Sartari Entin Yuletnawati
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH EKSTRAK ETANOL KULIT JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) TERHADAP PENYEMBUHAN ULKUS TRAUMATIK PADA Rattus norvegicus STRAIN WISTAR Wardani, Resti Puspita; Kholifa, Mahmud; Yuletnawati, Sartari Entin
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi) Vol 1. No 1. 2017
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1033.735 KB)

Abstract

Ulkus   traumatik   merupakan   inflamasi   pada   mukosa   mulut   yang disebabkan oleh perlukaan traumatik seperti perlukaan termal, kimiawi, radiasi, mekanik dan elektrik. Salah satu alternatif pengobatannya adalah dengan ekstrak etanol kulit jeruk nipis. Ekstrak etanol kulit jeruk nipis merupakan hasil maserasi kulit jeruk nipis yang memiliki zat anti-inflamasi dan membantu proses penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh serta konsentrasi  efektif  ekstrak  kulit  jeruk   nipis  terhadap  penyembuhan  ulkus traumatik pada Rattus norvegicus strain Wistar.Eksperimental  laboratorik  murni  dengan  posttest  only  control  group design digunakan dalam penelitian ini. Dua puluh empat ekor tikus Wistar diberi 1 tetes perhidrol pada mukosa bibir bawah untuk membentuk lesi ulserasi. Dua tetes ekstrak etanol kulit jeruk nipis konsentrasi 6,25%; 12,5%, 25% dan 50%, akuades sebagai kontrol negatif dan Aloclair sebagai kontrol positif diaplikasikan pada area yang sama sebanyak 2 kali sehari. Diameter akhir ulkus diukur menggunakan jangka sorong pada hari kelima.Hasil menyatakan ekstrak etanol kulit jeruk nipis telah meningkatan penyembuhan ulkus traumatik dengan p = 0.001. Konsentrasi ekstrak etanol kulit jeruk   nipis   yang   paling   efektif   ada   pada   konsentrasi   25-50%.   Sehingga disimpulkan ekstrak etanol kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) berpengaruh terhadap penyembuhan ulkus traumatik pada Rattus norvegicus strain Wistar.
Antitumor activity of antisense oligonucleotide p45Skp2 in soft palate carcinoma cell squamous in vitro Supriatno Supriatno; Sartari Entin Yuletnawati; Iwa Sutardjo Rus Sudarso
Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi) Vol. 46 No. 1 (2013): March 2013
Publisher : Faculty of Dental Medicine, Universitas Airlangga https://fkg.unair.ac.id/en

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.948 KB) | DOI: 10.20473/j.djmkg.v46.i1.p18-22

Abstract

Background: Human soft palate cancers are characterized by a high degree of local invasion and metastasis to the regional lymph nodes. Treatment options for this cancer are limited. However, a new strategy for refractory cancer, gene therapy is watched with keen interest. p45Skp2 gene as a tumor promoter gene is one of target of the oral cancer therapy. To inhibit the activity of p45Skp2 gene is carried-out the genetic engineering via antisense technique. Purpose: To examine the antitumor activity of p45Skp2 antisense (p45Skp2 AS) gene therapy in human soft palate [Hamakawa-Inoue (HI)] cancer cells. Methods: Pure laboratory experimental study with post test only control group design was conducted as a research design. To investigate the apoptosis induction of p45Skp2 AStransfected cell was evaluated by colorimetric caspase-3 assay and Flow cytometry. Furthermore, to detect the suppression of in vitro HI cell invasion and cell growth of p45Skp2 AS-treatment cell was examined by Boyden chamber kit and MTT assay, respectively. Results: The cell number of p45Skp2 AS-treated HI cell was significant decreased when compared with that of p45Skp2 sense (p45Skp2 S) cells (p<0.05). p45Skp2 AS-treated cell induced apoptosis characterized by an increase in the early and late apoptosis, and activation of caspase-3 (p<0.05). Therefore, suppression of HI cell invasion and cell growth were markedly increased by p45Skp2 AS treatment (p<0.05). Conclusion: Antisense oligonucleotide p45Skp2 has a high antitumor activity in human soft palate cancer cell, targeting this molecule could represent a promising new therapeutics approach for this type of cancer.Latar belakang: Kanker palatum lunak mempunyai karakteristik invasi dan metastasis ke limfonodi regional yang tinggi. Pilihan perawatan kanker tersebut masih sangat terbatas. Walaupun demikian, strategi baru untuk penanganan kanker yaitu terapi gen menjadi pilihan utama. Gen p45Skp2 sebagai gen pemacu tumor merupakan salah satu target terapi kanker oral. Untuk menghambat aktivitas gen p45Skp2 tersebut dilakukan rekayasa genetik melalui teknik antisense. Tujuan: Menguji aktivitas antitumor gen p45Skp2 antisense (p45Skp2 AS) terhadap sel kanker palatum lunak (sel HI). Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen laboratorik murni dengan rancangan posttest only control group design. Induksi apoptosis sel yang ditransfeksi p45Skp2 AS dievaluasi menggunakan uji caspase-3 kolorimetrik dan flow cytometry. Untuk mendeteksi hambatan invasi dan pertumbuhan sel HI yang ditransfeksi p45Skp2 AS dilakukan uji Boyden chamber dan uji MTT. Hasil: Pertumbuhan sel HI yang ditransfeksi p45Skp2 AS menurun secara signifikan dibandingkan dengan p45Skp2 Sense (S) (p<0,05). Sel HI transfeksi p45Skp2 AS menginduksi apoptosis dengan meningkatkan aktivitas proteolitik caspase-3 dan early and late apoptosis (p<0,05). Hambatan invasi dan pertumbuhan sel HI secara signifikan meningkat pada sel yang diperlakukan dengan p45Skp2 AS (p<0,05). Kesimpulan: p45Skp2 AS oligonukleotida mempunyai aktivitas antitumor yang kuat pada sel kanker palatum lunak. Target dari molekul tersebut dapat menjanjikan suatu terapeutik baru untuk jenis kanker palatum tersebut.
Antitumor activity of intratumoral injection of pcDNA3.1-p27Kip1mt followed by in vivo electroporation in a malignant Burkitt’s lymphoma cell xenograft Supriatno Supriatno; Sartari Entin Yuletnawati
Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi) Vol. 45 No. 4 (2012): December 2012
Publisher : Faculty of Dental Medicine, Universitas Airlangga https://fkg.unair.ac.id/en

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.842 KB) | DOI: 10.20473/j.djmkg.v45.i4.p197-201

Abstract

Background: Human malignant Burkitt’s lymphomas are an uncommon type of Non-Hodgkin Lymphoma commonly affects in children. It is a highly aggressive type of B-cell lymphoma. Treatment for this malignant are still limited. However, a new strategy for refractory cancer, gene therapy is watched with keen interest. Recently, a novel method for high-efficiency and region-controlled in vivo gene transfer was developed by combining in vivo electroporation and plasmid cDNA. In the present study, a non-viral gene transfer system, in vivo electroporation in human malignant Burkitt’s lymphoma (Raji) cell xenograft was investigated. Purpose: The purpose of this study was to evaluate p27Kip1 gene therapy in Raji cell xenografts using pcDNA3.1-p27Kip1 mutant type (mt) and pcDNA3.1 empty vector (neo) with the local application of electric pulses. Methods: True experimental study using post-intervention with control group design was performed in this study. Material sample was obtained from integrated research laboratory at faculty of dentistry, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. The efficiency of transfection of exogenous p27Kip1 gene by electroporation was confirmed by Western bloting analysis. To evaluate the reduction of malignant Burkitt’s lymphoma cell xenografts by this method, the volume of Raji cell xenografts in mice after electroporation with p27Kip1 mt or neo gene was measured. Results: Up-regulation of p27Kip1 protein was detected in pcDNA3.1-p27Kip1 mt. Furthermore, the growth of tumors was markedly suppressed by p27Kip1 mt gene transfection compared with transfection of neo. Conclusion: Injection of pcDNA3.1-p27Kip1 mt gene followed by in vivo electroporation has a high-potentially to suppress the growth of malignant Burkitt’s lymphoma cells. Furthermore, combination system of pcDNA3.1-p27Kip1 mt-injected tumor and electroporation might be used for human oral cancer. Latar belakang: Limfoma Burkitt’s maligna banyak terjadi pada anak-anak dan merupakan jenis yang langka dari limfoma NonHodgkin (NHL). Limfoma Burkitt’s maligna adalah tipe yang sangat agresif dari limfoma sel B. Perawatan penyakit ini masih sangatterbatas, walaupun demikian strategi baru perawatan kanker menggunakan terapi gen menjadi pusat perhatian. Suatu metode baru transfer gen untuk meningkatkan efisiensi dan kontrol area telah dikembangkan dengan mengkombinasi elektroporasi in vivo dan plasmid cDNA. Pada penelitian ini, telah diteliti sistim transfer gen non-virus dengan elektroporasi in vivo terhadap xenograft sel limfoma Burkitt’s maligna (sel Raji). Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi terapi gen p27Kip1 terhadap xenograft sel Raji menggunakan pcDNA3.1-p27Kip1 mutant type (mt) dan pcDNA3.1 empty vector (neo) dengan aplikasi lokal elektroporasi. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni memakai rancangan pasca intervensi dengan kelompok kontrol. Sampel dan bahan penelitian didapat dari laboratorium riset terpadu, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Efisiensi transfeksi gen p27Kip1eksogen dengan elektroporasi dilakukan dengan analisis Western bloting. Untuk mengevaluasi hambatan xenograft sel limfoma Burkitt’s maligna dengan metode elektroporasi, dilakukan pengukuran volume xenograft sel Raji pada tikus pasca elektroporasi dan injeksi gen p27Kip1 mt atau neo. Hasil: Peningkatan regulasi protein p27Kip1 terdeteksi pada gen pcDNA3.1-p27Kip1 mt. Selanjutnya, pertumbuhan tumor secara signifikan terhambat oleh transfeksi gen p27Kip1 mt dibandingkan dengan transfeksi neo. Kesimpulan: Injeksi gen pcDNA3.1-p27Kip1 mt disertai elektroporasi in vivo mempunyai potensi yang kuat menghambat pertumbuhan "> sel limfoma Burkitt’s maligna. Kombinasi sistim injeksi tumor menggunakan gen pcDNA3.1-p27Kip1 mt dan elektroporasi kemungkinan dapat digunakan untuk terapi kanker oral.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL KULIT JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) TERHADAP PENYEMBUHAN ULKUS TRAUMATIK PADA Rattus norvegicus STRAIN WISTAR Resti Puspita Wardani; Mahmud Kholifa; Sartari Entin Yuletnawati
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi) Vol 1. No 1. 2017
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ulkus   traumatik   merupakan   inflamasi   pada   mukosa   mulut   yang disebabkan oleh perlukaan traumatik seperti perlukaan termal, kimiawi, radiasi, mekanik dan elektrik. Salah satu alternatif pengobatannya adalah dengan ekstrak etanol kulit jeruk nipis. Ekstrak etanol kulit jeruk nipis merupakan hasil maserasi kulit jeruk nipis yang memiliki zat anti-inflamasi dan membantu proses penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh serta konsentrasi  efektif  ekstrak  kulit  jeruk   nipis  terhadap  penyembuhan  ulkus traumatik pada Rattus norvegicus strain Wistar.Eksperimental  laboratorik  murni  dengan  posttest  only  control  group design digunakan dalam penelitian ini. Dua puluh empat ekor tikus Wistar diberi 1 tetes perhidrol pada mukosa bibir bawah untuk membentuk lesi ulserasi. Dua tetes ekstrak etanol kulit jeruk nipis konsentrasi 6,25%; 12,5%, 25% dan 50%, akuades sebagai kontrol negatif dan Aloclair sebagai kontrol positif diaplikasikan pada area yang sama sebanyak 2 kali sehari. Diameter akhir ulkus diukur menggunakan jangka sorong pada hari kelima.Hasil menyatakan ekstrak etanol kulit jeruk nipis telah meningkatan penyembuhan ulkus traumatik dengan p = 0.001. Konsentrasi ekstrak etanol kulit jeruk   nipis   yang   paling   efektif   ada   pada   konsentrasi   25-50%.   Sehingga disimpulkan ekstrak etanol kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) berpengaruh terhadap penyembuhan ulkus traumatik pada Rattus norvegicus strain Wistar.
Pengaruh penambahan nanokitosan cangkang kerang hijau terhadap kekerasan semen ionomer kaca: studi eksperimental Widyastuti, Noor Hafida; Ningsih, Juwita Raditya; Yuletnawati, Sartari Entin; Dewi, Listiana Masyita; Jayanti, Puji Tri
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 8, No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v8i2.54769

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Penanganan karies dapat dilakukan dengan cara restorasi. Pemilihan bahan restorasi di kedokteran gigi sangat mempertimbangkan kekerasan untuk menahan beban oklusal. Salah satu bahan yang bisa digunakan untuk restorasi adalah  Semen Ionomer Kaca(SIK). Kekurangan SIK diatasi dengan cara mencambahkan kitosan yang didapat dalam cangkang kerang hijau. Penggunaannya lebih efektif apabila dibuat dalam ukuran nano, sehingga diolah menjadi nanokitosan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan nanokitosan cangkang kerang hijau terhadap kekerasan semen ionomer kaca. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium dengan menggunakan desain penelitian posttest only control group design. Kelompok terbagi menjadi 6 kelompok. Pertama, SIK disiapkan tanpa penambahan nanokitosan sebagai kelompok kontrol (SIK Kontrol). Kelompok SIK dengan penambahan nanokitosan dibuat dengan menambahkan nanokitosan ke dalam cairan SIK dengan empat konsentrasi berbeda, yaitu 0,5%, 1%, 1.5%, dan 2%. Pengujian kekerasan permukaan dilakukan menggunakan alat Vickers microhardness tester. Beban yang digunakan pada penelitian ini yaitu HV0,05 (490,3mN) dengan lama indentasi yaitu 2 detik. Bentuk sampel berbentuk kotak dengan ketebalan 8 mm. Setiap sampel dilakukan indentasi sebesar 2 kali Hasil: Hasil rerata dan standar deviasi uji kekerasan SIK tanpa penambahan adalah 31,94 ± 3,54. Nano Kitosan mampu menambah nilai kekerasan semen ionomer kaca dengan hasil rerata dan standar deviasi sebagai berikut konsentrasi 0,5%= 51,60 ± 9,34 , 1%=91,20 ± 15,09, 1,5%,= 95,22 ± 14,12 dan 2%=117,60 ± 40,90. Hasil uji menggunakan uji One Way Anova didapatkan nilai p = 0,000 sehingga p<0,5 dan dinyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antar kelompok konsentrasi terhadap nilai kekerasan semen ionomer kaca. Simpulan: penambahan nanokitosan cangkang kerang hijau dapat meningkatkan kekerasan semen ionomer kaca.  Effect of the addition of green mussel shell nanochitosan on the hardness of glass ionomer cement: experimental studyIntroduction: Treatment of caries can be carried out through restoration. The selection of restorative materials in dentistry highly considers hardness to withstand occlusal loads. Glass Ionomer Cement is one substance that can be utilized for restoration. By including chitosan derived from green mussel shells, GIC insufficiency is remedied. It is processed into nanochitosan since its usage is maximized when it is manufactured in nanoscale. This study aims to analyze the effect of adding green mussel shell nanochitosan on the hardness of glass ionomer cement. Methods: This study used a posttest-only control group design in a laboratory setting. Six groups are formed from the group. First, as a control group (GIC Control), GIC was made without the addition of nanochitosan. The GIC liquid was supplemented with nanochitosan at four distinct concentrations: 0.5%, 1%, 1.5%, and 2%, to create the GIC group with the addition of nanochitosan. A Vickers microhardness tester was used to test the surface hardness. HV0.05 (490.3 mN) was the load employed in this study, and the indentation time was set at two seconds. The sample has an 8 mm thickness and a box-like form. Every sample was indented twice. Results: The GIC hardness test with no additives had a mean result and standard deviation of 31.94 ± 3.54. The hardness value of glass ionomer cement can be increased by nanochitosan, with the average outcomes and standard deviation as follow: Concentration: 1.5% = 95.22 ± 14.12, 1% = 91.20 ± 15.09, 2% = 117.60 ± 40.90, and 0.5% = 51.60 ± 9.34. The One-Way Anova test showed a significant difference between the concentration groups in the hardness value of glass ionomer cement, with p = 0.000, meaning that p <0.5. Conclusion: The addition of green mussel shell nanochitosan can increase the hardness of glass ionomer cement.