Dwi Karlina
Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kerja Sebagai Bagian Terapi Skizofrenia Dwi Karlina
Majalah Kedokteran UKI Vol. 30 No. 2 (2014): APRIL - JUNI
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mkvol34iss2pp60

Abstract

Abstrak Manusia dapat memenuhi kebutuhan biologik, psikologik, sosial dan aktualisasi diri dengan bekerja. Individu memperoleh materi, kepuasan, citra diri yang baik, bebas dari stigma sebagai penganggur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas kerja sebagai bagian terapi skizofrenia. Responden terdiri atas pasien skizofrenia, lelaki dan perempuan, berusia 18 – 55 tahun, pendidikan terendah Sekolah Menengah Pertama ( SMP), kontrol teratur setiap bulan. Enam belas responden bekerja dan tujuh orang yang tidak memiliki pekerjaan. Dari yang bekerja, 13 responden bekerja sebagai tenaga administrasi di instansi pemerintah , satu orang bekerja di toko alat-alat musik, satu sebagai kasir di salon kecantikan, dan satu orang lagi sebagai pramuniaga di pasar swalayan. Pemeriksaan dilakukan setiap bulan dengan wawancara terstruktur, yang berisi pertanyaan : apa kegiatan yang dilakukan, apakah bersosialisasi, apakah waktu luang diisi dengan melakukan hobi, adakah perubahan kebiasaan makan, tidur dan mandi; apakah saat ini ada keluhan yang menunjukkan kekambuhan skizofrenia, seperti halusinasi, waham, inkoherensi. Hasilnya lima responden yang bekerja kambuh satu kali dan sebelas orang lainnya tidak mengalami relaps. Semua responden yang tidak bekerja mengalami kekambuhan, dengan rincian satu orang kambuh satu kali, lima orang kambuh dua kali dan satu orang lainnya kambuh sampai tiga kali selama pemantauan satu tahun. Ternyata bekerja dapat menekan kekambuhan skizofrenia. Penelitian pendahuluan ini diharapkan membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar.Kata kunci : kebutuhan, skizofrenia, citra diri Abstract Each person can fulfil their need of biological, psychological, social and self actualization by working. We get material, satisfaction, good self image, free from stigma as unemployed. The aim of this research was to know the effectiveness of working as a part of schizophrenia therapy. The respondents are schizophrenic patients with or without job, male and female, 18 – 55 years old, at least secondary school leavers. Monthly they got monitored by interview including the questionnaires about their activities, social lives, how their spent their leisure time, the progress of their life style, whether the schizophrenic symptoms still appeared like hallucination, delusion, incoherent. Thirteen respondents worked as employees, as government official, one works in a music store, one as a cashier in a beauty salon, and the rest as employees at supermarkets. Seven respondents are jobless. The result was five from sixteen patients who have job relapse once, all of the respondents who were jobless relapse once to three times in one year. The conclusion is working is effective enough to reduce relapse in schizophrenic patients. Key words: the need, schizophrenia, self image
Laporan Kasus: Gangguan Kepribadian Ambang pada Seorang Perempuan Muda Dwi Karlina
Majalah Kedokteran UKI Vol. 34 No. 4 (2018): OKTOBER-DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mkvol34iss2pp60

Abstract

Abstrak Seorang perempuan berusia 29 tahun datang dengan keluhan berganti-ganti pekerjaan, teman dan agama. Ada riwayat penyalahgunaan metamfetamin, perasaan tak menentu, hubungan interpersonal yang tidak stabil dan ada ide paranoid. Pasien didiagnosis menderita gangguan kepribadian ambang. Pasien diberi hipnoterapi lima kali dan mentalization based treatment selama dua tahun dan menunjukkan perbaikan.Kata kunci : gangguan kepribadian ambang, hipnoterapi, mentalization based treatment Abstract A 29 years old woman came to the clinic because she frequently changed her jobs, friends and religions. She has had history of metamfetamine abuse, emotional instability, unstable relationship and paranoid idea. She was diagnosed as having a borderline personality disorder. Her condition improved after receiving five times hipnotherapy and mentalization based treatment for two years.Key words: borderline personality disorder, hypnotherapy, mentalization based treatment.