Mochamad Aleq Sander
Medical Faculty, University Of Muhammadiyah Malang Bendungan Sutami St. 188A Malang Telp 0341-552442, Fax 0341-582060

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

RUPTUR LIEN AKIBAT TRAUMA ABDOMEN: BAGAIMANA PENDEKATAN DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAANNYA Sander, Mochamad Aleq
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 14, No 1 (2018): JUNI 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.172 KB) | DOI: 10.22219/sm.Vol14.SMUMM1.6646

Abstract

Salah satu organ kita yang paling sering mengalami cedera pada suatu trauma tumpul pada daerah perut atau torakskiri bagian bawah adalah lien. Penyebab utamanya adalah cedera langsung atau tidak langsung yang menyebabkan laserasikapsul lien dan avulsi pedikel lien sebagian atau menyeluruh. Pada trauma lien yang perlu diperhatikan adalah adanya tandatandaperdarahan yang memperlihatkan keadaan hipotensi, syok hipovolemik, dan nyeri abdomen pada kuadran atas kiri dannyeri pada bahu kiri karena iritasi diafragma.Perdarahan lambat yang terjadi kemudian pada trauma tumpul lien dapat terjadi dalam jangka waktu beberapa hari sampaibeberapa minggu setelah trauma. Untuk menentukan diagnosis trauma tumpul maka diperlukan anamnesis adanya riwayattrauma abdomen bagian kiri bawah, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, yang menunjukkan tanda-tanda traumatumpul dengan ruptur lien.Kami melaporkan dua buah kasus ruptur lien akibat trauma tumpul abdomen. Keduanya adalah korban kecelakaan lalu lintasdan masih tergolong usia muda atau produktif. Pada kedua pasien dilakukan tindakan operasi berupa laparotomi eksplorasidansplenectomy karena didapatkan tanda-tanda syok hipovolemik dan nyeri hebat di daerah abdomen.Kata kunci : trauma tumpul abdomen, laserasi kapsul lien, avulsi pedikel lien, syok hipovolemik, iritasi diafragma, splenectomy.
KONSEP BARU DALAM PENANGANAN SEPSIS PADA PASIEN BEDAH: APLIKASI KLINIS BERDASARKAN ILMU PENGETAHUAN DASAR Aleq Sander, Mochamad
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 7, No 1 (2011): Januari 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2764.027 KB) | DOI: 10.22219/sm.v7i1.1081

Abstract

Angka morbiditas dan mortalitas peritonitis umum sekunder yang merupakan sepsis intraabdominal masih tetap tinggi bila dilihat pada laporan-laporan baik dimancanegara ataupun di Indonesia sejak dua dekade terakhir ini. Angka kematian peritonitis yang disertai syok septik rata-rata di dunia sampai saat inipun lebih dari 60%, bila telah disertai dengan lebih dari empat gagal fungsi organ, angka kematiannya mendekati 100%. Tindakan pencegahan atau terapi suportif awal terhadap gagal fungsi organ, ternyata mampu menurunkan angka kematian. Upaya perbaikan keadaan umum dan pencegahan agar jangan terjadi septik syok dan terjadinya gagal multi-fungsi organ melalui tindakan resusitasi perioperatif yang optimal, merupakan faktor yang sangat menentukan dalam upaya memperbaiki prognosis. Kata kunci: sepsis, gagal multi-fungsi organ, resusitasi perioperatif.
PROFIL PENDERITA KANKER PAYUDARA STADIUM LANJUT BAIK LOKAL MAUPUN METASTASIS JAUH DI RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG Sander, Mochamad Aleq
Farmasains : Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 2 (2011): Oktober 2010 - Maret 2011
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.575 KB) | DOI: 10.22219/far.v1i2.1168

Abstract

Breast cancer represent one of the most second malignancy of the woman after cervix cancer. In Indonesia estimated ±100 new case per 100.000 population every year, meaning more or less 200.000 new case every year to all cancer type. While for the breast cancer ± 23.140 new case every year. If breast cancer found in early stage, it has high life expectancy, ranging from 85-95%. But actually 70-90% patient came to hospital after their disease were hard and advanced stage. Cancer medication at advanced stage was very difficult and its result very dissatisfactory. The aim of research is to know the epidemiology, clinical symptom, diagnosis, therapy, prognosis. Descriptive study with retrospective design. Total sampling was all outpatient in oncology deparment of Hasan Sadikin Hospital of Bandung with advanced stadium of breast cancer from January 2003 up to December 2008. 164 eligible respondens who had age below 35 yo 28 (17.1%) and above 35 yo 136 (82.9%). Average of menarche 11.77 yo. Location of right breast cancer 78 (47.6%), left 82 (50%), and both 4 (2.4%). A lot of stadium was T4bNoMx that is 18 (11%). Chest x-ray, laboratory, and USG were the most diagnostic procedure often used that is 19 (11.6%). The most common therapy was BE+VC+RM that is 17 (10.4%). The prognosis was healing 20 (12.2%),  not/not yet healed 30 (18.3%), not control 110 (67.1%), and who control in the other place 4 (2.4%). Conclusion was mostly diagnosis of breast cancer according to anatomy pathology, chest x-ray, laboratory, and ultrasonografi. A lot of breast cancer location was left side. Excision biopsy, and followed by radical mastectomy were the most therapy procedure. Therapy evaluation to assess the level of healing was difficult because most patient did not conduct the control after therapy.
ANTIBIOTIKA RASIONAL DALAM ILMU BEDAH Sander, Mochamad Aleq
Farmasains : Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2012): Januari
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.161 KB) | DOI: 10.22219/far.v2i1.1160

Abstract

Utilizing of antibiotics to cure operation infection actually not differ from gift antibiotics in general. The difference was antibiotic treatment be addition therapy after surgery. The aim of antibiotics treatment was prevent or cure infection by reducing or eliminating bacteria until human body can handle this pathogenic organism.
STRUMA MULTI NODOSA NON TOKSIKA INTRATHORAKAL Apa pilihan approach operasinya? Haruskah dilakukan Median Sternotomy? Sander, Mochamad Aleq; CS, Fina
Farmasains : Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 2 (2011): Oktober 2010 - Maret 2011
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.01 KB) | DOI: 10.22219/far.v1i2.1513

Abstract

Mochamad Aleq Sander, dr., M.Kes., SpB., FinaCSFakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah MalangJl. Bendungan Sutami 188A Malang 65145e-mail: aleq.sander@yahoo.comblog: bedahunmuh.wordpress.comAbstractIntrathoracal non toxic multi nodular struma is lumpy enlargement of thyroid glandwithout hypothyroidism that extend from cervical thyroid gland into thoracal cavity. Accordingto anatomy location of thyroid, their name were substernal, retrosternal, mediastinal,intrathoracal, plunging, anterior and posterior mediastinal, and aberrant mediastinal. Theorigin of blood supply of mediastinal struma was inferior thyroidea artery, especially casesfrom aorta, subclavia artery, internal mammary artery, or ima thyroidea artery. According toStudy got that seven patients with mediastinal struma had intrathoracal blood supply directly.Surgery could cervical approach and/or thoracotomy according to anatomic location andtype of intrathoracal struma.Keywords: intrathoracal strumaAbstrakStruma multi nodosa non toksika intratorakal adalah pembesaran kelenjar tiroid yang tampakberbenjol-benjol tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme yang mengalami ekstensi kearahinferior dari kelenjar tiroid servikal hingga masuk ke dalam rongga thoraks. Jaringan tiroidyang berada di rongga toraks diberi nama sesuai tempat anatominya yaitu substernal, retrosternal,mediastinal, intrathorakal, plunging, anterior dan posterior mediastinum, serta mediastinumaberrant. Suplai darah untuk struma mediastinum biasanya dari arteri tiroidea inferior, padakasus tertentu suplai darah dapat berasal dari aorta, arteri subklavia, arteri mamaria interna,atau dari arteri tiroidea ima. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari tujuh orang yang mengalamistruma mediastinum ternyata memiliki sumber perdarahan langsung dari intrathorakal. Tindakanoperasinya bisa melalui cervical approach dan/atau thoracotomy, hal ini tergantung dari lokasianatomis dan tipe struma intratorakal yang diderita oleh pasien.Kata kunci: struma intratorakal
STUDI KASUS TUMOR GANAS PADA TESTIS: KOMPLIKASI KRONIS KRIPTOKISMUS Aleq Sander, Mochamad
Jurnal Keperawatan Vol 3, No 2 (2012): Juli
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.865 KB) | DOI: 10.22219/jk.v3i2.2593

Abstract

STUDI KASUS TUMOR GANAS PADA TESTIS: KOMPLIKASI KRONIS KRIPTOKISMUSCase Study Carcinoma Testis: Complication of CryptorchismusMochamad Aleq SanderFakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Bendungan Sutami 188A Malang 65145 No. telp. 081322479012 e-mail: aleq.sander@yahoo.com ABSTRAKTumor testis ganas (seminoma) berasal dari sel germinal atau jaringan stroma testis. Tumor ini mempunyai derajat keganasan tinggi, tetapi dapat sembuh bila diberi penanganan adekuat. Penyebab keganasan ini salah satunya adalah kriptorkismus dimana pada kasus ini testis tidak turun ke dalam skrotum sehingga timbul trauma termis kronis yang memicu terjadinya degenerasi maligna. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menunjukkan bahwa kriptorkismus yang dibiarkan dalam jangka waktu lama dapat berubah menjadi tumor testis ganas. Metode penelitian adalah studi kasus dengan melakukan tindakan operasi berupa orchidectomy kepada dua orang pasien dengan keluhan benjolan di lipat paha kanan. Hasil pemeriksaan patologi anatomi sediaan tumor menunjukkan suatu seminoma. Kesimpulan dari studi ini adalah bahwa komplikasi lanjut dari penderita kriptorkismus adalah transformasi ganas dari testis akibat inflamasi kronik di luar skrotum.Kata kunci: seminoma, kriptorkismus, orchidectomy, transformasi ganasABSTRACTTesticle tumor (seminoma) origin from germinal cell or testicle stroma. This tumor had high degree of malignancy, but can recover when be given adequate treatment. The one of etiology of maliganancy was cryptorchismus which testicle couldn’t down into the scrotum, then it had chronic thermal injury of testicle that could lead malignant degeneration. The aim was chronic cryptorchismus can changed tobe testicle malignant tumor. The research method is case study was orchidectomy for two patient with chief complain of tumor in right inguinal. The result of pathology was seminona. Conclusion of this study was complication of chronic cryptorchismus could lead malignant transformation of testicle because of chronic inflammation.Keywords: seminoma, cryptorchismus, orchidectomy, malignant transformation.
KASUS SERIAL RUPTUR LIEN AKIBAT TRAUMA ABDOMEN: BAGAIMANA PENDEKATAN DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAANNYA Aleq Sander, Mochamad
Jurnal Keperawatan Vol 4, No 1 (2013): Januari
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2116.888 KB) | DOI: 10.22219/jk.v4i1.2377

Abstract

KASUS SERIAL RUPTUR LIEN AKIBAT TRAUMA ABDOMEN: BAGAIMANA PENDEKATAN DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAANNYA Serial cases rupture of spleen due to abdominal trauma: How to diagnose and the treatment? Mochamad Aleq SanderFakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah MalangJalan Bendungan Sutami 188A Malang 65145 e-mail: aleq.sander@yahoo.comABSTRAKSalah satu organ kita yang paling sering mengalami cedera pada suatu trauma tumpul pada daerah perut atau toraks kiri bagian bawah adalah lien. Penyebab utamanya adalah cedera langsung atau tidak langsung yang menyebabkan laserasi kapsul lien dan avulsi pedikel lien sebagian atau menyeluruh. Pada trauma lien yang perlu diperhatikan adalah adanya tanda-tanda perdarahan yang memperlihatkan keadaan hipotensi, syok hipovolemik, dan nyeri abdomen pada kuadran atas kiri dan nyeri pada bahu kiri karena iritasi diafragma. Perdarahan lambat yang terjadi kemudian pada trauma tumpul lien dapat terjadi dalam jangka waktu beberapa hari sampai beberapa minggu setelah trauma. Untuk menentukan diagnosis trauma tumpul maka diperlukan anamnesis adanya riwayat trauma abdomen bagian kiri bawah, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, yang menunjukkan tanda-tanda trauma tumpul dengan ruptur lien. Kami melaporkan dua buah kasus ruptur lien akibat trauma tumpul abdomen. Keduanya adalah korban kecelakaan lalu lintas dan masih tergolong usia muda atau produktif. Pada kedua pasien dilakukan tindakan operasi berupa laparotomi eksplorasi dan splenectomy karena didapatkan tanda-tanda syok hipovolemik dan nyeri hebat di daerah abdomen.Kata kunci: trauma tumpul abdomen, laserasi kapsul lien, avulsi pedikel lien, syok hipovolemik, iritasi diafragma, splenectomy.ABSTRACTOne of our organs most frequently injured in blunt trauma to the abdomen or thorax bottom left is a lien. The main cause is the direct or indirect injury that causes a laceration splenic capsule and pedicle avulsion or partial lien. In trauma lien to note is the presence of signs of bleeding that showed hypotensive, hypovolemic shock and abdominal pain in the left upper quadrant and left shoulder pain due to irritation of the diaphragm. Slow bleeding that occurs later in blunt splenic trauma can occur within a few days to a few weeks after the trauma. To determine the required diagnosis of blunt trauma history a history of abdominal trauma bottom left, a physical examination, and investigation, which showed signs of blunt trauma with splenic rupture. We reported two cases of splenic rupture due to blunt abdominal trauma. Both are victims of a traffic accident and is still relatively young age or productive. In two patients underwent surgery in the form of exploratory laparotomy and splenectomy as found signs of hypovolemic shock and severe pain in the abdominal area.Keywords: abdominal blunt trauma, lacerations of the spleen capsule, splenic pedicle avulsion, hypovolemic shock, irritation of the diaphragm, splenectomy
PROFILE OF COLO-RECTAL CANCER AT HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG Sander, Mochamad Aleq
Jurnal Keperawatan Vol 3, No 1 (2012): Januari
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jk.v3i1.1048

Abstract

Colo-rectal cancer represent one of the most third malignancy in the world and second caused of death in US. In Indonesia amount of colo-rectal cancer was sequence to 10 (2.75%) after others cancer (cervix, breast, lymph, skin, nasofaring, ovarium, soft tissue, and thyroid). Key success in treatment of this cancer was that they found in early stage and followed curative therapy. Unfortunately in Indonesia they came after advanced stage and they had low survival. Colo-rectal cancer need multimodalities and in Indonesia not yet found uniformity in approach of therapy. The aim of research is to know the epidemiology, clinical symptom, diagnosis, therapy, prognosis. Descriptive study with retrospective design. Total sampling was all outpatient in digestive department of Hasan Sadikin Hospital of Bandung with colo-rectal cancer from January 2005 up to December 2008. 163 eligible respondens who had age below 40 yo 19 (11,7%) and above 55 yo 61 (37,4%). Female 89 (54,6%). Rectum was the most location that is 115 (70.6%). A lot of stadium was Dukes B2 that is 33 (20,2%). The most clinical manifestation was defecate blood that is 76 (46,6%). Adenocarcinoma well differentiated was the most common type of histology that is 93 (57,1%). Miles Procedure was 21 (12.9%) and hemicolectomy and colostomy were 19 (11,7%). The prognosis was healing 90 (55,2%), not yet healed 24 (14,7%), not control 38 (23,3%), and who control in the other place 2 (1,2%). Conclusion: mostly of colo-rectal cancer was found in fifth decade. A lot of cancer location was rectum and adenocarcinoma as a type of histology. Dukes B2 and defecate blood had most proportion, blood excision biopsy, and followed by radical mastectomy were the most therapy procedure. Miles procedure was the most common therapy in rectal cancer.
APENDISITIS AKUT: BAGAIMANA SEHARUSNYA DOKTER UMUM DAN PERAWAT DAPAT MENGENALI TANDA DAN GEJALA LEBIH DINI PENYAKIT INI ? Aleq Sander, Mochamad
Jurnal Keperawatan Vol 2, No 1 (2011): Januari
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3157.419 KB) | DOI: 10.22219/jk.v2i1.479

Abstract

Apendisitis akut adalah salah satu kasus kegawatdaruratan di bidang abdomen dengan keluhan utama nyeri perut kanan bawah yang menetap dan sernakin bertambah nyeri. Keluhan awal penyakit ini hampir rnenyerupai keluhan gastritis yaitu nyeri di ulu hati yang kemudian berpindah dan menetap di perut kanan bawah. Diagnosis ditegakkan dengan mengenal tanda dan gejala penyakit ini sejak dini untuk menghindari perburukan dan apendisitis akut menjadi apendisitis perforasi yang menimbulkan peritonitis. Metode penghitungan skor dengan melihat tanda dan gejala berdasarkan Alvarado score sangat membantu para dokter umum dan perawat yang bertugas dibaris terdepan dan pelayanan kesehatan masyarakat untuk menegakkan diagnosis apendisitis akut dan segera melakukan rujukan ke rumah sakit yang terdapat spesialis bedah untuk dilakukan pengangkatan apendiks. Penatalaksanaan apendisitis akut sampai sekarang adalah berupa appendectomy yang dapat dilakukan dengan teknik minimal invasive yaitu laparoskopi ataupun bedah terbuka. Kata kunci : apendisitis akut
PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI ORAL TERHADAP KEJADIAN Fibrodenoma Mammae DI RUMAHSAKIT ANGKATAN DARAT BRAWIJAYA SURABAYA PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2014 Wahyuningsih, Yuanita; Sander, Mochamad Aleq; Suharto, dr
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 12, No 2 (2016): DESEMBER 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.238 KB) | DOI: 10.22219/sm.v12i2.5266

Abstract

Fibroadenoma mammae merupakan tumor jinak, konsistensi solid, berbentuk bulat, terasa nyeri saat menstruasi, yang berasal dari salah satu lobulus payudara. Penggunaan kontrasepsi oral dapat menyebabkan terjadinya tumor jinak payudara dan fibroadenoma mammae. Mengetahui pengaruh penggunaan kontrasepsi oral terhadap angka kejadian fibroadenomamammae di Rumah Sakit Angkatan Darat Brawijaya Surabaya Periode 1 Januari – 31 Desember 2014.Penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling  dengan besar sampel sebanyak 30 sampel. Data yang diambil meliputi usia dan penggunaan kontrasepsi oral. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji korelasi kontingensi. Hasil penelitian didapatkan 30 pasien fibroadenoma mammae yang juga menggunakan kontrasepsi oral. Pasien dengan usia terbanyak 26-30 tahun (14 pasien; 46,7%). Pasien yang menggunakan kontrasepsi oral tunggal (13 orang; 43,3%) dan kontrasepsi oral kombinasi (17 orang; 56,7%). Uji korelasi kontingensi didapatkan nilai p signifikan (<0,05) yang berarti terdapat pengaruh penggunaan kontrasepsi oral terhadap angka kejadian fibroadenomamammae di Rumah Sakit Angkatan Darat Brawijaya Surabaya.Terdapat pengaruh yang bermakna pada penggunaan alat kontrasepsi oral terhadap angka kejadian fibroadenoma mammae.Kata kunci : Usia, kontrasepsi oral, fibroadenoma mammae.