Penelitian ini mengkaji bagaimana praktik-praktik konsumsi dan produksi yang secara simulasi hadir dalam era konsumerisme. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana menggambarkan serangkaian kode yang terbentuk secara simulasi pada tokoh Margio dalam novel “Lelaki Harimau”, sekaligus menambah wawasan kajian kebudayan secara kritik. Terkhususnya dengan menerapkan kajian prespektif masyarakat konsumsi (Baudrillard) dan dekonstruksi (Derrida).Metode penelitian ini adalah kualitatif, dengan menggunakan jenis penelitian analisis teks secara deskriptif dan kritik. Kemudian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, tokoh Margio dalam novel “Lelaki Harimau” digambarkan sebagai protagonist dan ditempatkan sebagai titik ordinat dalam penceritaan. Pembunuhan yang dilakukan Margio terhadap Anwar sadat menggambarkan sebuah sikap heroisme dan patriotisme. Adapun kode yang melekat pada tokoh Margio, dapat diasumsikan menjadi beberapa hal: (1) Margio adalah sebuah fenomena “rasio instrumental”. Hal tersebut juga menyimpulkan Margio sebagai ciri dari, One-dimensional thought and behavior. (2)Kemudian Margio juga dapat diasumsikan sebagai sebuah keadaan situasional mengenai “pembentukan subjek”. Keadaan situasional tersebut lalu menciptakan persamaan antara homo sacer dalam definisi Giorgio Agamben dan tokoh Margio. (3) Parodi mengenai citra-citra kebinatangan juga dapat diasumsikan sebagai kode yang melekat pada Margio. Dalam proses penelitian interpertatif penggunaaan prespektif sangatlah penting. Oleh karena itu penelitian ini hanya menggambarkan interpertasi dalam prespektif tertentu. Diperlukanya penelitian lebih lanjut dan prespektif baru untuk benar-benar memahami objek kebudayaan. Hasil penelitian ini juga dimaksudkan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya