Dwi Anita Alfiani
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERAN GURU BK DAN KONTROL ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTs DARUL HIKAM KOTA CIREBON Dwi Anita Alfiani
Holistik Vol 15, No 1 (2014)
Publisher : LP2M IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.151 KB) | DOI: 10.24235/holistik.v15i1.431

Abstract

Artikel ini mendeskripsikan tentang peran guru bimbingan konseling dan kontrol orang tua dalam memotivasi belajar siswa. Tema ini menjadi penting untuk dikaji dilatari dengan asumsi bahwa motivasi memegang peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi intensitas kegiatan belajar. Dalam muatan motivasi terdapat tujuan yang hendak dicapai dalam belajar. Makin tinggi dan pentingnya tujuan belajar, semakin besar pula motivasinya. Akhirnya, semakin besar motivasi belajar tentu semakin kuat pula kegiatan belajarnya. Kajian ini menempatkan MTs “Darul Hikam” Kota Cirebon sebagai obyek kajian. Dengan memanfaatkan metode kualitatif dan pendekatan psikologi pendidikan, kajian ini melahirkan beberapa kesimpulan. Pertama, peran guru BK dapat dianggap telah memberikan kontribusi yang positif dan dapat membantu orang tua dalam mengontrol perkembangan anak/peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung baik di kelas maupun di luar kelas. Kedua, tugas orang tua dalam melaksanakan fungsi pendidikan di rumah selalu memberikan dorongan dan motivasi-motivasi yang dapat mengantarkan anaknya pada upaya menuju kesuksesan, sehingga segala bentuk kemalasan atau kenakalan apapun dapat diatasi sejak dini. Dan ketiga, bentuk-bentuk Pembinaan Bimbingan dan Konseling di MTs “ Darul Hikam”Kota Cirebon antara lain yaitu: 1. Kreativitas siswa, 2. Melaksanakan hari-hari besar islam 3. Memperingati hari-hari Nasional 4. Pekan olahraga antar MTs se Kota Cireon 5. Lomba pidato, sari tilawah dan MTQ 6. Membiasakan sholat dhuhur berjama’ah 7. Pembentukan karakter siswa. Kata Kunci : guru bimbingan konseling, kontrol orang tua, motovasi belajar dan psikologi pendidikan.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) TERHADAP HASIL BELAJAR ANAK USIA DINI Dwi Anita Alfiani
AWLADY : Jurnal Pendidikan Anak Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan PIAUD IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.436 KB) | DOI: 10.24235/awlady.v2i1.763

Abstract

Salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar (KBM)  untuk anak usia play group adalah guru yang memahami berbagai macam karakterisik peserta didik dan peduli terhadap kebutuhan anak didiknya. Namun Dari hasil penelitian dan kenyataan di lapangan, menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk anak-anak usia dini ( play group) masih banyak kelemahan dan kekurangannya karenanya  guru  juga harus mampu menguasai teknik dan metode dalam  mengajar belajar untuk Anak didik pada usia dini.Untuk dapat menanamkan pemahaman terhadap materi yang disampaikan akan lebih terasa enjoy, fun, fress dan anak merasa happy tidak menjenuhkan dan membosankan, maka perlu adanya pemilihan penggunaan metode yang tepat, sehingga perlu rancang dengan ketertarikan agar anak didik tidak jenuh dan membosankan dikelas sekaligus mensinegrikan aktivitas belajar dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat yaitu menerapkan Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)“. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan peran serta peserta didik dalam proses pembelajaran akan membantu peserta didik dalam memahami  materi. Melalui penerapan Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan kegairahan dengan keinginan untuk belajar. Metode pembelajaran Menurut Hamdani (2011 : 80) dapat diartikan ialah sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan antara siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.Model pembelajaran merupakan rancangan pembelajaran yang nantinya dijadikan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut Joyce dan Weil 1980 (dalam Rusman, 2012:133) Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Sekarang ini banyak model-model yang bermunculan, hal ini merupakan suatu upaya dalam memperbaiki proses pembelajaran supaya lebih baik. Salah satunya yaitu model pembelajaran SAVI.Kata Kunci: Somatis, Auditori, Visual, Intelektual dan Hasil belajar
KAJIAN TEORITIS TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DAN REMAJA Dwi Anita Alfiani
AWLADY : Jurnal Pendidikan Anak Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan PIAUD IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.849 KB) | DOI: 10.24235/awlady.v1i2.742

Abstract

 Pembahasan tentang proses perkembangan anak-anak dan remaja, merupakan sebuah keniscayaan, serta sangat dianjurkan bagi orang tua maupun pendidik. Dengan mengetahui berbagai problematika yang ada dan berkembang pada masa kanak-kanak dan remaja, maka berbagai program serta implementasi program pembinaan anak dan remaja akan terlaksana dengan baik. Dalam makalah ini dikemukakan berbagai pendapat dan tinjauan para pakar psikologi perkembangan tentang proses dan fase-fase yang harus dilalui pada masa kanak-kanak dan remaja. Selain itu juga diketengahkan tentang berbagai perspektif dan batasan-batasan usia maupun psikis yang ada pada kanak-kanak dan remaja sehingga diharapkan dengan berbekal pendapat para ahli tersebut kita sebagai orang tua maupun pendidik akan lebih berhasil dalam penilaian pola-pola pembelajaran yang ingin kita transfer. Dalam makalah ini penulis juga ketengahkan bahwa kecenderungan masyarkat dewasa ini tentang pola fikir dan tindakan yang akan diambil pada pelanggar hokum maupun kesusilaan yang hanya menempatkan hukuman atau funisment sebagai sebuah sebuah solusi terbaik, sementara reward bagi orang-orang yang taat hokum diabaikan, lain halnya dengan yang terjadi dalam kaidah hokum Islam. Padahal dalam kenyataannya banyak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi selain oleh factor lingkungan, juga disebabkan metode terafis yang tidak tepat. Sehingga dengan memahami secara integral dan komprehensif walaupun sumir, diharapkan akan membuka wawasan dan wacana baru dalam implementasi program-program dan membuat rencana kerja yang lebih terarah, terukur dan tepat guna. Kata Kunci:Perkembangan Psikis, Anak dan Remaja