Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EFISIENSI TEKNIS PERKEBUNAN KARET RAKYAT DI SUMATERA SELATAN: ANALISIS TWO-STAGE BOOTSTRAP DEA Lina Fatayati Syarifa
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 38, Nomor 2, Tahun 2020
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v2i38.735

Abstract

Produktivitas karet yang rendah merupakan masalah yang dihadapi oleh petani karet rakyat di Sumatera Selatan, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat efisiensi produksi dan mengidentifikasi faktor-faktor (determinan) yang memengaruhi efisiensi yang terkait dengan produksi karet rakyat di Indonesia. Kegiatan survei dilakukan di Sumatera Selatan, dengan menganalisis 380 petani sampel yang dipilih melalui prosedur pengambilan sampel acak bertingkat. Two-stage bootstrap DEA digunakan untuk mengestimasi tingkat efisiensi teknis dan determinannya menggunakan data cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor efisiensi teknis yang menggunakan bootstrap DEA rata-rata lebih rendah (0,764) dibandingkan skor DEA konvensional (0,802). Namun demikian, skor efisiensi yang dikoreksi bias (bootstrap DEA) masih dalam kisaran interval kepercayaan, yang menunjukkan bahwa skor efisiensi DEA konvensional terlalu tinggi. Hasil regresi terpotong (the truncated regression) menunjukkan bahwa pengalaman berkebun karet dan sistem sadap yang digunakan petani berpengaruh signifikan terhadap efisiensi teknis usaha tani karet.
STUDI KOMPARASI MODEL PARAMETRIK DAN NON-PARAMETRIK DALAM ESTIMASI EFISIENSI TEKNIS PERKEBUNAN KARET RAKYAT DI SUMATERA SELATAN Lina Fatayati Syarifa
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 38, Nomor 2, Tahun 2020
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v2i38.736

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi efisiensi teknis yang menggunakan teknik parametrik dan non-parametrik dikarenakan kedua metode tersebut masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan analisis komparasi di antara tiga metode analisis yaitu Stochastic Frontier Analysis (SFA), Data Envelopment Analysis (DEA), dan Bootstrap DEA terhadap data dari 380 petani karet di Sumatera Selatan. Hasil analisis stochastic frontier menunjukkan bahwa rata-rata skor efisiensi teknis dari kebun sampel adalah 0,72, yang menunjukkan bahwa rata-rata kebun karet sampel dalam penelitian ini tidak sepenuhnya efisien. Sedangkan hasil dari data envelopment analysis (DEA) yang tidak memperhitungkan randomness menunjukkan bahwa estimasi efisiensi teknis rata-rata sebesar 0,80, yang menunjukkan bahwa estimasi efisiensi teknis yang dihasilkan dari analisis DEA ​​terlalu tinggi. Kelemahan model DEA tersebut dapat diatasi dengan menerapkan model Bootstrap DEA. Pada analisis Bootstrap DEA, efisiensi teknis rata-rata berkurang menjadi 0,76, yang lebih mendekati nilai efisiensi teknis rata-rata SFA. Hal ini dikarenakan bootstrap DEA dapat menghasilkan interval kepercayaan dan estimasi efisiensi DEA dengan bias yang terkoreksi. Perbedaan kinerja di antara ketiga model-model ini dapat dikaitkan dengan asumsi bahwa perkiraan efisiensi teknis dengan pendekatan non-parametrik DEA hanya bergantung pada efek inefisiensi petani, sedangkan perkiraan efisiensi teknis dengan pendekatan parametrik (SFA) bergantung pada inefisiensi petani dan faktor lain di luar kontrol petani.
ANALISIS RISIKO DAN INEFISIENSI PADA PRODUKSI PERKEBUNAN KARET RAKYAT DI SUMATERA SELATAN: APLIKASI MODEL COBB-DOUGLAS Lina Fatayati Syarifa
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 39, Nomor 1, Tahun 2021
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v39i1.748

Abstract

Di Indonesia, khususnya di Sumatera Selatan, produksi karet dicirikan oleh adanya risiko yang menyebabkan variabilitas dalam produksi karet. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat efisiensi perkebunan karet dalam mengestimasi kehilangan produksi akibat risiko produksi dan inefisiensi pada karet rakyat di Sumatera Selatan. Penelitian dengan metode survei dilaksanakan di Sumatera Selatan. Pada penelitian ini, pengambilan sampel sebanyak 380 petani dilakukan dengan metode acak sederhana bertingkat. Dengan menganalisis data cross-sectional, model parametrik Cobb-Douglas digunakan untuk mengestimasi tingkat efisiensi dan risiko produksi, serta menentukan faktor-faktor yang memengaruhi inefisiensi secara simultan. Hasil analisis menggunakan model Cobb-Douglas dengan komponen risiko menunjukkan bahwa tingkat efisiensi teknis pada sampel perkebunan dalam penelitian ini mencapai 0,74, yang mengindikasikan bahwa produksi karet pada kebun dalam studi ini belum efisien. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel pupuk berpengaruh nyata secara negatif pada tingkat kepercayaan 5% dalam hubungannya dengan model risiko produksi, yang artinya pupuk merupakan input yang dapat menurunkan risiko produksi. Sebaliknya, input tenaga kerja memberikan efek positif terhadap model risiko produksi, mengindikasikan bahwa tenaga kerja merupakan input yang dapat meningkatkan risiko produksi. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa variabel penyuluhan, pengalaman berkebun karet, sistem penyadapan dan bahan tanam klonal yang digunakan memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan inefisiensi pada produksi karet rakyat. Skor efisiensi teknis menunjukkan bahwa produksi karet rakyat masih dapat ditingkatkan sebesar 26%, dengan cara menurunkan efek risiko dan inefisiensi dalam proses produksi.
POTENSI MODEL USAHA PEREMAJAAN KARET RAKYAT DI SUMATERA SELATAN Lina Fatayati Syarifa; Dwi Shinta Agustina; Iman Satra Nugraha; Aprizal Alamsyah
Warta Perkaretan Vol. 40 No. 2 (2021): Volume 40, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.wp.v40i2.806

Abstract

Strategi peremajaan karet rakyat ini dipandang perlu mengingat luasnya areal karet rakyat yang sudah tua/rusak, serta banyaknya areal tanaman menghasilkan (TM) yang kondisinya juga sudah tidak layak sadap. Kondisi ini menyebabkan upaya-upaya peremajaan karet rakyat harus segera dipercepat. Kajian ini dibuat untuk menganalisis strategi peremajaan karet rakyat yang arahnya lebih dititikberatkan pada upaya pemberdayaan masyarakat perkebunan secara optimal, sehingga nantinya dapat dibuat model-model usaha peremajaan yang dapat diterapkan dalam upaya mempercepat peremajaan karet rakyat. Dengan melihat potensi luasnya areal karet-karet tua dan rendahnya tingkat adopsi bahan tanam klonal, maka wilayah-wilayah yang dapat dijadikan sasaran prioritas untuk dilaksanakan program peremajaan karet di Sumatera Selatan yaitu Kabupaten Musi Rawas Utara (5.571 ha), Kabupaten Musi Rawas (4.014 ha), Kabupaten Musi Banyuasin (4.014), Ogan Komering Ilir (2.603 ha), OKU Timur (2.265 ha), Ogan Komering Ulu (1.588 ha), Banyuasin (1.893 ha), dan Muara Enim (2.308 ha). Upaya peremajaan karet dengan menerapkan teknologi maju secara swadaya sebenarnya telah dilakukan oleh sebagian petani. Namun pada pelaksanaannya masih berjalan lambat karena petani memiliki keterbatasan, antara lain: kekurangan modal, ketidaktersediaan sarana produksi seperti bibit unggul dan pupuk, serta kurangnya pengetahuan teknis. Dapat diidentifikasi potensi sumber dana internal dari petani dan dana eksternal dari pihak luar yang dapat membiayai peremajaan, antara lain: penjualan hasil tanaman intercropping, bantuan CSR migas/perusahaan swasta, kemitraan dengan perusahaan kayu karet, serta bantuan pemerintah. Dari analisis kelayakan finansial, semua pilihan skenario model usaha peremajaan karet rakyat dapat dikategorikan layak untuk diusahakan. Apabila di suatu wilayah tidak tersedia pabrik kayu karet, tanaman hasil intercropping tidak bisa dijual, dan apabila tidak terdapat perusahaan-perusahaan yang potensial mengeluarkan dana CSR untuk membiayai peremajaan karet rakyat, maka diperlukan peran pemerintah daerah yang tinggi di wilayah tersebut untuk menyediakan bantuan peremajaan bagi karet rakyat.