Soeharyo Hadisaputro
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN ASUPAN SENG, VITAMIN A, DAN STADIUM KLINIS TERHADAP STATUS GIZI DAN JUMLAH CD4+ PADA ANAK TERINFEKSI HIV DI WILAYAH KOTA DAN KABUPATEN SEMARANG Waisaktini Margareth; Soeharyo Hadisaputro; Ani Margawati
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 10 No 1 (2018): Media Gizi Mikro Indonesia Desember 2018
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.401 KB) | DOI: 10.22435/mgmi.v10i1.594

Abstract

Latar Belakang. Peningkatan jumlah kasus infeksi HIV anak di Indonesia paralel dengan peningkatan persentase transmisi penularan AIDS dari ibu ke anaknya, dari 3 persen (2013) menjadi 4,6 persen (2015). Salah satu tujuan pemberian terapi antiretroviral (ARV) pada kasus HIV anak adalah untuk meningkatkan jumlah sel T-CD4+. Semakin berat stadium klinisnya akan menurunkan kadar CD4+. Pemberian suplementasi zat gizi mikro dapat meningkatkan status gizi penderita HIV anak yang menjalani pengobatan ARV. Tujuan. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan asupan seng, vitamin A, dan stadium klinis infeksi HIV terhadap status gizi dan jumlah CD4+ pada kasus HIV anak di Kota dan Kabupaten Semarang. Metode. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Subjek penelitian adalah anak yang menderita HIV berumur 1-14 tahun sebanyak 31 subjek. Data yang dikumpulkan meliputi data tinggi badan (TB), berat badan (BB), asupan zat gizi yang diperoleh dengan metode food recall 2x24 jam. Jumlah CD4+ diukur melalui pemeriksaan darah subjek. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik untuk menghitung Prevalence Rasio (PR). Hasil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa asupan seng memberikan risiko bermakna terhadap kejadian berat badan rendah (PR=3,020; p=0,029; CI=1,043-8,739). Asupan vitamin A memberikan risiko bermakna terhadap rendahnya kadar CD4+ (PR=3,036; p=0,021; CI=1,211-7,608 dan PR=2,8; p=0,018; CI=1,331-5,891). Stadium klinis tingkat sedang memberikan risiko bermakna terhadap rendahnya kadar CD4+ rendah (PR=8,211; p = 0,004; CI=1,227-54,962). Probabilitas jumlah CD4+ rendah ketika penderita pada stadium klinis infeksi HIV berat sebesar 14,3 persen. Kesimpulan. Stadium klinis sedang-berat meningkatkan risiko terjadinya penurunan jumlah CD4+ di dalam sel-T (<500sel/mm3).
PENGARUH PRENATAL YOGA TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I KONTRAKSI UTERUS DAN PERUBAHAN KADAR HORMON ENDORPHIN PADA IBU PRIMIGRAVIDA STUDI KASUS DI PUSKESMAS KADUGEDE KUNINGAN JAWA BARAT Anggit Kartikasari; Soeharyo Hadisaputro; Sri Sumarni
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 11 No. 1 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v11i1.147

Abstract

Prenatal yoga merupakan suatu program latihan bagi ibu hamil sehat untuk mempersiapkan kondisi fisik ibu dengan menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses persalinan, serta mempersiapkan kondisi psikis ibu terutama menumbuhkan kepercayaan diri dalam menghadapi persalinan. Menjelaskan pengaruh prenatal yoga terhadap kualitas persalinan Ibu Primigravida. Metode penelitian quasy-experimental(experiment semu) rancangan Non-Equivalen Control Group Desain. Sampel adalah ibu primigravida trimester III, teknik sampling menggunakan purposive sampling. Analisis bivariat menggunakan independent t-test dan paired t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh prenatal yoga terhadap lama persalinan kala I fase aktif (p=0,000), ada pengaruh prenatal yoga terhadap kontraksi uterus (p=0,000), ada pengaruh prenatal yoga terhadap perubahan kadar hormon endorphin pada kelompok perlakuan(p=0,002), tidak ada pengaruh perubahan kadar hormon endorphin pada kelompok kontrol(p=0,074). prenatal yoga dapat mempengaruhi lama persalinan ibu menjadi lebih cepat, kontraksi uterus menjadi kuat dan ada peningkatan kadar hormon endorphi. Perlunya mengajarkan prenatal yoga pada ibu-ibu hamil dan membuat kelas-kelas antenatal pada setiap Bidan Praktik Swasta atau Puskesmas.
FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN Tuti Sandra; Muchlis AU Sofro; Suhartono Suhartono; Martini Martini; Soeharyo Hadisaputro
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 1 (2019): Januari
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.078 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.1.2019.28-35

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan yang serius karena bersifat endemis. Penyebaran di daerah tropis dan subtropis terutama di Asia Selatan-Timur, Asia Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kejadian DBD pada anak usia 6-12 tahun. Penelitian menggunakan desain penelitian campuran atau mixed methode yang mengkobinasikan bentuk kuantitatif dan kualitatif. Spesifikasi penelitian kuantitatif :observasional analitik desain case control study. Dilakukan kajian kualitatif dengan wawancara mendalam. Populasi studi adalah semua anak usia 6-12 tahun yang tinggal di Kota Semarang. Jumlah subyek 70 kasus dan 70 kontrol yang diambil secara consecutive sampling. Data di analisis secara bivariat dan multivariat dengan metode regresi logistik. Faktor-faktor yang terbukti berpengaruh terhadap kejadian DBD pada anak usia 6-12 tahun; pendidikan ibu rendah (p= 0.004; OR 3.031; 95%CI 1.4281-6.434), kebiasaan tidak memakai obat anti nyamuk ( p= 0.001; OR 4.293; 95%CI 1.935-9.526), kebiasaan tidak memakai pakaian panjang (p= 0.013; OR 2.759; 95%CI 1.240-6.138) Sedangkan faktor yang terbukti tidak berpengaruh; kebiasaan tidur siang, kebiasaan menggantung pakaian dalam rumah, forum penyampaian informasi, rutinitas pemeriksaan jentik dan praktik PSN. Faktor-faktor yang terbukti berpengaruh terhadap kejadian DBD pada anak usia 6-12 tahun adalah pendidikan ibu rendah, kebiasaan tidak memakai obat anti nyamuk dan kebiasaan tidak memakai pakaian panjang memiliki probabilitas 85,3% untuk mengalami DBD. Kata kunci : DBD, nyamuk, dengue. VARIOUS FACTORS INFLUENCING THE DENGUE FEVER OCCURRENCES IN THE CHILDREN AGE 6 TO 12 YEARS OLD ABSTRACT The Dengue Fever is an infectious disease that still becomes a serious health issue since it is endemic. The disease spreads in the tropical and subtropical areas particularly in the Southeast Asia. This research aims to explain the various factors influencing the occurrences of the dengue fever in the children age 6 to 12 years old. This research uses mixed method research design combined with both quantitative and qualitative methods. The quantitative research specification is the observational analytic case control design while the indept interview technique is used as the qualitative research method. The population of the study is all children age 6 to 12 years old who live in the Semarang City. The number of the subjects is 70 cases and 70 controls which are taken by consecutive sampling method. The data are analyzed using the bivariate and multivariate with the regression logistic method. The factors that has been proven to influence the dengue fever occurrences in the children 6 to 12 years old are the lack of the mother’s education ((p= 0.004; OR 3.031; 95%CI 1.4281-6.434), the habit of not using the insect repellent use (p= 0.001; OR 4.293; 95%CI 1.935-9.526) and the habit of not wearing long clothes (p= 0.013; OR 2.759; 95%CI 1.240-6.138). Meanwhile, the habit of taking nap, the habit of hanging clothes, the information delivery forum, the routine examination of the mosquitos’ larva and the mosquitos’ eradication are not shown as the influential factors causing the dengue fever. The factors recognized as the significant factors against the occurrences of the dengue fever in the children age 6 to 12 years old are the lack of the mother’s education, the habit of not using the insect repellent and the habit of not wearing long clothes have the probability 85,3% to experience the dengue fever. Keywords : Dengue Fever, Mosquito, Dengue