This Author published in this journals
All Journal Buletin Al-Turas
M. Syahru Ramadlan
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Ajengan Dadun Abdulqohhar Tokoh Ulama Kesohor Di Sukabumi (1936-2006) M. Syahru Ramadlan
Buletin Al-Turas Vol 19, No 1 (2013): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.673 KB) | DOI: 10.15408/bat.v19i1.3709

Abstract

AbstrakArtikel dengan judul “Ajengan Dadun Abdulqohar dan Kontribusinya dalam Pengembangan Islam di Sukabumi (1936-2006)” ini berlandaskan pada teori yang dikemukakan oleh Taufik Abdullah dalam buku Manusia dalam Kemelut Sejarah, bahwa “orang besar adalah orang yang mampu menjawab tantangan masyarakatnya sendiri”. Mereka yang terus maju menghadapi semua permasalahan dan tantangan disamping konsisten memperjuangkan ide serta cita-cita. Keberhasilan mereka menjawab tantangan tersebut dengan sendirinya memunculkan kontribusi tersendiri bagi pengembangan masyarakat. Melihat kriteria di atas, maka para alim ulama yang mempunyai nama besar dan mampu mencetak banyak kader serta mempunyai lembaga pendidikan bisa dimasukkan ke dalam golongan orang besar yang dimaksud oleh Taufik Abdullah. Ajengan Dadun adalah salah satu ulama tersebut. Penelitian bercorak sejarah biografis ini bertujuan untuk mengungkapkan riwayat hidup, perjuangan serta kontribusi Ajengan Dadun Abdulqohhar dalam pengembangan Islam di masyarakat Sukabumi. Ajengan Dadun Abdulqohhar adalah sosok ulama karismatik yang memiliki kontribusi besar dalam pengembangan Islam di Sukabumi yang terindikasi dari lembaga pendidikan, karya tulis yang ditinggalkan, serta banyaknya murid yang meraih kesuksesan. Ajengan dadun juga tercatat sebagai penggagas pendirian Ma’had Aly di Jawa Barat dan salah satu pendiri Majlis Ulama Jawa Barat, yang kemudian dirubah menjadi MUI Jawa Barat.