Salsya Billa Annisa
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PEMBERDAYAAN PEMUDA (YOUTH EMPOWERMENT) MELALUI DANA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) (STUDI KASUS PROGRAM BENGKEL BINAAN ENDURO STUDENT PROGRAM (ESP) KABUPATEN BOJONEGORO) Salsya Billa Annisa; Laila Kholid Alfirdaus
Journal of Politic and Government Studies Vol 8, No 04 (2019): Periode Wisuda Oktober 2019
Publisher : Journal of Politic and Government Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.841 KB)

Abstract

Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah yang pendapatanya sebagian besar disumbang olehsektor pertambangan migas. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menggandeng pihak ketiga(swasta) dalam melaksanakan pemberdayaan pemuda sebagai investasi jangka panjang yangpenting, baik untuk keberlangsungan perusahaan maupun untuk pemerintah. Pemberdayan yangdilakukan oleh pihak ketiga (swasta) sangat membantu pemerintah dalam mengurangi jumlahpengangguran dan kemiskinan. Pengaruh dengan adanya PT Pertamina dalam hal eksplorasi daneksploitasi serta pengolahan minyak dan gas bumi di Kabupaten Bojonegoro tentu banyak menarikperhatian masyarakat sekitar. Masyarakat lebih berfokus pada pengembangan lapangan pekerjaandan kesempatan kerja yang diberikan oleh PT Pertamina, dengan menuntut adanya dipekerjakanpada industri yang ada. Disamping itu tidak semua lapisan masyarakat mampu dicakup dengan baikoleh perusahaan dalam hal rekutmen tenaga kerja. Hasil penelitian ini menjelaskan bagaimana proses partisipasi, strategi dan hambatan yang dihadapidalam pelaksanaan program pemberdayaan pemuda melalui dana CSR PT Pertamina EP Asset 4Cepu Field. Kesimpulan yang didapat dalam pelaksanaan program pemberdayaan menggunakandana CSR kurangnya peran pemerintah dalam pelaksanaan CSR di Kabupaten Bojonegoro.Pemerintah kurang aktif dalam memberikan rekomendasi program – program yang sesuai dengankebutuhan masyarakat penerima program, kurangnya monitoring berkala dalam meninjau secaralangsung kelompok binaan yang telah dibentuk.