Diana Andriyani Pratamawati
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Spirakel

KEJADIAN LUAR BIASA CHIKUNGUNYA DI KABUPATEN LOMBOK BARAT-NUSA TENGGARA BARAT DITINJAU DARI FAKTOR LINGKUNGAN RUMAH DAN PERILAKU Diana Andriyani Pratamawati
SPIRAKEL Vol 9 No 1 (2017)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.531 KB)

Abstract

Abstract Provincial Health Office of West Nusa Tenggara (NTB) in 2010 have reported an increase in cases of Chikungunya in West Lombok regency as many as 223 patients. In 2011 (January-April) is still found Chikungunya patients in West Lombok district sporadically. The aim of research to provide an environment that is allegedly associated with the onset of outbreaks of chikungunya, and to know the level of knowledge, attitudes, and practice of local communities related to prevention chikungunya.Design analytic epidemiologic research with case-control study design, namely the survey time point in the study sample. Research Location in Lombok Barat West Nusa Tenggara (NTB) was conducted in April-May 2011. The total number of 132 samples consisting of a sample of 66 cases and controls 66. The results showed that chikungunya outbreaks in two villages in West Lombok regency have five factors play an important role among other factors productive age (15-49), factor in the type of work, a factor of mosquito breeders place, a factor of cloth hanging (curtain), and the factor of knowledge, attitude, practice (KAP) community about the chikungunya disease yet quite well. Need to increase the knowledge, attitudes, and practise of the community in the prevention of chikungunya through counseling / health promotion media intensive chikungunya prone season so expect the behavior patterns of society are not the cause of the recurrence of outbreaks of chikungunya in the future.
GAMBARAN DAERAH RESEPTIF MALARIA DI KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG JAWA TENGAH Diana Andriyani Pratamawati; Lulus Susanti; Sidiq Setyo Nugroho; Mujiyono Mujiyono; Ika Martiningsih
SPIRAKEL Vol 10 No 2 (2018)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.145 KB)

Abstract

Kasus malaria baru masih ditemukan di Kabupaten Magelang sepanjang tahun 2017. Kabupaten Magelang termasuk kawasan perbukitan Menoreh yang pada tahun 2014 telah menerima sertifikat bebas malaria, namun pada tahun 2015 kasus malaria meningkat hingga ditemukannya kembali kasus indigenous yaitu kasus yang penderitanya tidak pergi keluar desa/keluar pulau sebelum sakit. Sepanjang tahun 2015 hingga 2017 terus menerus ditemukan kasus positif malaria di Kabupaten Magelang baik kasus impor maupun indigenous. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan kendala survailans migrasi dalam peningkatan kasus malaria di Kabupaten Magelang tahun 2017. Penelitian ini menggunakan disain cross-sectional, lokasi penelitian di Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang sebagai wilayah dengan kasus tertinggi malaria. Sampel yang diambil secara purposive dari semua pasien suspek malaria yang diperiksa Juru Malaria Desa pada bulan Januari-November 2017. Sampel terdiri dari kasus positif Plasmodium malaria dan sampel kontrol yang tidak sakit malaria serta sebanding umurnya dengan sampel kasus. Jumlah kasus dan kontrol dalam penelitian ini sebanyak 14 orang. Hasil penelitian menunjukkan kasus malaria di Kabupaten Magelang merupakan perpaduan kasus impor dan kasus indigenous. Sebagian besar penderita malaria berjenis kelamin laki-laki dengan umur < 45 tahun, serta pekerjaan paling banyak sebagai buruh di daerah Kalimantan Tengah. Wilayah Kabupaten Magelang dapat digolongkan sebagai daerah reseptif malaria dengan ditemukan berbagai spesies vektor malaria seperti Anopheles maculatus, An. balabacensis, An. vagus di sekitar kandang ternak di Desa Paripurno dan Desa Kalirejo. Keberadaan Juru malaria desa (JMD) dalam keberhasilan survailans migrasi di Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang sangatlah penting, namun adanya keterbatasan jumlah JMD sementara daerah yang sulit dijangkau cukup luas menyebabkan kegiatan surveilans migrasi menjadi tidak optimal.