Gunawan Gunawan
National Institute of Health and Research Development Unit Donggala Ministry of Health, Republic of Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Detection of Leptospira spp. in kidney tissues isolated from rats in the Napu and Bada Highlands of Poso District, Central Sulawesi Province Gunawan Gunawan; Tri Wibawa; Mahardika Agus Wijayanti; Hayani Anastasia
Jurnal Vektor Penyakit Vol 14 No 1 (2020): Edisi Juni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (965.201 KB) | DOI: 10.22435/vektorp.v14i1.1965

Abstract

Leptospirosis is still a global health problem because it affects human health in rural and urban areas, both in industrialized and developing countries. The aim of the study was to detect Leptospira spp. bacteria in kidney tissues isolated from rats in the Napu and Bada Highlands of Poso District, Central Sulawesi Province. Kidneys sample from 63 rats were collected from Napu and Bada Highlands of Poso District, Central Sulawesi Province in MayJune 2018. Polymerase Chain Reaction (PCR) was used to detect Leptospira. The molecular characterizations were conducted based on the 16SrRNA and LipL32 genes. Data were analyzed descriptively to describe the presence of pathogenic Leptospira DNA. Analysis phylogenetic was performed using MEGA 6.2 software. A total of 63 rats was successfullycaught during the study consisting of males and female for 36 (57.1%) and 27 (42.9%), respectively. The species of rats were R. exulans, R. tanezumi, R. argentiventer, R. norvegicus, M. Musculus, Paruromys dominator, Maxomys sp., and Rattus sp. The pathogenic of Leptospira DNA was detected in rats with R. argentiventer and Paruromys dominatorspecies using the 16S rRNA and LipL32 gene. Sample sequences using LipL32 target gene is a close similarity with L. interrogans serovar Hardjo, serovar Autumnalis, Lai, Icterohaemorrhagiae, Balico, Grippotyphosa, Mini, Canicola, Hebdomadis; L. noguchii serovar Pomona and L. kirschneri whereas the sample sequence using 16S rRNA targetgene showed similarity with L. interrogans serovar Canicola, Copenhagen, Autumnalis, Pyrogenes, Javanica, Icterohaemorrhagiae, Manilae, Bratislava, Linhae, Hebdomadis, and L. kirschneri serovar Grippotyphosa. The PCR method with the target gene 16SrRNA and LipL32 are able to detect Leptospira spp. in rats R. argentiventer and P. dominator species Keywords: Leptospira, 16S rRNA, LipL32, PCR, Kidney’s Rat Leptospirosis masih merupakan masalah kesehatan global karena mempengaruhikesehatan manusia di daerah pedesaan dan perkotaan, baik di negara industri maupun mnegara berkembang. Tujuan penelitian adalah untuk mendeteksi bakteri Leptospira spp di jaringan ginjal dari tikus di Dataran Tingi Napu dan Bada Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Ginjal tikus sebanyak 63 sampel dikoleksi dari Dataran Tinggi Napu dan Bada Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan Mei – Juni 2018. PCR digunakan untuk mendeteksi Leptospira. Karakterisasi molekuler dilakukan berdasarkan gen 16SrRNA dan LipL32. Data dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan keberadaaN Leptospira yang patogenik. Analisis filogenetik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Mega 6.2. Sebanyak 63 tikus berhasil ditangkap selama penelitian yang terdiri dari jantan dan betina, masing masing 36 ekor (75,1%) dan 27 ekor (42,9%). Spesies tikus adalah R. exulans, R. tanezumi, R. argentiventer, R. norvegicus, M. Musculus, Paruromys dominator, Maxomys sp, dan Rattus sp. DNA Leptospira patogenik terdeteksi pada tikus dengan spesies R. argentiventer dan Paruromys dominator menggunakan gen 16SrRNA dan LipL32 Sekuen sampel dengan target gen LipL32 menunjukkan kesamaan dengan L. interrogans serovar Hardjo, serovar Autumnalis, Lai, Icterohaemorrhagiae, Balico, Grippotyphosa, Mini, Canicola, Hebdomadis; L. noguchii serovar Pomona dan L. kirschneri. Sedangkan sekuen sampel dengan target gen 16S rRNA menunjukkan kesamaan dengan L. interrogans serovar Canicola,Copenhagen, Autumnalis, Pyrogenes, Javanica, Icterohaemorrhagiae, Manilae, Bratislava, Linhae, Hebdomadis, dan L. kirschneri serovar Grippotyphosa. Metode PCR dengan target gen 16SrRNA dan LipL32 mampu mendeteksi Leptospira spp. pada tikus dengan spesies R. argentiventer dan P. dominator. Kata kunci: Leptospira, 16S rRNA, LipL32, PCR, Ginjal Tikus
Pemeriksaan Leptospirosis pada Tikus di Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat Gunawan Gunawan; Agus Ari Wibowo; Eko Budi Nuridaryanto; Dinda Sekar Mentari; Oka Septitiani; Ningsi Ningsi
Jurnal Vektor Penyakit Vol 16 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vektorp.v16i2.6202

Abstract

ABSTRACT Leptospirosis is still a global health problem. Leptospirosis is caused by Leptospira bacteria and is zoonotic. This study aims to detect the presence of Leptospira bacteria in rats in Ciwidey District, Bandung Regency, West Java, using the PCR method. This research is routine surveillance conducted by the Jakarta Center for Environmental Health and Disease Control Engineering (BBTKLP) in Muncang Village, Rawabogo and Nengkelan, Ciwidey District, Bandung Regency, West Java. The activity was carried out in June 2022 using a cross-sectional research design. The results showed 46 rats caught with the species R. exulans, R. tiomanicus, R. norvegicus, M. Musculus, and Muscaroli. Success trap on the traps installed in the village of Rawabogo 1.3%, Lebak Muncang Village 2.6%, and Nengkelan 1.6%. At the same time, the results of the calculation of the average success trap obtained a value of 5.5%. The results of the PCR examination showed that 11 of 46 samples of the examined rat kidney contained the DNA of the pathogenic Leptospira. It is necessary to control rats in residential areas in Ciwidey District, Bandung Regency, West Java, to prevent the transmission of pathogenic Leptospira bacteria from rats to humans. ABSTRAK Leptospirosis masih menjadi masalah kesehatan global. Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira dan bersifat zoonosis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan bakteri Leptospira pada tikus di Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dengan menggunakan metode PCR. Penelitian ini merupakan surveilans rutin yang dilakukan oleh Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta (BBTKLP). Surveilans tikus dilaksanakan di Desa Muncang, Rawabogo dan Nengkelan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2022 dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan 46 tikus berhasil ditangkap dengan spesies R. exulans, R. tiomanicus, R. norvegicus, M. Musculus dan Muscaroli. success trap pada perangkap yang terpasang yaitu di Desa Rawabogo 1,3%, Desa Lebak Muncang 2,6% dan Nengkelan 1,6%.. Sedangkan hasil perhitungan Succes Trap rata rata didapatkan nilai 5,5 %. Hasil pemeriksaan PCR menunjukkan bahwa 11 dari 46 sampel ginjal tikus yang diperiksa mengandung DNA Leptospira patogen. Perlu dilakukan upaya pengendalian tikus dilingkungan pemukiman di Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat untuk mencegah transmisi bakteri Leptospira patogenik dari tikus ke manusia.
Muatan Lokal Schistosomiasis pada Anak Sekolah di Dataran Bada Kabupaten Poso Sulawesi Tengah Ahmad Erlan; Hayani Anastasia; Gunawan Gunawan
Jurnal Vektor Penyakit Vol 16 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vektorp.v16i2.6254

Abstract

ABSTRACT Schistosomiasis in Indonesia is caused by the trematode worm, Schistosoma japonicum, with the snail Oncomelania hupensis lindoensis as the intermediate host. This disease in addition to infecting humans also infects all types of mammals, both domesticated and wild animals. Chronic schistosomiasis reduces the patient's ability to work, and in some cases causes death in all age groups. Intestinal helminth infections in school-age children exacerbate malnutrition. Prolonged malnutrition and intestinal worm infection can lead to stunting in school-age children. The research used is a mixed-method, namely qualitative and quantitative data collection. Data were obtained by in-depth interviews with key informants and focus group discussions. Provide schistosomiasis subject matter to school children by measuring students' knowledge level through pre and post-test. The study was conducted in an endemic area of Bada schistosomiasis to January-November 2019. The number of samples of junior high school students who took the pre and post-test was 69 samples and 101 samples of elementary school students. Based on the statistical analysis found a significant increase in students' knowledge about schistosomiasis with a p-value <0.001. Community empowerment through the provision of schistosomiasis subject matter to school children is proven to be effective in increasing students' knowledge to reduce the risk of stunting in children, increase the scope of feces collection, and change community behavior for the better to avoid transmission and always work devoutly to clean the focus of snail. ABSTRAK Schistosomiasis di Indonesia disebabkan oleh cacing trematoda jenis Schistosoma japonicum dengan hospes perantara keong Oncomelania hupensis lindoensis. Penyakit ini selain menginfeksi manusia, juga menginfeksi semua jenis mamalia baik hewan peliharaan maupun binatang liar. Schistosomiasis kronis menurunkan kemampuan penderita dalam bekerja, dan beberapa kasus menimbulkan kematian pada semua golongan umur. Infeksi cacing usus pada anak-anak usia sekolah memperburuk malnutrisi. Malnutrisi berkepanjangan dan infeksi cacing usus dapat mengakibatkan stunting pada anak usia sekolah. Penelitian yang digunakan adalah mixed method yaitu pengumpulan data secara kualitatif dan kuantitatif. Data diperoleh dengan wawancara mendalam kepada informan kunci dan diskusi kelompok terarah. Memberikan materi pelajaran schistosomiasis kepada anak sekolah dengan mengukur tingkat pengetahuan siswa melalui pre dan post-test. Penelitian telah dilakukan di daerah endemis schistosomiasis Bada sejak Bulan Januari-November 2019. Jumlah sampel siswa sekolah tingkat pertama yang mengikuti pre dan post test 69 sampel dan siswa sekolah dasar 101 sampel. Berdasarkan analisis statistik ditemukan peningkatan yang signifikan pengetahuan pada siswa tentang schistosomiasis dengan nilai p-value<0,001. Pemberdayaan masyarakat melalui pemberian materi pelajaran schistosomiasis pada anak sekolah terbukti efektif meningkatkan pengetahuan siswa sehingga mengurangi resiko stunting pada anak-anak, meningkatkan cakupan pengumpulan tinja dan mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih baik untuk menghindari penularan dan selalu bekerja bakti membersihkan fokus keong.