Saiful Rahmat
Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Sifat Residu pembenah Darussalam Setelah Pembenah Tanah Pada Pada Pertanaman Sawi Musim Tanam Ke Empat Saiful Rahmat; Khairullah Khairullah; Sufardi Sufardi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 5, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.219 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v5i2.14856

Abstract

Perbaikan karakteristik tanah Entisols telah dilakukan dengan aplikasi bahan pembenah tanah berupa sekam padi, biochar, dan kotoran sapi. Penelitian ini merupakan percobaan lapangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh tujuh kombinasi perlakuan bahan pembenah tanah terhadap beberapa sifat fisika tanah pada musim tanam ke empat setelah penanaman sawi (Brassica juncea L.), yang merupakan penelitian lanjutan untuk mengkaji pengaruh tiga jenis bahan pembenah tanah yaitu sekam padi, biochar, dan kotoran sapi pada Entisols Darussalam. Variabel sifat fisika yang dianalisis adalah berat volume (BV), porositas, permeabilitas, dan kemantapan agregat. Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa pengaruh residu pemberian bahan pembenah tanah sebanyak 5 hingga 20 t ha-1 tidak bepengaruh terhadap beberapa sifat fisika tanah pada Entisol Darussalam setelah musim tanam ke empat. Perubahan sifat fisika hanya terjadi pada permeabilitas tanah yang berubah dari sedang menjadi agak lambat. Berat volume tanah (BV) tanah setelah musim tanam keempat berkisar dari 1,29-1,33 g cm-3 (tinggi), porositas berkisar dari 50,19-55,18% (sedang), permeabilitas berkisar dari 1,84-4,05 cm per jam (sedang), sedangkan kemantapan agregat 50,15-55,05% (stabil). Kendala yang masih terdapat pada Entisols ini adalah nilai BV tanah yang masih tinggi, sehingga takaran dosis bahan pembenah tanah perlu ditambah hingga hingga 20 t ha-1 atau lebih tinggi.