Puguh Prasetyoputra
Research Center for Population, Indonesian Institute of Sciences

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

UNSAFE DISPOSAL OF CHILD FECES IN INDONESIA Sri Irianti; Puguh Prasetyoputra
JURNAL EKOLOGI KESEHATAN Vol 17 No 1 (2018): JURNAL EKOLOGI KESEHATAN VOL 17 NO. 1 TAHUN 2018
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.679 KB) | DOI: 10.22435/jek.17.1.101.1-10

Abstract

ABSTRAK Studi terdahulu menunjukkan bahwa praktik pembuangan tinja balita yang tidak aman meningkatkan risiko penyakit diare, termasuk di Indonesia. Akibatnya, pemahaman faktor-faktor di balik praktik semacam itu sangat penting dalam menghentikan transmisi diare. Namun faktor-faktor yang terkait dengan praktik pembuangan tinja balita yang tidak aman di Indonesia belum dipahami dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang terkait dengan praktik pembuangan tinja balita yang tidak aman di Indonesia. Penelitian ini menganalisis data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Model regresi probit dibuat berdasarkan data dengan efek marjinal rerata (Average Marginal Effect) dan selang kepercayaan (SK) 95% sebagai besaran hubungan. Variabel penjelas dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu variabel spasial, variabel lingkungan, dan variabel sosio-demografi. Penghapusan listwise menghasilkan sampel analitik akhir sebesar 16.368 anak balita yang tinggal dalam 13.685 rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi pembuangan tinja balita yang tidak aman adalah sebesar 42,63% (SK 95%: 41,87-43,38). Tinggal di daerah perkotaan, tingkat pendidikan ibu yang lebih rendah, tidak memiliki fasilitas mencuci tangan yang tepat, usia anak yang lebih tua, dan tidak memiliki fasilitas sanitasi yang lebih layak merupakan variabel-variabel yang secara signifikan berhubungan dengan kemungkinan praktik pembuangan tinja balita yang tidak aman. Kata kunci: Pembuangan tinja bayi, pendidikan ibu, sanitasi, cuci tangan, Indonesia ABSTRACT Previous studies show that unsafe disposal practices of child feces increase the risk of diarrhoeal diseases among children including in Indonesia. Consequently, a comprehension of the factors behind such practices is pivotal in halting the transmission of diarrhea. However, the factors associated with unsafe disposal practices of child stool in Indonesia are not yet well understood. This study investigated the factors associated with unsafe child feces disposal practices in Indonesia. Data from the Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2012 were analyzed. Probit regression models were fitted to the data with average marginal effect (AME) and its 95 % confidence interval (CI) as the measure of association. The explanatory variables were categorized into three categories: spatial variables, environmental variables, and socio-demographic variables. Listwise deletion was performed which resulted in a final analytic sample of 16,368 under-5 children residing in 13,685 households. It is observed that the prevalence of unsafe child feces disposal was 42.63% (95% CI: 41.87-43.38). Living in urban areas, lower levels of maternal education, not having a proper handwashing facility, older child age, and not having improved sanitation facility were the variables found to be associated with higher probability of unsafe child feces disposal practices. Keywords: Child feces disposal; maternal education; sanitation; handwashing, Indonesia
OPEN BURNING OF HOUSEHOLD SOLID WASTE AND CHILD RESPIRATORY HEALTH: EVIDENCE FROM INDONESIA Sri Irianti; Puguh Prasetyoputra
JURNAL EKOLOGI KESEHATAN Vol 17 No 3 (2018): JURNAL EKOLOGI KESEHATAN VOL 17 NO.3 TAHUN 2018
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.705 KB) | DOI: 10.22435/jek.17.3.996.123-134

Abstract

ABSTRAK Pembakaran sampah rumah tangga yang tidak terkendali menciptakan banyak polutan berbahaya. Menurut Riskesdas 2013, satu dari dua rumah tangga Indonesia dilaporkan membakar sampah mereka di tempat terbuka. Oleh karena itu, analisis ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pembakaran terbuka limbah padat rumah tangga dan pengalaman ISPA pada anak-anak di Indonesia dari sumber data yang sama. Kami memasang model regresi logistik sederhana dan multivariabel untuk menguji hubungan antara paparan pembakaran terbuka limbah padat rumah tangga dan pengalaman ISPA pada anak di bawah 5 tahun dari data Riskesdas 2013. Hasil analisis menunjukkan hubungan yang signifikan antara pembakaran terbuka limbah rumah tangga dan pengalaman ISPA pada anak-anak Indonesia. Secara khusus, kami menemukan proporsi yang lebih tinggi dari pembakaran terbuka di area ini terkait dengan risiko ISPA yang lebih tinggi. Hubungan ini tetap signifikan secara statistik setelah variabel penjelas lainnya dimasukkan. Namun, kami tidak menemukan hubungan yang signifikan antara pembakaran terbuka di tingkat rumah tangga. Temuan ini mengindikasikan bahwa anak-anak juga dapat terkena polusi udara luar ruangan selain dari polusi udara dalam ruangan yang berasal dari penggunaan bahan bakar memasak yang tidak aman. Dengan temuan ini, kami merekomendasikan semua pemangku kepentingan termasuk masyarakat untuk mengatasi praktik umum pembakaran sampah secara terbuka. Kata kunci: Riskesdas 2013, pembakaran sampah terbuka, pencemaran udara, ISPA ABSTRACT Uncontrolled burning of household solid waste creates many harmful pollutants. The Basic Health Research (Riskesdas) 2013 found that one in two Indonesian households burned their solid waste in the open. Therefore, the study is aimed at examining the relationship between open burning of household solid waste and experience of ARI among under-5 children in Indonesia using the same source of data.We fitted simple and multivariable logistic regression models to the 2013 Riskesdas to examine the association between exposure to open burning of household solid waste and ARI experience among U-5 children.The results showed a significant association between open burning of household waste and ARI experience among Indonesian children. Specifically, we found a higher proportion of open burning in the area is associated with a higher risk of ARI. This relationship remains statistically significant after the other covariates were included. We did not observe, however, a significant association between open burning at the household level.These findings imply that children may also be exposed to outdoor air pollution besides from indoor air pollution emanating from the use of unsafe cooking fuel. Given these findings, we urge all stakeholders including the community to tackle the prevalent practice of open burning. Keywords: Riskesdas 2013, household solid waste, open burning, air pollution, ARI
WASTE MANAGEMENT IN INDONESIAN PUBLIC HEALTH CENTRES: FACTORS ASSOCIATED WITH WASTE SEGREGATION PRACTICES AND DISPOSAL METHODS Sri Irianti; Puguh Prasetyoputra
JURNAL EKOLOGI KESEHATAN Vol 18 No 1 (2019): JURNAL EKOLOGI KESEHATAN VOL 18 NO.1 TAHUN 2019
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.793 KB) | DOI: 10.22435/jek.18.1.1831.1-14

Abstract

ABSTRAK Pada tahun 2014 Indonesia mulai menerapkan Universal Health Coverage (UHC), yang akan meningkatkan cakupan asuransi kesehatan. Artinya bahwa pemanfaatan layanan kesehatan akan meningkat juga, sehingga pengelolaan limbah medis di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) akan menjadi semakin penting. Artikel ini merupakan analisis data Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan tahun 2011 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan limbah dan pembuangan akhir limbah layanan kesehatan di Puskesmas. Jumlah sampel adalah 8.599 Puskesmas. Variabel yang dianalisis meliputi sistem pembuangan limbah, perilaku pemisahan limbah, dan pengolahan limbah dengan cara dibakar. Analisis data dilakukan secara multivariat dengan model logistik biner multivariabel dan regresi multinomial pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil analisis regresi multivariabel menemukan bahwa ada ketidaksetaraan berbasis geografis di mana Puskesmas yang terletak di wilayah Jawa-Bali, di daerah perkotaan, bukan di daerah terpencil, dan di pulau-pulau utama, cenderung melakukan pemisahan limbah medis, dan cenderung tidak melakukan praktik pembakaran terbuka. Puskesmas yang memiliki sistem pembuangan limbah yang layak, mengindikasikan bahwa memiliki kecenderungan mempraktikkan pemisahan limbah medis (tidak pembakaran terbuka). Sebaliknya puskesmas di daerah pedesaan, tidak melakukan pemilahan limbah dan cenderung mengelola sampah dengan cara dibakar. Hal ini mengindikasikan bahwa sumber daya untuk menerapkan pengelolaan limbah layanan kesehatan yang tepat di Puskesmas, termasuk fasilitas dasar, pelaksanaan pemisahan di sumber, dan pengolahan serta pembuangan limbah yang tepat menjadi sangat penting. Kata kunci: Limbah medis, fasilitas kesehatan, analisis regresi, pengelolaan limbah, Indonesia ABSTRACT In 2014, Indonesia started implementing Universal Health Coverage (UHC). As coverage of health insurance expands, healthcare utilisation will increase. Therefore, sustainable healthcare waste management (HCWM) in public health centres (PHCs) will become more important. This paper addresses the drivers of waste segregation and the final disposal of healthcare wastes. We obtained data on health care waste management (HCWM) in 8,599 PHCs from the 2011 Health Facility Research (Rifaskes). We then fitted multivariable binary logistic and multinomial regression models at the 0.05 level of significance. The multivariable regression analyses found that there were geographically based inequalities where PHCs located in Java­Bali region, in the urban area, not in the remote area, in main islands, were more likely to practice medical waste segregation, and less likely to practice open burning. Owning a sewerage system corresponds to a higher likelihood of practising medical waste segregation and lower likelihood of open burning. Moreover, PHCs with better basic amenities were more likely to segregate their waste and less likely to practice open burning. This paper recommends the importance of resource for establishing proper HCWM in PHCs including basic amenities, implementation of segregation at source, and appropriate waste treatment and disposal. Keywords: Medical waste; health facilities; regression analysis; waste management; Indonesia