Herti Maryani
Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMODELAN ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH) LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI INDONESIA TAHUN 2016 Herti Maryani; Lusi Kristiana
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 21 No 2 (2018)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.168 KB) | DOI: 10.22435/hsr.v21i2.245

Abstract

Life Expectancy is a tool for evaluating government performance in improving the welfare of the population in general, and improving health status in particular. Research on life expectancy is necessary, as life expectancy is an important indicator of health and economic development. The research aims to make the modeling of life expectancy of men and women in Indonesia based on health variables that exist in susenas 2016. This research is a research of secondary data with multiple linear regression analysis. There were 17 predictor variables analyzed for female AHH and 13 predictor variables for male AHH. Most of the variables are health variables. there are only 2 variables of all variables were signifi cant to female AHH. there are only 4 variables were signifi cant to male AHH The regression model shows that AHH has a higher constant than the male AHH. The results show that the variables that give signifi cant effect to the female AHH were the percentage of people who ever been hospitalized, Toddler age 0–2 year was still breastfed and the household using the toilet facility. For male AHH the signifi cant variables are Toddler age 0–2 year was still breastfed, household using the toilet facility, and residents using health insurance for inpatient and outpatient. Abstrak Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkankesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Penelitian mengenai AHH sangat diperlukan, mengingat Angka Harapan Hidup merupakan indikator penting pembangunan kesehatan dan ekonomi. Penelitian bertujuan untuk membuat pemodelan AHH laki-laki dan perempuan di Indonesia berdasarkan variabel yang ada di susenas 2016. Penelitian ini merupakan penelitian data sekunder dengan analisis regresi linier berganda. Terdapat 17 variabel prediktor yang dianalisis untuk AHH perempuan dan 13 variabel prediktor untuk AHH laki-laki. Sebagian besar variabel merupakan variabel kesehatan. Dari variabel tersebut hanya 3 variabel prediktor yang signifi kan terhadap AHH perempuan dan 4 variabel yang signifi kan terhadap AHH laki-laki. Model regresi menunjukkan AHH perempuan mempunyai konstanta yang lebih besar daripada AHH laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang memberi pengaruh signifi kan terhadap AHH perempuan adalah persentase penduduk yang pernah rawat inap, Baduta masih ASI dan rumah tangga yang menggunakan fasilitas buang air besar (BAB). Untuk AHH laki-laki variabel yang signifi kans adalah Baduta masih ASI, rumah tangga yang menggunakan fasilitas buang air besar (BAB),serta penduduk yang menggunakan jaminan kesehatan untuk rawat inap dan rawat jalan.
KOMPARASI ELASTISITAS PEMBIAYAAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DIREGIONAL JAWA BALI DAN PAPUA Nuzulul Kusuma Putri; Herti Maryani; Thinni Nurul Rochmah; Ernawaty Ernawaty
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 21 No 2 (2018)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.102 KB) | DOI: 10.22435/hsr.v21i2.287

Abstract

The rapid growth and the various communicable diseases should be compensated with qualifi ed health programs. The programs’ budget should be able to meet the need of communicable disease intervention. In the era of decentralization, differences in the ability of each district in handling health problems could triger the disparity between districts. This research analyzes the difference of budget elasticity that existed in the communicable disease intervention between districts in Java Bali and Papua region. This is an analytical study which analyze the difference of communicable disease budget elasticity based on the geographic characteristics, fi scal capacity, and health status in each districts. The data is collected cross sectional in all districts that exist in Java Bali and Papua as the population. The difference of elasticity based on each indicator used in this study was analysed using independent t-test. The elasticity of communicable disease prevention fi nancing is different among districts with different public health index inJava Bali and Papua regional. Themajority of communicable disease budget in districts are inelastic, in both regions. It is different with the assumption that budget elasticity of communicable disease should be responsive. The budget elasticity of communicable disease in Indonesia is infl uenced by its health condition of each district. This condition is contrast to the ideal budget elasticity that should be elastic in accordance to the communicable disease problems. The use of economic assumption for further research should be concerns to the uncertainty of health characteristic. Abstrak Tingginya laju pertumbuhan dan bervariasinya jenis penyakit menular harus diimbangi dengan upaya penanggulangan yang responsif. Pembiayaan penanggulangan penyakit menular harus menyesuaikan dengan perkembangan penyakit menular. Di era desentralisasi, terdapat perbedaan kemampuan tiap daerah dalam pembiayaan kesehatan sehingga menyebabkan adanya disparitas penyakit antar daerah. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan komparasi elastisitas pembiayaan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah daerah dalam penanggulangan penyakit menular di regional Jawa Bali dan Papua. Komparasi ini dilakukan sebagai analisis lanjut Riset Pembiayaan Kesehatan tahun 2015 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Penelitian analitik ini melakukan komparasi elastisitas pembiayaan penanggulangan penyakit menular berdasarkan perbedaan karakteristik geografi , kemampuanfiskal, dan status kesehatan pada setiap kabupaten/kota yang ada di regional Jawa Bali dan Papua. Data dikumpulkan secara cross sectional pada Dinas Kesehatan kabupaten/kota yang ada di regional Jawa Bali dan Papua. Komparasi elastisitas terhadap setiap indikator yang digunakan dalam penelitian ini dianalisis menggunakan independent t-test. Elastisitas pembiayaan penanggulangan penyakit menular antar Kabupaten/Kota berbeda pada regional Jawa Bali dan Papua dengan IPKM berbeda. Kondisi pembiayaan penanggulangan penyakit menular yang seharusnya elastis, tidak terjadi pada kedua regional. Mayoritas Kabupaten/Kota cenderung inelastis dalam membiayai penanggulangan penyakit menular di masing-masing daerah. Elasitisitas pembiayaan penanggulangan penyakit menular pada Kabupaten/Kota di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi kesehatan masing-masing daerah. Kondisi ini bertolak belakang dengan asumsipembiayaan penanggulangan penyakit menular yang harusnya responsif sesuai dengan masalah penyakit menular yang muncul. Penggunaan asumsi yang juga memperhatikan beberapa masalah kesehatan lain merupakan hal yang perlu digunakan pada penelitian selanjutnya.