Musahwi Musahwi
IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

WACANA BELA ISLAM DAN KEBENCIAN STRUKTURAL (2016-2017) Musahwi Musahwi
Jurnal Tamaddun : Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/tamaddun.v8i2.7266

Abstract

Studi ini mengulas fenomena kebencian dari wacana ke struktur sosial dengan fokus pada wacana bela Islam 2016-2017. Kekuatan wacana bela Islam 2016-2017 tidak saja mendorong Basuki Tjahaja Purnama/Ahok ke penjara, tetapi juga mengeskalasikan kebencian melalui berbagai kekerasan yang meluas menggunakan simbol-simbol Islam. Agensi di sekitar wacana bela Islam memiliki peran penting, karena melibatkan figur/pemimpin yang menduduki kelas sosial elit dalam struktur keagamaan dan politik. Agensi wacana bela Islam meciptakan ketegangan, bersifat devaluatif, dan dimediasi oleh kebencian antar-kelompok. Untuk menghasilkan kajian yang mendalam, studi ini menggunakan metode kualitatif melalui critical discourse analysis (CDA) dengan berpijak pada perspektif teori dialektika agen dan struktur. Fenomena kebencian ditunjukkan dengan jelas melalui teks dan interaksi sosial di balik wacana bela Islam. Teks yang tersebar di media sosial mengandung kekerasan simbolik terhadap kelompok yang berbeda ideologi agama dan politik. Sementara dalam interaksi sosial, ditunjukkan oleh berbagai kekerasan langsung melalui aksi persekusi terhadap orang/kelompok yang dianggap menghina ulama/pimpinan mereka di sosial media. Fakta ini menunjukkan kebencian pada level yang akut membuncah menjadi kekerasan yang massif dan mewariskan mindset kebencial kolektif satu sama lain.
Kekerasan berbasis gender dalam kasus perceraian pada masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Cirebon Naila Farah; Musahwi Musahwi; Muhamad Ridho Hidayatullah
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol. 18 No. 2 (2023)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/yinyang.v18i2.9188

Abstract

Divorce cases during the Covid-19 Pandemic experienced a significant increase. In Cirebon Regency, an increase in the divorce rate was followed by many cases of violence against women in the family environment during the 2020-2023 Pandemic. This research seeks to understand the problem of gender-based violence in divorce cases and the various psycho-social implications arising from this condition for victims. In order to analyze the problem comprehensively, this study uses the framework of structural violence, cultural violence, and direct violence (physical and symbolic). Based on the results of the description and theoretical analysis, this study yielded findings including: (1) victims of violence were experienced by families with a weak economic basis, coming from poor families; (2) victims experience physical, psychological, sexual violence and neglect of the household; (3) the victim chooses a divorce to escape violence rather than asking for protection from women's protection services; (4) victims experience multiple psycho-social pressures after violence and divorce, namely: as victims of domestic violence, unemployment and economic instability, as well as the burden of raising children without the perpetrator's responsibilities as a father.