This Author published in this journals
All Journal Sari Pediatri
Budi Santosa
Bagian Ilmu Kesehatan anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbedaan Frekuensi Defekasi dan Konsistensi Tinja Bayi Sehat Usia 0–4 Bulan yang Mendapat Asi Eksklusif, Non Eksklusif, dan Susu Formula Noverita Rochsitasari; Budi Santosa; Niken Puruhita
Sari Pediatri Vol 13, No 3 (2011)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp13.3.2011.191-9

Abstract

Latar belakang. Pola defekasi masa bayi sangat bervariasi, sehingga diperlukan data pola defekasi normalpada bayi yang mendapat ASI atau susu formula.Tujuan. Untuk mengetahui adanya perbedaan frekuensi defekasi dan konsistensi tinja bayi sehat umur 0–4bulan yang mendapat ASI eksklusif, non eksklusif, dan susu formula.Metode. Penelitian observasional longitudinal, prospektif, metode time series. Dilakukan di RSUP Dr.Kariadi,RS Kota Semarang, dan RS St Elizabeth Semarang. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi diamati padausia 0–4 bulan. Sampling dengan purposive random, dikelompokkan sesuai dengan jenis diet (ASI ekslusif,non ekslusif, dan susu formula). Frekuensi defekasi adalah jumlah berapa kali defekasi/hari selama tiga hariterakhir. Konsistensi tinja adalah tingkat kepadatan atau bentuk tinja sesuai American baby stool form, dicatatpada hari pertama, ketiga dan ketujuh, bulan pertama sampai keempat. Analisis statistik menggunakan UjiChi square, Kruskal Wallis, dan Friedman.Hasil. Subjek terdiri dari 73 bayi.Terdapat perbedaan bermakna rerata frekuensi defekasi pada ketigakelompok ASI eksklusif, non- eksklusif, dan susu formula pada hari ketiga (p=0,05), ketujuh (p=0,00),bulan ketiga (p=0,01) dan keempat (p=0,01), namun tidak bermakna pada hari pertama (p=0,293), bulanpertama (p=0,30), dan kedua (p=0,19). Terdapat penurunan bermakna frekuensi defekasi bayi ASI eksklusifdari bulan pertama sampai keempat (p=0,00). Terdapat perbedaan bermakna konsistensi tinja hari pertama(p=0,028) ketiga (p=0,005), ketujuh (p=0,00) bulan pertama sampai keempat masing-masing (p=0,00), tidakterdapat hubungan bermakna frekuensi defekasi dengan konsistensi tinja pada hari pertama (p=0,405), bulanpertama (p=0,059),dan kedua (p=0,068). Terdapat hubungan bermakna frekuensi defekasi dengan konsistensitinja pada hari ketiga (p=0,041), ketujuh (p=0,00), bulan ketiga (p=0,013), dan keempat (p=0,049).Kesimpulan. Rerata frekuensi defekasi bayi kelompok ASI eksklusif pada bulan pertama lebih tinggidibandingkan kelompok lain. Terdapat perbedaan frekuensi defekasi pada ketiga kelompok bayi sehat padahari ketiga, ketujuh, bulan ketiga, dan keempat Terdapat perbedaan konsistensi tinja pada ketiga kelompok.Terdapat hubungan frekuensi defekasi dengan konsistensi tinja pada hari ketiga, ketujuh, bulan ketiga, dankeempat.
Pengaruh Suplementasi Seng dan Probiotik Terhadap Kejadian Diare Berulang Hani Purnamasari; Budi Santosa; Niken Puruhita
Sari Pediatri Vol 13, No 2 (2011)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp13.2.2011.96-104

Abstract

Latar belakang. Angka kesakitan diare pada balita di negara berkembang masih tinggi. Pada beberapa penelitian terbukti efek seng dan probiotik masing masing dalam mencegah diare dapat menurunkan angka kejadian. Namun pemberian secara bersamaan belum banyak diketahui. Tujuan.Membuktikan pengaruh suplementasi seng dan probiotik secara bersamaan pasca perawatan diare akut pada anak terhadap kejadian diare berulang.Metode. Penelitian kohort prospektif lanjutan Studi I “Pengaruh suplementasi seng dan probiotik terhadap durasi diare akut cair anak”, selama 3 bulan. Subjek adalah 75 anak usia 6-24 bulan pasca rawat diare akut cair di RS Dr. Kariadi Semarang. Pengelompokkan dilakukan secara acak menjadi 4 kelompok, kelompok I hanya mendapat terapi baku tanpa suplementasi, kelompok II mendapat suplementasi seng, kelompok III diberikan suplementasi probiotik, dan kelompok IV kombinasi seng-probiotik. Setiap kelompok mendapat terapi baku, rehidrasi, dan dietetik. Uji statistik menggunakan analisis kesintasan untuk mengetahui kejadian diare berulang, uji Kruskal Wallis untuk perbedaan frekuensi dan lama diare.Hasil. Kelompok suplementasi seng- probiotik bersamaan memiliki rerata survivaldiare berulang terlama yaitu 10,94 minggu (CI 95% 9,24 -12,65), dibanding kelompok lainnya, meskipun secara statistik tidak berbeda bermakna (p=0,892). Frekuensi maupun lama diare berulang keempat kelompok pada bulan pertama, kedua dan ketiga pasca suplementasi secara statistik tidak berbeda bermakna.Kesimpulan. Pemberian suplementasi seng- probiotik bersamaan berpengaruh dalam memberikan rerata perlindungan terhadap terjadinya diare berulang lebih lama. Tidak terdapat perbedaan bermakna dalam rerata survivaldiare berulang, lama dan frekuensi diare berulang di antara keempat kelompok.