Subhan Subhan
Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kegiatan Program Iklim (PROKLIM) (Studi Kasus Desa Tetingi Kecamatan Blangpegayon Kabupaten Gayo Lues) Marlina Marlina; Subhan Subhan; Muhammad Rusdi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.06 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i1.18831

Abstract

Abstrak. Iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca pada suatu masa tertentu di suatu wilayah atau daerah dalam jangka waktu yang relatif panjang yang mencapai lebih dari 30 tahun. Salah satu upaya untuk mengurangi perubahan iklim pemerintah Indonesia melakukan pengendalian perubahan iklim melalui kegiatan Program Kampung Iklim (PROKLIM). Salah satu Desa yang terpilih di Kabupaten Gayo Lues sebagai Desa PROKLIM adalah Desa Tetingi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan tentang program kampung iklim di Desa Tetingi. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai bulan September 2021. Dengan 39 responden. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif hasil analisis data dideskripsikan secara kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan Skala likert. Kegiatan Program Kampung Iklim (PROKLIM) di Desa Tetingi dilihat dari tiga aspek, yang pertama kegiatan penanaman vegetasi 34% sudah berjalan dengan baik dan sebagian besar masyarakat ikut serta dalam melaksanakan kegiatan tersebut, Penanaman bibit dilakukan pada tiga lokasi yaitu di sepanjang sempadan sungai, di kawasan perkebunan dan pekarangan rumah. Kegiatan pemanfaatan lahan kosong di Desa Tetingi 36% masyarakat memanfaatkan lahan pekarangannya. Kegiatan pemanfaatan lahan kosong di Desa Tetingi hingga saat ini sudah berjalan dengan baik hampir semua responden memanfaatkan lahan pekarangannya untuk tanami berbagai jenis tanaman bermanfaat. Kegiatan pewadahan dan pengumpulan sampah di Desa Tetingi 30% masyarakat sudah membuang sampah pada tempatnya dan masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan, Maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan program kampung iklim di Desa Tetingi sebagian besar masyarakat sudah memahami dan ikut serta dalam mendukung kegiatan program kampung iklim tersebut.Activities Climate Village Program (CVP) (Case Study of Tetingi Village Blangpegayon Sub District Gayo Lues Regency)Abstract. Climate is the average condition of the weather at a certain time in a region or area over a relatively long period of more than 30 years. One of the efforst to reduce changes in the Indonesian government  is to control climate change through the Climate Village Program (CVP). One of the selected villages in Gayo Lues Regency as a CVP village is Tetingi Village. This study aims to determine activities regarding the climate village program in Tetinggi Village. This research was conducted from February to September 2021. With 39 respondents. The data analysis used in this research is quantitative descriptive analysis. The results of data analysis are described qualitatively. Quantitative data were analyzed using a Likert scale. The Climate Village Program (CVP) activities in Tetingi Village are seen from three aspects, the first is the planting of vegetation 34% has been going well and most of the community participated in carrying out these activities, plantation area and yerd. Employment actiivities of vacant land in Tetingi Village 36% of the people use their yards. Until new, the use of vacant land in Tetingi Village has been going weel, almost all of the respondents used their yards to plant various types of useful plants. Waste collection and collection activities in Tetingi Village 30% of the community has disposed of waste in its place and the community no longer litters, it can be concluded that the climate village program activities in Tetingi Village most of the people have understood and participated in supporting the climate village program activities.
Keanekaragaman Jenis Vegetasi di Kawasan Hutan Wisata Bur Telege Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah II, Kabupaten Aceh Tengah Intan Solehah; Subhan subhan; Hairul Basri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.699 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.23702

Abstract

Abstrak. Bur Telege merupakan sebuah destinasi wisata alam yang mempunyai tiga tipe tutupan lahan yang dikonsesi menjadi lahan agroforestri, hutan Pinus, dan hutan campuran. Penelitian ini perlu untuk dilakukan dalam mendapatkan data keanekaragaman jenis vegetasi. Metode penelitian yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah plot penelitian 30 dan masing-masing tutupan dengan 10 plot. Keanekaragaman jenis vegetasi untuk tingkat pertumbuhan dari tiga jenis tutupan lahan menunjukkan bahwa kawasan hutan wisata Bur Telege termasuk dalam kriteria sedang pada setiap tingkatan pertumbuhannya, kecuali pada tingkat pancang tergolong rendah, dengan nilai rata-rata semai 1,081, pancang 0,660, tiang 1,013, dan pohon 1,118.Diversity of Vegetation Types in the Bur Telege Tourism Forest Area, Forest Management Unit (KPH) Region II, Central Aceh DistrictAbstract. Bur Telege is a natural tourism destination that has three types of land cover which are concessioned to become agroforestry land, pine forest, and mixed forest. This research needs to be carried out in order to obtain data on the diversity of vegetation types. The research method used was purposive sampling with 30 research plots and 10 plots for each cover. The diversity of vegetation types for the growth rate of the three types of land cover shows that the Bur Telege tourism forest area is included in the medium criteria at each growth stage, except for the low sapling level, with an average value of 1.081 seedling  0.660, sapling 1,013 pole, and tree 1,118. 
Pendugaan Cadangan Karbon di Hutan Mangrove Gampong Baro Sayeung Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya Islahul Umam; Subhan Subhan; Dahlan Dahlan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.543 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i2.20153

Abstract

Abstrak. Penelitain ini bertujuan menduga volume dan cadangan karbon tersimpan pada tegakan mangrove di Gampong Baro Seyeung, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya seluas ±329,44 ha, dilakukan pada bulan Agustus sampai September 2021. Metode pengambilan data stratified random sampling dan dianalisis dengan persamaan alometrik , kerapatan, volume dan pendugaan cadangan karbon pada hutan mangrove. Jenis mangrove yang ditemukan pada semua tingkat vegetasi sebanyak 5 jenis yaitu Avicennia alba, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata dan Rhizophora stylosa yang didominasi oleh jenis Rhizophora apiculata. Pada tingkat semai ditemukan 137 jenis, 178 jenis tingkat pancang, 520 jenis tingkat tiang dan total individu yang ditemukan sebanyak 1.045 individu. Berdasarkan Kepmen LH Nomor 201 Tahun 2004 kondisi kerapatan hutan mangrove pada tingkat pertumbuhan termasuk dalam kategori sangat baik. Adapun total volume yang tersimpan di Gampong Baro Sayeung sebesar 57.736,54 m3/ha dan total cadangan karbon sebesar 89.157,71 ton/ha. Besarnya cadangan karbon pada setiap tingkat vegetasi dipengaruhi oleh kerapatan suatu jenis dan besarnya volume serta jumlah vegetasi yang terdapat pada setiap vegetasi hutan.Estimasi Stok Karbon di Hutan Mangrove Desa Baro Sayeung Kecamatan Setia Bakti Aceh JayaAbstract.This study aims to estimate the volume and carbon stock stored in mangrove stands in Baro Seyeung Village, Setia Bakti District, Aceh Jaya Regency covering an area of ±329.44 ha, carried out from August to September 2021. The data collection method is stratified random sampling and analyzed by allometric equations. , density, volume and estimation of carbon stocks in mangrove forests. There were 5 tJenis mangrove yang ditemukan pada semua tingkat vegetasi yaitu Avicennia alba, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata dan Rhizophora stylosa yang didominasi oleh Rhizophora apiculata. Pada tingkat semai ditemukan 137 jenis, tingkat pancang 178 jenis, tingkat tiang 520 jenis dan total 1.045 individu. Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 201 Tahun 2004, kerapatan hutan mangrove pada laju pertumbuhannya termasuk dalam kategori sangat baik. Total volume yang tersimpan di Desa Baro Sayeung adalah 57.736,54 m3/ha dan total stok karbon adalah 89.157,71 ton/ha. Besarnya simpanan karbon pada setiap tingkat vegetasi dipengaruhi oleh kerapatan suatu spesies serta volume dan jumlah vegetasi yang terdapat pada setiap vegetasi hutan.
KONTRIBUSI TANAMAN KEMIRI DI HUTAN DESA AGUSEN BAGI PENDAPATAN MASYARAKAT AGUSEN Feri Yanto; Subhan Subhan; Ryan Mopulana
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.215 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i3.20945

Abstract

Abstrak. Hutan Desa Agusen merupakan pengelolaan Hutan Desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan perekonomian masyarakat Desa. Izin pengelolaan diterbitkan oleh HPHD (Hak Pengelolaan Hutan Desa) berdasarkan peraturan desa yang berlaku dalam pengelolaan Hutan Desa Agusen. Adapun tanaman yang diusahakan dalam pengelolaan Hutan Desa Agusen adalah tanaman kemiri. Kemiri merupakan tumbuhan yang bijinya berfungsi untuk hasil sumber minyak dan rempah-rempah, selain itu tanaman kemiri juga berpotensi secara ekonomi sehingga berkontribusi bagi pendapatan masyarakat. Metode pengambilan sampel menggunakan purvosive sampling yaitu pengambilan sampel secara sengaja untuk memperoleh data pendapatan pengelolaan tanaman kemiri di Hutan Desa Agusen. Hasil biji kemiri yang memberikan pendapatan masyarakat dengan jumlah responden 5 petani kemiri sehingga diperoleh akumulasi pendapatan pada keseluruhan masing - masing responden Rp 16.345.000/ sekali panen nya dengan luas kepemilikan lahan masyarakat masing - masing petani kemiri ( ) hektar / luas individu kepemilikan lahan masing- masing 5 responden petani kemiri, dengan begitu untuk keseluruhan luas lahan yang dimiliki responden 2,5 ha. Tanaman kemiri juga berperan sebagai tanaman konservasi untuk memperbaiki tanah tidak produktif (reklamasi) karena tanaman ini tahan terhadap pengaruh air hujan, yang dapat mencegah kerusakan tanah akibat longsor, dan sistem perakaran yang dalam menjadikannya tanaman yang cocok sebagai tanaman konservasi.The Contribution Of Plants In Agusen Village Forest For Agusen Community Abstract. Agusen Village Forest is the management of the Village Forest and is used for the economic welfare of the Village community. Management permits are issued by HPHD (Village Forest Management Rights) based on village regulations that apply to the management of the Agusen Village Forest. The plants cultivated in the Agusen Village Forest management are candlenut plants. Candlenut is a plant whose seeds function as a source of oil and spices, besides that the candlenut plant also has economic potential so that it contributes to people's income. The sampling method used purvosive sampling, namely sampling intentionally to obtain data on the income of candlenut plant management in the Agusen Village Forest. The results of candlenut seeds that provide community income with the number of respondents being 5 candlenut farmers so that the accumulated income of each respondent is IDR 16,345,000/one harvest with the community land ownership area of each candlenut farmer (1⁄2 ) hectares / individual area each respondent owns 5 candlenut farmers, so the total land area owned by respondents is 2.5 ha. The candlenut plant also acts as a conservation plant to improve unproductive land (reclamation) because this plant is resistant to the effects of rainwater, which can prevent soil damage due to landslides, and its deep root system makes it a suitable plant as a conservation plant. 
Identifikasi dan Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu pada Ekosistem Mangrove dalam Kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah III Aceh (Studi Kasus: Kabupaten Aceh Tamiang) Kasnadiya Kasnadiya; Subhan Subhan; Gina Erida
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.409 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v8i2.24497

Abstract

Abstrak. Hasil hutan bukan kayu (HHBK) adalah bagian dari ekosistem hutan mangrove yang mempunyai peranan yang beragam, baik terhadap lingkungan alam maupun terhadap kehidupan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hasil hutan bukan kayu pada ekosistem mangrove. Potensi HHBK dapat dijumpai keberadaannya pada kawasan hutan KPH Wilayah III Aceh (Kabupaten Aceh Tamiang), namun pada umumnya potensi HHBK pada ekosistem mangrove masih belum terinventarisasi dengan baik sehingga ketersediaan data yang komprehensif mengenai masing-masing jenis, jumlah dan produktivitas untuk masing-masing komoditi HHBK masih sangat terbatas. Sebagian besar masyarakat pesisir memanfaatkan ekosistem mangrove dalam memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu, dibutuhkan informasi terkait apa saja jenis HHBK yang ada pada ekosistem mangrove. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode wawancara/tanya jawab secara langsung terhadap responden yang terpilih sebanyak 50 responden. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 11 jenis HHBK pada ekosistem mangrove di Kabupaten Aceh Tamiang yang dimanfaatkan oleh masyarakat pada kegiatan sehari-hari seperti daun bakau (Rhizophora sp.), kulit bakau (Rhizophora sp.), buah pedada (Sonneratia sp.), buah api-api (Avicennia sp.), nyirih (Xylocarpus granatum), daun nipah (Nypa fruticans), jeruju (Achantus ilicifolius), keong bakau (Telescopium telescopium), kepiting (Scylla sp.), madu dan tiram (Saccostrea cucullata).Abstract. Non-timber forest products (NTFP`s) are part of the mangrove forest ecosystem which has a diverse role, both in the natural environment and in human life. The potential of NTFP`s can be found in the KPH Region III Aceh forest area, but in general the potential of NTFP`s in the mangrove ecosystem is still not well inventoried so that the availability of comprehensive data on each type, quantity and productivity for each NTFP`s commodity is still very limited. Most coastal communities utilize mangrove ecosystems in meeting the needs of life. Therefore, information is needed related to what types of non-timber forest products (NTFP`s) exist in mangrove ecosystems. This research was conducted using the interview / question and answer method directly with the selected respondents as many as 50 respondents. The results of this study show as many as 11 types of NTFP`s in the mangrove ecosystem in Aceh Tamiang Regency which are used by the community in daily activities such as mangrove leaves (Rhizophora sp.), mangrove bark (Rhizophora sp.), pedada fruit (Sonneratia sp.), fire-fire fruit (Avicennia sp.), nyirih (Xylocarpus granatum), nipah leaves (Nypa fruticans), jeruju (Achantus ilicifolius), mangrove snail (Telescopium telescopium), crab (Scylla sp.), honey and oysters (Saccostrea cucullata).
Pendugaan Cadangan Karbon di Atas Permukaan Tanah Pada Hutan Lindung di Desa Kekuyang Kecamatan Ketol KPH Wilayah Ⅱ Aceh, Kabupaten Aceh Tengah Maulidin Maulidin; Subhan Subhan; Ashabul Anhar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.25 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v8i2.24438

Abstract

Abstrak. Hutan memainkan peran penting dalam siklus karbon global (C). Pertumbuhan pohon di hutan berfungsi sebagai sarana penting untuk menangkap CO2 dari atmosfer dan menyimpannya dalam vegetasi, tanah, dan material lainnya, Jumlah cadangan karbon yang tersimpan perlu diukur untuk mempelajari jumlah cadangan karbon pada titik waktu tertentu dan bagaimana perubahannya ketika ada aktivitas yang menambah atau mengurangi ukuran cadangan. Perlunya ada penelitian ini agar dapat mengetahui jumlah cadangan karbon yang tersimpan di atas permukaan tanah pada hutan lindung. Metode pengambilan data dengan menggunakan metode survei. Lokasi penempatan plot ditetapkan dengan metode Systematic Sampling with Random Start kemudian untuk penempatan plot digunakan Uniform Systematic Sampling yaitu bentuk plot dan jarak antar plot (seragam) dan menggunakan metode Non–destructive atau tanpa pemanenan. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa terdapat tiga tutupan lahan dan mempunyai hasil cadangan karbon yang berbeda-beda setiap tutupan lahan, Besarnya cadangan karbon yang tersimpan di atas permukaan tanah pada hutan lindung desa Kekuyang KPH wilayah II Aceh seluas 3.553 ha. sebesar 255.354,1 C(ton) dengan rata-rata cadangan karbon 71,87 ton/ha.Estimation Of Above Surface Carbon Reserves Land In Protected Forest In Kekuyang Village, Ketol District Kph Region Ⅱ Aceh, Central Aceh DistrictAbstract. Forests play an important role in the global carbon cycle (C). The growth of trees in forests serves as an important means of capturing CO2 from the atmosphere and storing it in vegetation, soil and other materials. The amount of stored carbon stocks needs to be measured to study the amount of carbon stocks at a given point in time and how they change when activities increase or decrease reserve size. There is a need for this research in order to determine the amount of carbon stocks stored above the ground in protected forests. The data collection method uses the survey method. The location of the plot placement was determined by using the Systematic Sampling with Random Start method, then Uniform Systematic Sampling was used to place the plots, namely the shape of the plots and the distance between plots (uniform) and using the Non-destructive method or without harvesting. The results showed that there were three land covers and had different carbon stocks for each land cover. The amount of carbon stocks stored above the ground in the protected forest of Kekuyang Village KPH Region II Aceh was 3,553 ha. of 255,354.1 C (tonnes) with an average carbon stock of 71.87 tons/ha.