVA 1% intranasal. Kelompok Perlakuan 1 (P1) diberikan paparan asap mesin diesel setelah diinduksi OVA.Hasil : Rata-rata jumlah eosinophil kelompok kontrol (-) 0,52, kontrol (+) 2,12 dan perlakuan 2,36. Perbandingan antara kelompok kontrol (-) dengan kelompok kontrol (+) dan perbandingan antara kelompok kontrol (-) dengan kelompok perlakuan diperoleh nilai p sebesar 0.008. perbandingan antara kelompok kontrol (+) dengan kelompok perlakuan diperoleh nilai p sebesar 0.246Kesimpulan : Jumlah eosinofil di jaringan peribronkhial paru pada kelompok control positif yang diinduksi ovalbumin lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok control negatif yang tidak diinduksi ovalbumin.