Gender merupakan hasil pola pikiran manusia terhadap laki-laki dan perempuan yang dikotak-kotakkan. Berawaldari budaya patriarkhi yang mendominasi dalam realitas masyarakat dan negara, sehingga tidak mudah mengubahpandangan bahwa perempuan setara dengan laki-laki. Stereotip gender masih menjadi kebiasaan masyarakat DesaSumbergede sehingga memarjinalkan perempuan desa dan membatasi perempuan untuk dapat berpartisipasidalam setiap kegiatan pembangunan di daerah. Hal tersebut diakibatkan oleh rendahnya tingkat pendidikanperempuan dibandingkan dengan laki-laki di Desa Sumbergede dan belum hilangnya anggapan bahwa perempuanhanya boleh melakukan pekerjaan domestik rumah tangga. Penyadaran terhadap gender sangat diperlukan sebagaibentuk pembangunan. Pemerintah Kabupaten Gresik mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012tentang pengarusutamaan gender dalam pembangunan daerah. Sekolah Perempuan Desa Sumbergede merupakaninovasi program yang dijalankan oleh LSM Kelompok Perempuan dan Sumber-sumber Kehidupan (KPS2K)bersama dengan Pemerintah Kabupaten Gresik dalam bidang pemberdayaan perempuan dan pengarusutamaangender. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan dampak Sekolah Perempuan di Desa SumbergedeKecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakanpendekatan kualitatif. Fokus dari penelitian ini adalah dampak individual, dampak terhadap organisasi, dampakterhadap masyarakat, dan dampak terhadap lembaga dan sistem sosial. Teknik pengumpulan data yang digunakanmelalui observasi, dokumentasi dan wawancara. Sedangkan teknik analisis datanya yaitu dengan model interaktifmenurut Miles dan Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikankesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian tersebut berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Finsterbusch dan Motzsebagai berikut: pada dampak individual Sekolah Perempuan memberikan dampak pada aspek psikis, biologis,ekonomi dan sosial pada para perempuan yang menjadi peserta Sekolah Perempuan Desa Sumbergede dan jugasuami dari peserta Sekolah Perempuan Desa Sumbergede. Dampak terhadap organisasi yaitu adanya interaksiantar peserta Sekolah Perempuan lebih akrab serta adanya rasa solidaritas persaudaraan dan kerukunan yang tinggisebagai sesama perempuan. Dampak terhadap masyarakat adanya Sekolah Perempuan sangat membantu dalammengakses pelayanan publik berupa pengurusan dokumen kependudukan dan perbaikan data KIS-PBI. Dampaklembaga dan sistem sosial adanya Sekolah Perempuan ini adalah lebih mudah mendapatkan data kependudukanlebih akurat dari warga secara langsung. Banyak manfaat yang didapatkan dengan mengikuti Sekolah Perempuanselain belajar juga menambah pengalaman. Sehingga peneliti memberikan saran yaitu untuk mengadakanpelatihan pendidikan keluarga berwawasan gender dan mengembangkan kegiatan yang memberdayakanperempuan pada sektor penguatan ranah publik.Kata kunci: kebijakan publik, gender, Sekolah Perempuan Gender is the result of the compartmentalized patterns of human thought towards men and women. Starting froma patriarchal culture that dominates the reality of society and the state, so it is not easy to change the view thatwomen are equal to men. Gender stereotypes are still a habit of the Sumbergede Village community so that theymarginalize village women and limit women from being able to participate in any development activities in theregion. This is due to the low level of education of women compared to men in Sumbergede Village and theabsence of the notion that women can only do domestic work. Gender awareness is needed as a form ofdevelopment. The Gresik Regency Government issued Regional Regulation No. 4 of 2012 on gendermainstreaming in regional development. Sumbergede Village Women's School is an innovative program run bythe Women's and Sources of Life NGO (KPS2K) together with the Gresik District Government in the field of women's empowerment and gender mainstreaming. The purpose of this study is to describe the impact of women's schools in Sumbergede Village, Wringinom District, Gresik Regency. This research is a descriptive study using a qualitative approach. The focus of this research is on individual impacts, impacts on organizations, impacts onsociety, and impacts on social institutions and systems. Data collection techniques used were through observation,documentation and interviews. While the data analysis technique is the interactive model according to Miles andHuberman which consists of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion / verification. Theresults of this study are based on the theory put forward by Finsterbusch and Motz as follows: the individualimpact of the Women's School has an impact on the psychological, biological, economic and social aspects ofwomen who are participants in the Sumbergede Village Women's School and also the husbands of the SumbergedeVillage Women's School participants. The impact on the organization is that there is a more intimate interactionbetween the Women's School participants and a high sense of brotherly solidarity and harmony as fellow women.Impact on society The existence of a Women's School is very helpful in accessing public services in the form ofprocessing population documents and improving KIS-PBI data. The impact of the social institutions and systemsof the Women's School is that it is easier to get more accurate population data directly from residents. There aremany benefits that can be obtained by attending the Women's School, apart from learning and adding to theexperience. So that the researchers provide suggestions, namely to hold gender-based family education trainingand develop activities that empower women in the sector of strengthening the public sphere.Keywords: public policy, gender, Women’s School