Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Keragaman Jenis dan Aktivitas Mengisap DarahAnopheles spp. di Desa Simpang EmpatKecamatan LengkitiOgan Komering Ulu Sumatera Selatan Vivin Mahdalena; Nungki Hapsari; Tanwirotun Ni’mah
ASPIRATOR - Journal of Vector-borne Disease Studies Vol 8 No 1 (2016): Jurnal Aspirator Volume 8 Nomer 1 2016
Publisher : Loka Litbang Kesehatan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.563 KB)

Abstract

Lengkiti districts have high number of malaria cases with Annual Paracite Incidence (API) was 13.02 ‰in 2012. The entomology information aboutthe vector mosquito species is needed in vector control purpose. However, information about Anopheles spp. in Simpang Empat Village of District Lengkiti is unknown. The purpose of this study was to identify the diversity of Anopheles spp., which potentially acts as vectors of malaria. Research was conducted in Simpang Empat village, Lengkiti district, Ogan Komering Ulu (OKU), South Sumatra, from March to October 2014 which. This research collected adult mosquitoes; both by human and cattle bait traps methods. The results showed that there were 10 species of Anopheles spp. caught along 8 catching times with Anopheles philippinensis as the most captured species. Biting activity of Anopheles spp. was higher outside of the houses and it occured all night except at 01.00-02.00 a.m and at 04.00-05.00 a.m, a biting peak was at 06.00-07.00 p.m. Man Hour Density (MHD) inside and outside of houses ranged from 0.0025 to 0.0075 mosquito/ person/ hour. Anopheles spp. that have been found were An. philippinensis, An. vagus, An. maculatus, An. minimus, An. kochi, An. barbirostris, An. flavirostris, An. leucosphyrus group, An. sinensis and An. nigerrimus. An. vagus density was highest in outdoors, , while An. philippinensis was the most dominant mosquito.
PERAN KEPALA DESA DAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP ELIMINASI FILARIASIS LIMFATIK DI KECAMATAN MADANG SUKU III KABUPATEN OKU TIMUR Nungki Hapsari; Santoso Santoso
Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 6 No 3 (2012): Jurnal Pembangunan Manusia
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program eliminasi filariasis merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah terkait, petugas kesehatan dan masyarakat. Komunikasi lintas program dan lintas sektor menjadi salah satu kunci untuk keberhasilan program eliminasi filariasis. Prioritas program eliminasi ini tidak lepas dengan pengetahuan dan perilaku yang melibatkan masyarakat yang didorong dengan peran petugas kesehatan atau pun petugas lain yang memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran tokoh masyarakat dalam hal ini kepala desa, petugas kesehatan di Puskesmas serta pemegang program filariasis di Dinas Kesehatan terhadap program eliminasi filariasis limfatik di Kecamatan Madang Suku III Kabupaten OKU Timur. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan jumlah informan sebanyak 7 orang. Informan penelitian ini adalah kepala desa, kepala Puskesmas dan Pemegang Program Filariasis. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analsis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan kepala desa belum mengetahui tentang penyebab dan gejala akut filariasis. Pembinaan dan perhatian dari sektor kesehatan dalam hal ini dari Dinas Kesehatan kepada petugas kesehatan di Puskesmas dan pada masyarakat masih perlu ditingkatkan. Pelaporan yang dilakukan oleh Puskesmas Batumarta VIII kepada Dinas Kesehatan masih belum ada tindak lanjut yang nyata. baru sebatas pada pendistribusian obat serta buku-buku panduan yang diberikan oleh pihak Kementerian Kesehatan pada saat telahditemukannya penderita filariasis di Karya Makmur berdasarkan penelitian Santoso. Tidak adanya anggaran khusus untuk program eliminasi filariasis serta adanya anggapan tentang tidak urgentnya filariasis limfatik menyebabkan tidak berjalannya program eliminasi filariasis. Untuk itu perlu dilakukan komunikasi lintas program dari sektor kesehatan dan sektor lain untuk peningkatan program eliminasi fialariasis.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MALARIA DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN KELAMBU DI KABUPATEN MUARA ENIM I Gede Wempi DSP; Nungki Hapsari; Ritawati Ritawati
Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 8 No 1 (2014): Jurnal Pembangunan Manusia
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemakaian kelambu berinsektisida merupakan salah satu upaya pengendalian malaria. Upaya penurunan angka API malaria dengan kelambu akan mendapatkan hasil yang maksimal apabila didukung peran serta masyarakat untuk patuh dalam pemakaian kelambu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap malaria dengan kepatuhan pemakaian kelambu. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional yang telah dilakukan di Desa Tegal Rejo, Desa Darmo dan Dusun Muara Enim, Kecamatan Lawang Kidul dan Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim pada bulan Mei hingga November 2012. Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap masyarakat terhadap malaria dengan kepatuhan pemakaian kelambu (p<0,05). Sedangkan untuk pengetahuan masyarakat terhadap malaria tidak ada hubungan yang bermakna dengan kepatuhan pemakaian kelambu (p>0,05). Dengan demikian perlu dilakukan penyuluhan yang difokuskan pada pengetahuan malaria dan manfaat pemakaian kelambu serta cara perawatannya sehingga masyarakat mengetahui pentingnya penggunaan kelambu untuk pencegahan malaria.