Teknik melukis sutra merupakan salah satu teknik surface design yang sudah ada sejak lama. Pelukis sutra yang berasal dari Perancis dan Hungaria mengatakan bahwa guru mereka memperoleh keterampilan dan teknik kerajinan di Perancis dari anggota keluarga Tsar Rusia. Selama Revolusi Bolshevik, anggota keluarga Tsar tersebar, dan banyak yang melarikan diri ke Paris. Hingga pada tahun 1920, desain kain yang unik muncul di Perancis Haute Couture. Kain sutra dari Lyon dikenal dengan kualitasnya yang baik, mewah dan dihiasi dengan desain yang indah, dan dilukis dengan tangan, serta banyak yang mencerminkan pengaruh art deco. Sejak saat itu, teknik melukis pada kain sutra berkembang sangat pesat, dan tidak terbatas pada karya lukisan saja. Lukis sutra mulai diterapkan pada produk fashion seperti selendang, gaun wanita, tas, mukena,dan kerudung. Produk interior pun mulai memakai teknik lukis sutra pada produknya, misalnya pada sarung bantal. Lukis sutra menggunakan pewarna atau cat khusus untuk digunakan di kain sutra. Cat sutra dapat diaplikasikan pada kain selain kain sutra, namun efek dari cat nya akan berbeda dengan efek yang didapatkan jika kita menggunakan kain sutra sebagai material kainnya. Kain sutra dikenal dengan teksturnya yang lembut, mulus namun tidak licin dan bersifat higroskopis atau menyerap air, sehingga cat sutra akan menyebar dengan sempurna dan juga dapat dieksplor dengan material-material tambahan sehingga hasilnya akan lebih baik. Karena itu penulis memilih kain sutra sebagai material utama dalam tugas akhir yang berjudul âSayap Kupu-Kupu Sebagai Inspirasi Pada Lukis Sutraâ. Tema yang diangkat pada karya ini berasal dari rupa sayap kupu-kupu yang berasal dari Indonesia. Bentuk rupa yang terdapat pada sayap kupu-kupu sangatlah menarik untuk diolah dan dikembangkan lebih lanjut, khususnya dalam bidang kriya tekstil. Kupu-kupu memiliki unsur rupa yang beragam contohnya seperti garis yang melengkung yang memberikan kesan lembut namun kokoh dan di dominasi oleh garis berwarna hitam, titik yang tidak beraturan dan juga bidang. Semua unsur-unsur rupa tersebut berulang sehingga membentuk satu komposisi yang unik dan menarik. Hal tersebut yang menjadi alasan dalam pemilihan sayap kupu-kupu sebagai inspirasi dalam lukis sutra. Pemakaian teknik lukis sutra dengan inspirasi sayap kupu-kupu pada pakaian wanita dapat dikatakan belum terlalu banyak dipakai. Cukup banyak desainer-desainer yang memakai kupu-kupu sebagai tema dalam karya-karyanya, namun penerapan tekniknya tidak menggunakan teknik lukis sutra, melainkan teknik bordir, printing atau sablon. Karena itu, diharapkan teknik lukis sutra pada produk fashion dapat terus berkembang di Indonesia.