Penyakit DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue. Penyakit ini masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia. Kabupaten Pekalongan termasuk daerah endemis DBD dengan trend kasus meningkatselama tahun 2014-2016. Daerah endemis mempunyai potensi penularan yang tinggi, kondisi ini dapat digambarkan dengan analisis distribusi kasus, determinan, dan model penularan. Penelitian ini bertujuan menganalisis dinamika penularan penyakit DBD di Desa endemis Kabupaten Pekalongan tahun 2014-2016.Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain studi ekologi. Instrumen yang digunakan yaitu checklist. Penelitian ini dilakukan di 10 Desa endemis di Kabupaten Pekalongan. Hasil penelitian distribusi kasus DBD di Kabupaten Pekalongan berdasarkan waktu selama tahun 2014-2016 kasus tertinggi bulan April dan Juni sejumlah 27 kasus dan terendah bulan Desember sejumlah 9 kasus. Suhu udara relatif konstan, dengan rata-rata 27,94ºC. Rata-rata kelembaban udara sebesar 74,25%.Kasus DBD cenderung meningkat pada bulan Maret dan April, pada bulan tersebut curah hujan menurun. Sedangkan kasus DBD menurun pada bulan November dan Desember, pada bulan tersebut trend curah hujan meningkat. Wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi memiliki sebaran kasus DBD yang tinggi. Nilai indikator penularan 10 Desa (HI>5%), (CI>5%), 7 Desa (BI≤20%), 3 Desa (BI>20%) dan ABJ pada 10 Desa endemis (ABJ<95%). Hasil analisis overlay GIS ada dua model penularan DBD di lokasi penelitian yaitu 13 cluster dan sejumlah 75 separted. Model penularan cluster menjadi model efektif dalam mendukung penularan penyakit DBD. Disarankan bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk melakukan PSN secara berkesinambungan khususnya pada bulan Maret dan April untuk meminimalkan risiko penularan. Kata kunci : Dinamika Penularan,Model, Determinan ABSTRACTDHF is an infectious disease caused by dengue virus. The disease is still a public health problem in Indonesia. Pekalongan regency includes dengue endemic areas with increasing case trends during 2014-2016. Endemic areas have high transmission potential, this condition can be described by case distribution analysis, determinants, and transmission models. This study aims to analyze the dynamics of DHF transmission in endemic village of Pekalongan Regency 2014-2016. The type of this study was observational with the design of ecological studies. The instrument used is checklist. This research was conducted in 10 Endemic Villages in Pekalongan Regency. Result of research of distribution of dengue fever case in Pekalongan Regency based on time during 2014-2016 case of highest of April and June number 27 case and lowest of month December 9 case. The air temperature is relatively constant, with an average of 27.94ºC. Average air humidity equal to 74,25%. DHF cases tend to increase in March and April, in that month rainfall decreased. While the case of dengue fever decreased in November and December, in that month the trend of rain increase. Areas with high population density have high dengue fever spread. The indicator value of transmission was 10 villages (HI> 5%), (CI> 5%), 7 villages (BI≤20%), 3 villages (BI> 20%) and ABJ in 10 endemic villages (ABJ <95%). Result of GIS overlay analysis there are two models of DBD transmission in research location that is 13 cluster and a number of 75 separted. The model of cluster transmission becomes an effective model in supporting the transmission of DHF diseases. It is recommended for Dinas Kesehatan and Puskesmas to conduct PSN continuously especially in March and April to minimize the risk of transmission. Keywords: Dynamics of Transmission, Model, Determinant