Penelitian ini berkaitan dengan penanggulangan sisa material yang mungkin dilakukan di Indonesia yaitu melalui manajemen material untuk memineralisasi sisa material uang terjadi di lapangan, hal ini karena pertimbangan segi biaya, teknologi yang masih sederhana dan sekaligus berwawasan kepedulian lingkungan. Pengambilan data dilakukan dengan cara Tanya jawab kepada 44 responden yang terlibat alam pelaksanaan pembangunan ruko di wilayah Kota Samarinda. Dari 44 data kuesioner, diperoleh status/ jabatan responden menunjukkan sebagian besar responden adalah pengawas lapangan orang selalu berada di lapangan dan mengikuti setiap aktivitas kerja. Berdasarkan kategori sisa material, presentasi direct waste lebih dari indirect waste, kecuali material pasir dan batu pecah dimana sebagian besar sia material yang terjadi dalam bentuk biaya yang tersembunyi, sehingga kurang berpengaruh terhadap dampak lingkungan dan sisa material yang terjadi lebih mungkin untuk meminimlisasikan. Model biaya sisa material menunjukkan “Potensial Waste Saving” mencapai RP. 2.010.300,- atau 1,34% dari total biaya bangunan atau ruko, yang artinya jika kontraktor, konsultan dan pengembang memperhatikan dan menerapkan rekomendasi minimalisasi sisa material, maka akan menghemat biaya sebesar RP. 2.010.300,- atau 1,34% dari total biaya proyek dengan ukuran ruko 4,25x12 m.