This Author published in this journals
All Journal Spirakel
M. Ezza Azmi Fuadiyah
Loka Litbang Kesehatan Pangandaran

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

FAKTOR IKLIM BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA CIMAHI TAHUN 2004-2013 Mutiara Widawati; M. Ezza Azmi Fuadiyah
SPIRAKEL Vol 10 No 2 (2018)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1085.557 KB)

Abstract

Studi ekologi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabilitas faktor iklim berupa suhu, kelembapan, kecepatan angin, curah hujan dan lama penyinaran matahari dengan kejadian Demam berdarah dengue (DBD) di Kota Cimahi. Analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan data sekunder yaitu data bulanan kasus DBD dan faktor iklim pada periode tahun 2004-2013. Data kasus DBD merupakan data bulanan berbasis rumah sakit yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Cimahi sedangkan data bulanan faktor iklim pada periode yang sama diperoleh dari Stasiun Geofisika Kelas I Bandung. Uji korelasi menggunakan pearson’s product moment atau spearman’s rho tergantung dari hasil uji normalitas data dengan kolmogorov-smirnov test. Analisis dilakukan dengan menggunakan 4 skenario selang waktu antara kasus DBD dengan faktor iklim yaitu tanpa selang waktu (n=0), selang waktu 1 bulan (n-1), selang waktu 2 bulan (n-2) dan selang waktu 3 bulan (n-3). Hasil uji menunjukkan bahwa suhu dan curah hujan memiliki hubungan signifikan (p value = 0,000 dan 0,004) dengan koefisien korelasi terkuat (r = -0,390 dan 0,265) pada selang waktu 1 bulan dari waktu kemunculan kasus DBD, sedangkan kelembapan dan lama penyinaran matahari memiliki hubungan yang signifikan (p value = 0,000 dan 0,002) dengan koefisien korelasi terbesar (r = 0,398 dan -0,277) pada selang waktu dua bulan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suhu, curah hujan, kelembapan dan lama penyinaran matahari berhubungan dengan korelasi terbesar dari waktu kemunculan kasus DBD.