Andri Prima
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STUDI KELAYAKAN KEEKONOMIAN PADA PENGEMBANGAN LAPANGAN GX, GY, DAN GZ DENGAN SISTEM PSC DAN GROSS SPLIT William William; Trijana Kartoatmodjo; Andri Prima
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2017 Buku I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.2125

Abstract

Sejak pertama kali minyak bumi Indonesia ditemukan tahun 1880-an di Langkat,Sumatera Utara, berbagai fenomena industri migas telah terjadi. Sempat berjaya tahun1977 dan 1995 dengan produksi minyak sekitar 1,5 juta barrel per day (bpd), saat inihanya berproduksi hampir setengahnya atau sekitar 800 ribu bpd. Di usia yang telah lebihdari 130 tahun, cadangan migas relatif stagnan dengan kecenderungan menurun.Rendahnya kegiatan eksplorasi menjadi penyebab utama. Seringkali penawaran wilayahkerja migas tidak laku atau nyaris tak laku. Seperti yang terjadi pada tahun 2015 dan 2016lalu. Hulu migas Indonesia mulai jenuh, perlu di-reformasi. Mulai dari hal yang palingmendasar, yaitu Production Sharing Contract (PSC). Tahun 1960-an, Indonesia menjadipelopor penerapan PSC cost recovery bagi negara lain. Indonesia dapat dikatakansebagai pencipta PSC tersebut. Seolah mengulang sejarah, tahun 2017 ini PemerintahIndonesia menciptakan PSC model baru. PSC skema gross split dengan model yangbelum pernah ada di dunia ini diciptakan melalui Peraturan Menteri Energi dan SumberDaya Mineral (ESDM) Nomor 8 Tahun 2017 tentang Kontrak Bagi Hasil gross split.Berbeda dengan PSC cost recovery, split antara Pemerintah dengan kontraktor padaPSC gross split ditetapkan diawal. Dari gross revenue langsung di-split antara Pemerintahdengan kontraktor. PSC ini juga sangat adil bagi Pemerintah dan kontraktor. Splitkontraktor dapat bertambah, juga mungkin berkurang, sesuai dengan kekhususanlapangan migas yang