Edi Sumarsono
Pascasarjana Universitas Merdeka Malang dan HOGSI Malang Jl. Terusan Raya Dieng No.59 Malang, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Faktor Organisasi yang Mempengaruhi Pelaksanaan Audit Maternal Prita Muliarini; Edi Sumarsono
Journal of Management and Business Review Vol 18, No 2 (2021): Special Issue Konferensi Nasional Riset Manajemen XI, 2021
Publisher : Research Center and Case Clearing House PPM School of Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34149/jmbr.v18i2.279

Abstract

Maternal audits are part of a change in health care organizations. However, complicated and rigid bureaucracy resulting in difficulties for the organization to accept change without clear and convincing scientific evidence. The maternal mortality remains high, indicating that the maternal audit is not optimal. Often audit recommendations are not implemented so that the expected changes do not occur. This study aims to find suboptimal organizational aspects in the implementation of audits to encourage all parties to collaborate in sustainable, targeted and planned changes. This is a qualitative research with a narrative review approach using secondary data from the previous seven articles. Articles were analyzed to find various obstacles and constraints on maternal audit, and then categorized based on the context of organizational behavior, namely individual, group and structure. This study identified complexities in maternal auditing, interrelated between individual, group and structural aspects, including problems of persecution, low cooperative behavior, and political policies. Those have a major impact on efforts to reduce maternal mortality. Therefore, it requires clinical and non-clinical interventions, as well as political, in accelerating the reduction of maternal mortality. The arrangement of policies, analysis processes, and follow-up on maternal audits must involve every element of the organization, both individuals and groups, in the organizational structure.
Case Management Untuk Pelayanan Rumah Sakit Yang Adil Dan Bermutu Prita Muliarini; Yusrizal Saputra; Edi Sumarsono
The Journal of Hospital Accreditation Vol 3 No 02 (2021): Teknik dan Hasil Penerapan Standar Akreditasi
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v0ixx.84

Abstract

Latar Belakang: Pelayanan berpusat pada pasien (patient-centered care) sebagai salah satu domain kualitas pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien melalui model pelayanan case management (CM). Pelaksanaan CM secara profesional berfungsi sebagai sarana untuk mencapai kesejahteraan dan otonomi klien, meningkatkan pengalaman perawatan individu, meningkatkan kesehatan populasi, dan mengurangi biaya perawatan. Pentingnya akuntabilitas dan transparansi dalam pelayanan kesehatan masyarakat serta menghargai hak pasien semakin menekankan perlunya CM. Namun, pelaksanaan CM di rumah sakit (RS) masih belum mempunyai pengaturan yang jelas dalam produk hukum yang telah ada. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dasar hukum pelaksanaan CM di fasilitas kesehatan dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif, dengan pendekatan statute approach dan conceptual approach. Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier yang berasal dari peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan tata kelola RS dan praktik kedokteran di Indonesia. Data dianalisis secara kualitatif dengan penarikan kesimpulan secara deduktif. Hasil: Dalam peraturan perundang-undangan, pelayanan kesehatan secara paripurna meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dapat dicapai melalui kesinambungan perawatan (continuum of care) secara terkoordinasi dan bersifat kolaboratif, seperti yang terdapat dalam proses CM. Penghargaan hak pasien yang disebutkan dalam peraturan perundangan dapat terwujud melalui pendekatan kemitraan kolaboratif yang berpusat pada klien dan responsif terhadap budaya, preferensi, kebutuhan, dan nilai-nilai yang diyakini pasien. Belum ditemukan sumber hukum terkait case manager dan CM sebagai subjek dan objek hukum di Indonesia. Kesimpulan: Case management dalam patient-centered care merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang menjunjung tinggi hak pelayanan kesehatan seperti partisipasi, akuntabilitas, non-diskriminasi, transparansi, menjunjung martabat manusia, pemberdayaan, dan berdasarkan peraturan hukum. Pelaksanaan CM membutuhkan regulasi berupa peraturan perundang-undangan sebagai sumber hukum yang menaungi proses CM dan case manager di Indonesia.
Perubahan Perilaku Pelayanan Anestesi Dan Bedah Di Rumah Sakit Pada Era New Normal Di Kota Makassar Leo Prawirodihardjo; Prita Muliarini; Shila Rubianti; Hana Salna; Edi Sumarsono
The Journal of Hospital Accreditation Vol 3 No 02 (2021): Teknik dan Hasil Penerapan Standar Akreditasi
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v3i2.89

Abstract

Latar Belakang: Pelayanan kesehatan moderen sedang dihadapkan pada situasi yang mencekam, yaitu dengan pandemi severe acute respiratory syndrome corona virus 2 (SARS-CoV-2). Pembedahan sebagai salah satu pelayanan emergensi dan elektif di Rumah Sakit (RS) juga harus menyesuaikan kondisi pandemi, karena dapat menjadi area berisiko tinggi transmisi infeksi saluran pernapasan serta dapat mempercepat dan memperparah progresivitas penyakit. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi standar dan elemen penilaian Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) dalam Standard Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1.1 yang memerlukan pengembangan dalam perubahan perilaku pelayanan anestesi dan bedah di RS di masa new normal pasca pandemi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data dikumpulkan melalui in-depth interview pada informan yang ditentukan secara snow-ball sampling. Partisipan berasal dari enam RS di Makassar yang berjumlah 30 orang, terdiri atas dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis anestesi, dokter spesialis bedah, dokter umum, perawat kamar operasi, dan perawat/bidan di unit rawat inap. Analisis data dilaksanakan melalui pendekatan latent analysis, peneliti melakukan interpretasi secara ekstensif untuk menemukan makna teks yang mendasarinya. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil: Terdapat tiga konteks utama yang perlu dibenahi selama masa pandemi dan new normal, yaitu alur pasien dan petugas, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), dan metode skrining untuk pasien. Seluruh responden menyatakan bahwa alur pasien dan petugas masih sama seperti masa sebelum pandemi sehingga harus dipisahkan, penggunaan APD yang standar sudah tepat dan benar namun belum ada evaluasi rutin terkait kepatuhan penggunaan APD, serta masih belum jelas metode skrining pasien yang baku, efisien, dan efektif. Kesimpulan: Diperlukan perubahan perilaku dalam menerapkan alur pelayanan pasien di kamar operasi, penggunaan APD yang sesuai standar. Diperlukan penetapan metode skrining pasien yang jelas demi melindungi tenaga kesehatan dan lingkungan RS. Diperlukan sosialisasi secara intensif dan berkelanjutan kepada para pasien tentang pentingnya dan asas manfaat dari standar operasional prosedur yang diterapkan pada masa pandemi dan new normal.